Apa Itu Tarif?

Desanomia [21.3.2025] Dengan situasi global belakangan ini mungkin ada yang mempertanyakan apa itu tarif yang tengah ramai dibicarakan? Tarif merupakan suatu jenis pajak yang dikenakan oleh suatu negara terhadap barang impor di perbatasan negara tersebut. Secara historis, tarif digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan pendapatan tambahan. Akan tetapi, tarif juga merupakan cara bagi pemerintah untuk melindungi produsen domestik. Sebagai alat proteksionis, tarif meningkatkan harga barang impor. Oleh karenanya, konsumen mungkin akan memilih untuk membeli barang domestik yang relatif lebih murah.

Dalam perekonomian global saat ini, banyak produk yang dibuat di suatu negara, namun bagian-bagiannya diperoleh dari negara lain. Atau produk ini mungkin telah dirakit di luar negeri. Sebagai akibatnya, tarif dapat memengaruhi harga produk yang dibuat di negara tempat dibuatnya produk maupun yang diimpor dari negara lain.

Banyak ekonom berpendapat bahwa tarif menciptakan distorsi pasar yang dapat merugikan konsumen domestik dalam jangka panjang. Tarif juga dapat menyebabkan perang dagang jika mitra dagang memberlakukan tarif balasan, sesuatu yang sedang kita lihat belakangan ini.

Proses penetapan tarif melibatkan kombinasi masalah ekonomi, politik, dan strategis. Pemerintah terlibat dalam negosiasi yang rumit dan pertimbangan timbal balik dengan mitra dagang. Tarif ini juga dapat digunakan sebagai alat politik untuk mengelola hubungan antar negara.

Lalu bagaimana cara tarif bekerja? Tarif digunakan untuk membatasi impor dengan meningkatkan harga barang dan jasa yang dibeli dari negara lain. Hal ini membuat barang tersebut kurang menarik bagi konsumen domestik. Terdapat dua jenis tarif:

  • Tarif spesifik dikenakan sebagai biaya tetap berdasarkan jenis barang. Sebagai contoh tarif sebesar $1.000 pada mobil.
  • Tarif ad valorem, yakni pajak yang dihitung berdasarkan nilai suatu barang atau properti, seperti properti real estat atau properti pribadi. Frasa Latin ad valorem berarti “berdasarkan nilai”. Sebagai contoh10% dari nilai kendaraan.

Alasan Adanya Tarif

Pemerintah dapat memberlakukan tarif untuk meningkatkan pendapatan atau melindungi industri domestik—terutama yang baru berkembang—dari persaingan asing. Dengan membuat barang-barang yang diproduksi di luar negeri menjadi lebih mahal, tarif dapat membuat alternatif yang diproduksi secara domestik lebih menarik.

Pemerintah yang menggunakan tarif untuk menguntungkan industri tertentu seringkali melakukannya untuk melindungi perusahaan dan lapangan kerja. Tarif juga dapat digunakan sebagai perpanjangan dari kebijakan luar negeri: Mengenakan tarif pada ekspor utama mitra dagang adalah cara untuk memanfaatkan pengaruh ekonomi.

Namun demikian, Tarif dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Diantaranya:

  • Tarif dapat membuat industri domestik menjadi kurang efisien dan inovatif karena mengurangi persaingan.
  • Tarif dapat merugikan konsumen domestik karena kurangnya persaingan cenderung meningkatkan harga.
  • Tarif juga dapat menimbulkan ketegangan dengan menguntungkan industri tertentu atau wilayah geografis tertentu dibandingkan yang lain.
  • Ketika digunakan untuk menekan negara saingan, hubungan dapat berkembang menjadi siklus pembalasan yang tidak produktif, yang terkadang dikenal sebagai perang dagang.

Sebagai contoh, tarif yang dirancang untuk membantu produsen di kota-kota mungkin merugikan konsumen di daerah pedesaan yang tidak mendapatkan manfaat dari kebijakan tersebut dan kemungkinan akan membayar lebih mahal untuk barang-barang yang diproduksi.

