China Berupaya Meningkatkan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi

Desanomia [18.3.2025] Pemerintah China mengumumkan “rencana aksi khusus” pada hari Minggu untuk mendorong konsumsi domestik, dengan berbagai kebijakan yang mencakup peningkatan pendapatan masyarakat, pengurangan beban ekonomi, serta subsidi untuk layanan penitipan anak.

Langkah ini diambil untuk menghadapi penurunan daya beli masyarakat akibat berbagai faktor, termasuk gangguan ekonomi pascapandemi COVID-19 serta kemerosotan sektor properti yang berkepanjangan. Faktor-faktor ini telah menghambat belanja rumah tangga, memicu tren deflasi, serta memperlambat pemulihan ekonomi domestik.

Menurut laporan dari Dewan Negara China, kebijakan ini disampaikan kepada seluruh wilayah dan departemen untuk “secara aktif meningkatkan konsumsi, memperluas permintaan domestik di berbagai sektor, meningkatkan kapasitas belanja dengan menaikkan pendapatan, serta mengurangi beban ekonomi masyarakat.”

Meningkatkan Daya Beli di Tengah Lemahnya Permintaan Global

Pengumuman ini muncul hanya seminggu setelah Perdana Menteri China, Li Qiang, menyampaikan laporan kerja kepada Kongres Rakyat Nasional. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya meningkatkan belanja rumah tangga sebagai cara untuk menekan dampak lemahnya permintaan global terhadap ekspor China.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China selama ini sangat bergantung pada ekspor dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, dengan melemahnya permintaan global dan berbagai hambatan perdagangan internasional, para pemimpin China menyadari bahwa mengandalkan ekspor saja tidak cukup. Oleh karena itu, pemerintah kini berusaha memperkuat pasar domestik agar dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Untuk mencapai tujuan tersebut, rencana ini mencakup berbagai langkah guna meningkatkan pendapatan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Salah satu kebijakan yang diusulkan adalah reformasi perumahan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani. Dengan kondisi ekonomi yang lebih stabil, diharapkan masyarakat akan lebih percaya diri dalam membelanjakan uang mereka, sehingga membantu merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Namun, meskipun cakupan kebijakan ini cukup luas, laporan tersebut tidak memberikan rincian mengenai alokasi sumber daya yang konkret untuk mendukung pemerintah daerah dalam mengimplementasikan kebijakan ini secara efektif.

Kebijakan Subsidi dan Perlindungan Pekerja

Sebagai bagian dari strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemerintah juga menyoroti perlunya membangun sistem subsidi bagi layanan penitipan anak. Akses terhadap penitipan anak yang lebih baik diharapkan dapat mendukung keluarga muda dan meningkatkan tingkat kelahiran, yang saat ini menjadi perhatian besar bagi pemerintah akibat penurunan angka kelahiran yang signifikan di China.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk:

  • Meningkatkan fleksibilitas kerja, memungkinkan pekerja memiliki lebih banyak opsi dalam menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadi.
  • Membuka layanan rawat jalan khusus anak pada malam hari di rumah sakit umum, sehingga keluarga memiliki lebih banyak pilihan dalam mengakses layanan kesehatan bagi anak-anak mereka.
  • Mendorong layanan penitipan anak berbasis komunitas dan perusahaan, agar fasilitas ini lebih mudah diakses oleh keluarga pekerja.

Pemerintah juga menekankan pentingnya menjamin hak-hak pekerja, termasuk memastikan bahwa hari libur dan cuti tahunan yang dibayar benar-benar diberikan. Selain itu, perusahaan didorong untuk memberikan lebih banyak cuti pendek, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan produktivitas jangka panjang.

Dalam aspek kesejahteraan sosial, pemerintah berencana untuk meningkatkan standar subsidi keuangan bagi dana pensiun dasar bagi warga perkotaan dan pedesaan. Ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi populasi yang semakin menua, yang menjadi tantangan besar bagi China dalam beberapa dekade mendatang.

Dampak pada Pasar Saham dan Pariwisata

Dalam rencana ini, pemerintah juga menyinggung perlunya menstabilkan pasar saham, meskipun tidak memberikan rincian spesifik mengenai bagaimana dan kapan langkah-langkah tersebut akan diterapkan. Pasar saham China telah mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa tahun terakhir, yang sebagian besar dipengaruhi oleh krisis sektor properti, perlambatan ekonomi, serta kebijakan pemerintah yang ketat terhadap sektor teknologi dan finansial.

Selain itu, pemerintah juga mengusulkan inisiatif untuk meningkatkan pariwisata, termasuk dengan memperluas jumlah negara yang warganya dapat mengunjungi China tanpa visa. Langkah ini bertujuan untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional, yang diharapkan dapat meningkatkan sektor jasa dan ekonomi lokal, terutama setelah industri pariwisata mengalami pukulan besar akibat pandemi COVID-19.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun rencana ini menunjukkan komitmen pemerintah China dalam mendorong konsumsi domestik, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu kendala utama adalah rendahnya kepercayaan konsumen, yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi serta lemahnya pasar tenaga kerja.

Selain itu, banyak analis menilai bahwa rencana ini masih kurang dalam hal kebijakan stimulus langsung. Meskipun ada berbagai inisiatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, belum ada langkah konkret seperti pemberian insentif tunai langsung atau pemotongan pajak, yang dapat memberikan dampak lebih cepat terhadap daya beli masyarakat.

Namun, jika kebijakan ini diterapkan dengan baik, China berpotensi mempercepat pemulihan ekonominya dengan mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi besar-besaran, serta membangun pasar domestik yang lebih kuat dan berkelanjutan. (NJD)

Sumber: Reuters

Link: https://www.reuters.com/world/china/china-looks-boost-consumption-amid-consumer-squeeze-2025-03-16/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *