sumber ilustrasi: unsplash
13 Apr 2025 12.41 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Temuan arkeologis terbaru mematahkan asumsi lama mengenai keterbatasan teknologi manusia prasejarah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa sekitar 8.500 tahun yang lalu, pemburu-pengumpul Mediterania telah berhasil menyeberangi laut terbuka sejauh lebih dari 100 kilometer untuk mencapai Pulau Malta — sekitar seribu tahun sebelum kedatangan petani pertama.
Penelitian ini mendokumentasikan pelayaran jarak jauh paling awal yang diketahui di wilayah Mediterania, terjadi jauh sebelum kapal layar ditemukan. Para peneliti menyimpulkan bahwa pelayaran tersebut kemungkinan dilakukan menggunakan kano sederhana yang dibuat dari batang kayu, menunjukkan tingkat kecakapan teknis dan navigasi yang jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Salah satu peneliti utama, Profesor Nicholas Vella dari University of Malta, memperkirakan bahwa para pelaut purba ini memanfaatkan arus laut permukaan dan angin dominan serta mengandalkan penanda alam seperti daratan, posisi bintang, dan teknik navigasi tradisional lainnya. Ia juga menambahkan bahwa dengan kecepatan rata-rata sekitar 4 kilometer per jam, para pelaut kemungkinan menghabiskan beberapa jam dalam kegelapan malam meskipun berlayar pada hari terpanjang dalam setahun.
Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Eleanor Scerri dari Max Planck Institute of Geoanthropology (MPI-GEA) bersama University of Malta. Tim peneliti melakukan penggalian di situs gua Latnija, wilayah utara Mellieħa, dan menemukan berbagai artefak seperti alat batu, sisa perapian, dan limbah makanan yang telah dimasak.
Scerri menyatakan bahwa timnya menemukan banyak sisa tulang hewan, termasuk rusa merah (Red Deer) — spesies yang sebelumnya diduga telah punah di Malta pada periode tersebut. Ia menambahkan bahwa rusa tersebut diburu dan dimasak bersama kura-kura serta burung, termasuk spesies berukuran besar yang kini telah punah.
Peneliti lain, Dr. James Blinkhorn dari University of Liverpool, menjelaskan bahwa mereka juga menemukan bukti eksploitasi sumber daya laut secara intensif. Menurutnya, sisa-sisa anjing laut, berbagai jenis ikan seperti grouper, serta ribuan gastropoda laut, kepiting, dan landak laut ditemukan dalam kondisi yang menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut telah dimasak dan dikonsumsi.
Temuan ini juga membuka kemungkinan bahwa kehadiran manusia di pulau-pulau kecil seperti Malta berkontribusi terhadap kepunahan beberapa spesies endemik. Lebih jauh, para peneliti mengindikasikan bahwa komunitas-komunitas Mesolitik di berbagai wilayah Mediterania mungkin telah saling terhubung melalui jalur pelayaran jarak jauh.
Scerri menyampaikan bahwa temuan ini memperpanjang sejarah prasejarah Malta hingga seribu tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya, dan mendorong peninjauan kembali terhadap pemahaman tentang kapasitas pelayaran serta dampak ekologis yang ditinggalkan oleh masyarakat pemburu-pengumpul di Eropa.
Buah Pikiran
Penemuan ini tidak hanya menambah satu bab baru dalam sejarah manusia, tetapi juga mengubah cara kita memandang kecakapan teknis masyarakat prasejarah. Fakta bahwa pemburu-pengumpul mampu menavigasi lautan terbuka dengan alat sederhana menunjukkan bahwa keberanian dan inovasi bukanlah ciri eksklusif peradaban modern, melainkan telah menjadi bagian dari esensi manusia sejak ribuan tahun silam.
Dengan memanfaatkan sumber daya laut dan membangun pemahaman terhadap pola alam, mereka tidak hanya bertahan hidup tetapi juga memperluas jangkauan wilayah mereka secara aktif. Temuan ini juga menjadi pengingat bahwa manusia telah sejak lama menjadi agen perubahan lingkungan, bahkan sebelum adanya pertanian atau revolusi industri. Dalam konteks saat ini, ketika perubahan iklim dan eksploitasi alam menjadi isu utama global, temuan ini memberi pelajaran bahwa setiap interaksi manusia dengan lingkungan memiliki konsekuensi jangka panjang yang bila terus dibiarkan, akan mengulang yang telah terjadi dibelakang. (NJD)
Sumber: ScienceDaily
Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2025/04/250409114713.htm