Pengaruh dari Tarif

Seperti yang dapat dilihat di atas, tarif dapat mempengaruhi konsumen, bisnis, dan perkembangan ekonomi negara. Namun mana yang paling terpengaruh?

Konsumen dengan Pendapatan Rendah

Tarif seringkali memiliki dampak yang regresif, mempengaruhi konsumen berpendapatan rendah secara tidak proporsional. Karena tarif menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal, individu dengan kemampuan finansial terbatas, yang biasanya menghabiskan persentase lebih tinggi dari pendapatan mereka untuk kebutuhan dasar, mungkin akan menanggung beban yang lebih berat dibandingkan orang lain.

Usaha Kecil

Usaha-usaha, terutama yang bergantung pada bahan impor yang dikenakan tarif, menghadapi tantangan signifikan, seperti konsekuensi dari meningkatnya biaya. Usaha kecil memiliki keterbatasan yang berbeda dibandingkan perusahaan besar; keterbatasan ini bukan hanya seberapa banyak uang yang mereka hasilkan, tetapi seberapa besar pengaruh yang mereka miliki terhadap kebijakan ekonomi.

Negara Berkembang

Tarif yang lebih tinggi dapat menghambat integrasi negara-negara berkembang ke dalam perekonomian global dan membatasi akses mereka ke pasar internasional yang berpotensi menghambat perkembangan ekonomi. Negara-negara dengan sumber daya yang lebih sedikit ini mungkin tidak memiliki kemampuan untuk membeli barang tertentu untuk di konsumsi.

Persepsi Akan Tarif

Berkaca pada keadaan perekonomian global yang lebih mengarah pada pasar saat ini, penggunaan tarif mendapatkan banyak reputasi buruk. Para ekonom berpendapat bahwa tarif merugikan perekonomian dan konsumen. Sebagai contoh, Tarif Smoot-Hawley, tarif yang dikeluarkan pada tahun 1930-an dapat dianggap memperburuk keadaan Depresi Besar. Tarif ini dikeluarkan dalam upaya untuk memperkuat perekonomian AS selama Depresi Besar. Kongres mengesahkan Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley, yang meningkatkan tarif pada produk pertanian dan barang-barang manufaktur yang masuk ke Amerika Serikat.

Sebagai balasan, negara-negara lain yang juga menderita dari kesulitan ekonomi, menaikkan tarif pada barang-barang Amerika, sehingga menyebabkan perdagangan global terhenti. Oleh karena tarif pada era tersebut, ekonom memperkirakan bahwa perdagangan dunia secara keseluruhan turun sekitar 66% dari 1929 hingga 1934.

Sejak saat itu, pembuat kebijakan di kedua belah pihak cenderung menghindari penggunaan hambatan perdagangan seperti tarif. Mereka lebih memilih kebijakan pasar bebas yang memungkinkan negara-negara untuk mengkhususkan diri dalam industri tertentu dan mendorong efisiensi optimal. Disini, pendekatan lebih atau kurang laissez-faire terhadap perdagangan AS tetap berlaku setelah Perang Dunia II, hingga pemilihan Presiden Donald Trump pada tahun 2016.

Trump adalah salah satu presiden yang berbicara terbuka mengenai ketidaksetaraan perdagangan dan ancaman tarif ketika dia bersumpah untuk mengambil sikap tegas terhadap mitra dagang internasional, terutama China. Dia mengklaim bahwa ini akan membantu para pekerja kelas menengah Amerika yang terdampak oleh apa yang dia sebut sebagai praktik perdagangan yang tidak adil.

Selain tarif pada impor dari China, pemerintahan Trump juga mengenakan pajak pada produk-produk yang dibuat di Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa (UE), antara lain. Beberapa dari tarif ini kemudian dibatalkan oleh pemerintahan Biden. Akan tetapi, Presiden Biden tidak pernah menghapus tarif pada barang-barang China yang dikenakan oleh Trump. Bahkan, di akhir masa jabatannya, Biden justru meningkatkan tarif tersebut.

