Sumber ilustrasi: freepik
6 Mei 2025 09.10 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [06.5.2025] Perubahan musim di Bumi merupakan siklus yang telah dikenal luas: ketika musim panas tiba di belahan Bumi utara, belahan selatan justru memasuki musim dingin, dan sebaliknya.
Namun pertanyaannya, apakah planet-planet lain juga mengalami musim seperti Bumi?
Para ilmuwan menegaskan bahwa planet, planet katai, hingga bulan-bulan di tata surya memang memiliki siklus musiman. Namun, pola musim tersebut bisa sangat berbeda dari musim-musim di Bumi, menurut laporan Live Science.
Untuk memahami musim di planet lain, peneliti mengkaji faktor utama yang menyebabkan musim di Bumi. Menurut Gongjie Li, astrofisikawan dari Georgia Tech, kemiringan sumbu rotasi Bumi sebesar 23,5 derajat menjadi faktor utama yang menciptakan empat musim di planet ini.
Shane Byrne, profesor ilmu planet di University of Arizona, menjelaskan bahwa ketika Bumi berada di salah satu sisi Matahari, belahan Bumi utara akan lebih dekat ke Matahari, sementara belahan selatan menjauh. Posisi ini akan berbalik enam bulan kemudian.
Mars, dengan kemiringan sumbu sekitar 25 derajat, menunjukkan variasi musim yang serupa dengan Bumi. Ini memungkinkan adanya siklus terang dan gelap permanen di kutub, tergantung pada musimnya. Namun, musim di Mars juga unik. Bukan air, melainkan es karbon dioksida atau “dry ice” yang mendominasi musim dinginnya. Material ini bahkan menciptakan pola retakan seperti laba-laba di permukaan planet.
Di sisi lain, planet-planet seperti Merkurius dan Uranus menunjukkan kekontrasan ekstrem. Merkurius nyaris tidak memiliki kemiringan, sehingga hampir tidak ada perubahan musim. Sebaliknya, Uranus yang memiliki kemiringan 90 derajat mengalami musim ekstrem dengan sinar Matahari terus menerus di musim panas dan kegelapan total di musim dingin.
Selain kemiringan, bentuk orbit juga memengaruhi variasi musim. Karena orbit planet tidak selalu melingkar sempurna, jarak antara planet dan Matahari bisa sangat bervariasi, sehingga menciptakan perbedaan musim yang tajam.
Sebagai contoh, Merkurius memiliki orbit eksentrik yang memperparah variasi musimnya. Pluto pun memiliki orbit elips ekstrem yang menyebabkan perubahan iklim tahunan yang sangat mencolok.
Lebih lanjut, dua faktor penentu musim ini, kemiringan sumbu dan bentuk orbit, juga dapat berubah seiring waktu. Byrne mencatat bahwa kemiringan Mars dulunya tidak tetap, dan pernah bervariasi antara 10 hingga lebih dari 40 derajat dalam miliaran tahun terakhir.
Model ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters tahun 2018 mengonfirmasi fluktuasi ekstrem tersebut, yang berdampak langsung pada siklus musiman planet merah itu.
Menurut Byrne, kondisi saat ini yang mirip dengan Bumi hanyalah hasil kebetulan semata dalam konteks waktu geologis Mars.
Gongjie Li menambahkan bahwa Bumi sangat beruntung memiliki sumbu rotasi yang stabil, memungkinkan siklus musim yang konsisten selama ribuan tahun. Hal ini turut mendukung stabilitas iklim yang penting bagi kelangsungan hidup.
Stabilitas tersebut diyakini menjadi kunci berkembangnya kehidupan di Bumi. Para ilmuwan kini mempelajari musim di planet-planet ekstrasurya untuk mencari kemungkinan adanya kehidupan di luar tata surya.
Buah Pikiran
Penelitian mengenai musim di planet lain mengungkap fakta penting bahwa stabilitas iklim seperti yang terjadi di Bumi bukanlah sesuatu yang umum di alam semesta. Kombinasi kemiringan sumbu rotasi yang stabil dan orbit yang relatif melingkar menjadikan Bumi tempat yang sangat ideal untuk kehidupan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai dinamika musiman di planet lain tidak hanya memperluas wawasan kita tentang tata surya, tetapi juga memperdalam rasa syukur atas keseimbangan alam yang kita miliki.
Keunikan Bumi dalam mempertahankan musim yang teratur selama ribuan tahun menjadi pengingat penting bagi manusia untuk menjaga planet ini. Saat para ilmuwan mengejar jejak kehidupan di dunia lain, pelajaran terbesar justru dapat ditemukan di rumah sendiri: bahwa kelangsungan hidup sangat bergantung pada kestabilan alam dan interaksi harmonis antara faktor-faktor planet yang saling terkait. Bagi umat manusia, menjaga keseimbangan tersebut bukan hanya pilihan, tetapi keharusan. (NJD)
Sumber: Livescience
Link: https://www.livescience.com/space/do-other-planets-have-seasons