Sumber ilustrasi: freepik
6 Mei 2025 16.20 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [06.5.2025] Pada awal tahun 2025 kita diperlihatkan keapda dinamika ketenagakerjaan yang beragam di berbagai belahan dunia, mencerminkan ketahanan sektor tenaga kerja sekaligus tantangan struktural yang membayangi. Amerika Serikat, Maroko, Spanyol, dan Provinsi Ontario di Kanada sama-sama mencatatkan perkembangan penting dalam data ketenagakerjaan mereka, namun dengan arah dan dampak yang berbeda-beda.
Di Amerika Serikat, Departemen Tenaga Kerja melaporkan penambahan 177.000 pekerjaan pada bulan April, menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja meskipun terjadi ketegangan akibat kebijakan perdagangan dan fiskal pemerintah. Tingkat pengangguran tetap rendah di angka 4,2%. Sektor-sektor seperti layanan kesehatan dan transportasi mengalami pertumbuhan signifikan, sedangkan manufaktur mengalami sedikit penurunan. Meski ekonomi menghadapi ancaman dari tarif impor dan kebijakan pemangkasan anggaran federal, banyak perusahaan masih enggan mengurangi tenaga kerja mereka dikarenakan adanya kesulitan merekrut kembali pasca pandemi.
Kendati demikian, beberapa ekonom memperingatkan bahwa dampak kebijakan perdagangan terhadap ketenagakerjaan dapat mulai terasa di paruh kedua tahun ini. Kepercayaan konsumen dilaporkan menurun selama lima bulan berturut-turut, dan kekhawatiran terhadap perlambatan belanja serta investasi perusahaan mulai muncul.
Spanyol mengalami kenaikan tingkat pengangguran menjadi 11,4% pada kuartal pertama, tertinggi dalam satu tahun terakhir. Hal ini terjadi meskipun laporan dari sektor swasta menunjukkan tingkat produktivitas yang mengesankan. Menurut survei Ricoh Europe, sebagian besar pekerja Spanyol merasa sangat produktif, dan angka ketidakproduktifan nasional hanya mencapai 4%.
Namun demikian, kehilangan pekerjaan di sektor jasa, konstruksi, dan industri menunjukkan tekanan struktural, terutama dalam industri musiman seperti pariwisata dan perhotelan. Banyak pengambil kebijakan juga menyoroti hambatan teknologi usang dan kurangnya investasi dalam perangkat lunak kolaborasi sebagai faktor penghambat produktivitas lebih lanjut.
Berbeda dari tren di Eropa, Maroko mencatat penurunan tingkat pengangguran menjadi 13,3% pada kuartal pertama 2025. Penciptaan 282.000 pekerjaan baru, khususnya di wilayah perkotaan, menjadi pendorong utama perbaikan ini. Namun, di balik angka tersebut, peningkatan signifikan dalam pekerja yang berada dalam kondisi “underemployment” menandai adanya persoalan mendasar dalam struktur pasar kerja nasional.
Sektor konstruksi dan pertanian menjadi penyumbang utama underemployment, dengan peningkatan ketidaksesuaian antara pelatihan dan pekerjaan yang tersedia. Selain itu, meskipun pengangguran formal menurun, pekerja dengan jam kerja tidak mencukupi dan pendapatan rendah mengalami lonjakan, mencerminkan tantangan dalam menciptakan pekerjaan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Di Kanada, Provinsi Ontario melaporkan peningkatan tingkat pengangguran menjadi 7%, tertinggi sejak 2014 jika tidak termasuk periode pandemi. Meskipun 55.000 pekerjaan baru berhasil diciptakan, pertumbuhan ini belum mampu mengimbangi pertambahan jumlah pencari kerja. Daerah Kitchener, Cambridge, dan Waterloo mencatat pertumbuhan tercepat berkat sektor teknologi.
Pemerintah provinsi menegaskan komitmen mereka terhadap penciptaan lapangan kerja dan menjadikan Ontario sebagai tujuan utama investasi. Rata-rata upah per jam meningkat 5,2% menjadi $36,44, jauh melampaui inflasi. Namun, penurunan pekerjaan sebesar 0,6% di kelompok usia 15–24 tahun menimbulkan keprihatinan tersendiri, dengan tingkat pengangguran pemuda mendekati 16%. Pihak oposisi menyerukan investasi yang lebih besar dalam sektor energi bersih dan strategi industri berbasis sumber daya lokal.
Buah Pikiran
Tren ketenagakerjaan global awal 2025 menunjukkan bahwa meskipun beberapa negara berhasil mempertahankan atau menciptakan lapangan kerja, kualitas dari pekerjaan yang tersedia belum tentu menjamin kesejahteraan tenaga kerja. Lonjakan underemployment di Maroko, stagnasi sektor manufaktur di Amerika Serikat, dan tingginya pengangguran pemuda di Ontario menjadi indikator bahwa keberhasilan kuantitatif tidak serta-merta mencerminkan ketahanan struktural. Ketimpangan antar sektor, kelompok usia, dan wilayah mengungkapkan adanya kerentanan mendasar dalam struktur pasar kerja yang belum ditangani secara sistematis. Hal ini diperparah oleh dinamika global seperti disrupsi teknologi, fluktuasi geopolitik, serta ketidakpastian iklim investasi yang membuat pasar tenaga kerja semakin tidak merata dalam distribusi dan aksesibilitasnya.
Sehingga dibutuhkan suatu pendekatan kebijakan yang lebih menyeluruh dan multidimensi. Upaya peningkatan keterampilan tenaga kerja, penguatan pendidikan vokasional, serta adopsi teknologi yang mendukung fleksibilitas dan kolaborasi lintas sektor harus menjadi prioritas. Selain itu, strategi ekonomi yang mendorong diversifikasi industri dan keberlanjutan lingkungan perlu diperkuat untuk menciptakan ekosistem kerja yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga layak dan inklusif secara sosial. Mengandalkan angka pengangguran semata sebagai indikator kinerja pasar tenaga kerja adalah pendekatan yang semakin usang. Ke depan, ketahanan ketenagakerjaan harus diukur berdasarkan daya pulih struktural dan kemampuannya menjawab tantangan global secara berkelanjutan. (NJD)
Sumber: Apnews, Globalnews, Moroccoworldnews, Euronews
Link: https://apnews.com/article/trump-jobs-economy-tariffs-unemployment-inflation-5f06fd466b4e05da30d1d6e5ce222790
https://globalnews.ca/news/11147418/ontario-fao-labour-market-report-2025/
https://www.moroccoworldnews.com/2025/05/197028/morocco-creates-282000-jobs-in-early-2025-unemployment-rate-drops-to-13-3/
https://www.euronews.com/business/2025/04/28/spain-tops-workplace-productivity-in-europe-while-unemployment-rises