Contoh Tarif dan Reaksi Ekonom

Perbincangan tentang tarif berkembang selama pemerintahan pertama Presiden Trump sebagai bagian dari kebijakan ekonominya, yang dikenal dengan “America First.” Kebijakan ini berfokus pada proteksionisme Amerika, yang biasanya berarti lebih banyak tarif.

Tarif pertama yang dikenakan pada 2018 adalah pada panel surya 30% dan mesin cuci 20%, yang meningkat menjadi 50% dua tahun kemudian. Robert Lighthizer, yang saat itu menjabat sebagai Perwakilan Perdagangan AS, mengumumkan bahwa setelah berkonsultasi dengan Komite Kebijakan Perdagangan dan Komisi Perdagangan Internasional AS, Trump memutuskan bahwa “peningkatan impor barang-barang mesin cuci dan sel surya serta modulnya adalah penyebab substansial dari kerugian serius bagi produsen domestik. Kemudian pemerintahan Trump mengenakan tarif pada aluminium impor. Setelah itu, tarif 25% dikenakan pada semua baja impor, ditambah dengan tarif 10% pada aluminium dari banyak negara.

Terlihat di sini adalah bahwa banyak dari negara-negara ini adalah mitra dagang utama dan merupakan sekutu AS. Mereka tidak senang dengan tarif tambahan ini. Sebagai balasan, Uni Eropa mengeluarkan daftar 10 halaman tentang tarif pada barang-barang AS, mulai dari sepeda motor Harley-Davidson hingga bourbon.

Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters, tarif pemerintahan Trump diterima dengan sangat buruk oleh para ekonom. Hampir 80% dari 60 ekonom yang disurvei percaya bahwa tarif pada impor baja dan aluminium justru akan merugikan perekonomian AS. Sisanya percaya bahwa tarif tersebut akan memiliki dampak yang kecil atau bahkan tidak berdampak sama sekali. Secara keseluruhan, tidak ada satu pun ekonom yang disurvei berpikir bahwa tarif tersebut akan menguntungkan perekonomian.

Apakah pada akhirnya tarif Trump berhasil? Menurut ekonom dari berbagai lembaga pemikir nonpartisan dan bipartisan, jawabannya adalah tidak. Sebuah studi dari CNBC menemukan bahwa tarif Trump sebenarnya sangat merugikan konsumen dan setara dengan salah satu kenaikan pajak terbesar di AS dalam beberapa dekade terakhir. Peneliti juga menemukan bahwa tarif Trump menurunkan pendapatan riil pekerja Amerika dan mengurangi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Pada 2021, pemerintahan Biden berusaha untuk mengubah banyak hambatan perdagangan yang merugikan ini.

Tarif AS pada China

Kini, kekhawatiran tentang perang dagang besar-besaran antara AS dan China tampaknya terbukti ketika pemerintahan Trump pertama kali memberlakukan lebih banyak tarif pada China. Tarif ini diberlakukan setelah Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) merilis hasil penyelidikan Bagian 301 tentang praktik perdagangan China. Laporan sepanjang sekitar 200 halaman tersebut menyoroti penggunaan kebijakan industri preferensial oleh China untuk mendukung perusahaan-perusahaan China secara tidak adil, diskriminasi terhadap perusahaan asing, dan pengabaian terhadap hak kekayaan intelektual.

Sebagai tanggapan terhadap apa yang ia sebut sebagai praktik perdagangan tidak adil dari China, Trump memberlakukan tarif besar-besaran pada barang-barang China senilai $34 miliar. Tarif ini menargetkan produk teknologi manufaktur, mulai dari televisi layar datar, suku cadang pesawat, perangkat medis hingga suku cadang reaktor nuklir dan mesin bergerak sendiri. China membalas tindakan ini dengan juga mengenakan tarif pada produk pertanian AS seperti daging babi, kedelai, dan sorgum.

Tarif China ini menargetkan petani Amerika dan operasi pertanian industri besar di Midwest—kelompok politik yang sama yang memilih Trump pada tahun 2016 dan, dalam teori, memiliki pengaruh terbesar terhadap kebijakan-kebijakannya. Perang dagang ini berlanjut setelah itu, dengan kedua negara meningkatkan tarif—terutama AS yang mengenakan tarif pada impor China senilai $200 miliar. Tarif ini terbukti mengurangi lapangan pekerjaan dan output ekonomi sehingga mempengaruhi perekonomian AS secara keseluruhan dan mata pencaharian masyarakat. Tarif ini juga merusak hubungan dengan negara lain, terutama sekutu-sekutu AS.

Buah Pikiran

Tarif merupakan pajak yang dikenakan oleh suatu negara terhadap barang yang diimpor dari negara lain. Tujuan utama dari tarif adalah untuk melindungi industri domestik dengan cara membuat barang impor menjadi lebih mahal, sehingga mendorong konsumen untuk membeli barang yang diproduksi di dalam negeri. Meskipun tampaknya efektif dalam melindungi produsen lokal, tarif sering kali mempengaruhi harga barang di pasar dan dapat menyebabkan inflasi.

Salah satu dampak paling jelas dari tarif adalah kenaikan harga bagi konsumen. Barang-barang impor, yang menjadi lebih mahal akibat tarif, tidak hanya mempengaruhi barang-barang mewah atau barang konsumsi tinggi, tetapi juga barang-barang pokok yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Ini tentunya menjadi beban bagi konsumen, terutama yang berpendapatan rendah. Karena konsumen dengan pendapatan rendah cenderung menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk kebutuhan pokok, kenaikan harga barang impor akan secara langsung mengurangi daya beli mereka. Oleh karena itu, tarif dapat berkontribusi pada kesenjangan ekonomi yang semakin lebar.

Selain konsumen, tarif juga menghadirkan tantangan signifikan bagi usaha kecil, terutama yang bergantung pada bahan baku atau komponen yang diimpor. Usaha kecil biasanya memiliki sumber daya yang terbatas dan kesulitan untuk menyerap biaya tambahan yang timbul akibat tarif. Mereka cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi biaya produksi karena keterbatasan dalam pengelolaan biaya dan perencanaan. Sebaliknya, perusahaan besar seringkali memiliki kapasitas untuk menyesuaikan harga atau mencari sumber bahan yang lebih murah, sehingga mereka lebih terlindungi dari dampak negatif tarif.

Mengenai kebijakan tarif yang diterapkan pada pemerintahan Trump, strategi ini mencerminkan pendekatan proteksionis yang ingin mengurangi ketergantungan Amerika Serikat pada barang-barang impor, serta mencoba mengatasi defisit perdagangan dengan negara-negara besar seperti China. Trump memberlakukan tarif pada berbagai produk, dari baja dan aluminium hingga barang-barang elektronik dan teknologi. Meskipun hal ini bertujuan untuk melindungi industri domestik dan menciptakan lapangan kerja di sektor manufaktur, dampak positif yang diharapkan banyak ekonom tidak terbukti signifikan.

Sebagian besar ekonom berpendapat bahwa tarif ini tidak memberikan dampak positif yang cukup besar untuk perekonomian AS secara keseluruhan. Meskipun ada klaim bahwa tarif bisa menguntungkan sektor manufaktur tertentu, banyak juga yang melihatnya sebagai kebijakan yang berisiko menurunkan daya saing global AS dan meningkatkan biaya produksi domestik. Akhirnya, hasil dari pemberlakuan tarif ini menunjukkan bahwa meskipun pemerintah dapat memperoleh pendapatan dari tarif, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja secara keseluruhan bisa jauh lebih merugikan dalam jangka panjang.

Meski tarif dapat menawarkan solusi jangka pendek untuk masalah perdagangan atau melindungi sektor tertentu, secara keseluruhan kebijakan tarif dapat memiliki efek samping yang merugikan ekonomi domestik. Kebijakan tarif harus dilihat dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan tidak hanya manfaat langsung bagi industri tertentu, tetapi juga dampak lebih luas terhadap konsumen, usaha kecil, dan hubungan internasional. (NJD)

Sumber: Investopedia

Link : https://www.investopedia.com/news/what-are-tariffs-and-how-do-they-affect-you/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *