Sumber ilustrasi: pixabay
12 Mei 2025 17.00 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [12.5.2025] Pada Senin, saham-saham sektor farmasi India mengalami tekanan signifikan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan niatnya untuk memangkas harga obat resep antara 30% hingga 80%. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran pasar, terutama karena AS merupakan pasar ekspor utama bagi industri farmasi India.
Indeks farmasi India (NIPHARM) tercatat turun sebesar 1,6%, meskipun pasar saham secara umum mengalami penguatan, dengan indeks acuan Nifty 50 (.NSEI) naik 2,5%. Penurunan saham farmasi ini mencerminkan kekhawatiran investor atas potensi kebijakan harga baru yang akan diterapkan di pasar obat Amerika.
Trump mengungkapkan rencananya untuk menandatangani perintah eksekutif pada hari yang sama, yang akan menetapkan skema harga “most favored nation” atau negara paling disukai. Kebijakan ini bertujuan agar harga obat di AS sebanding dengan negara-negara maju lainnya. Ia menyebut bahwa Amerika saat ini membayar hampir tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan negara lain untuk berbagai obat resep, namun tidak menjelaskan lebih lanjut rincian pelaksanaan kebijakan tersebut.
Saham Sun Pharma, salah satu produsen obat terbesar di India, mencatatkan penurunan terbesar sebesar 4,6%. Saham perusahaan lain seperti Zydus Life dan Cipla juga melemah, masing-masing turun 0,7%. Sementara itu, Divi’s Laboratories dan Lupin kehilangan 2% nilainya, dan Biocon mencatatkan penurunan mendekati 3%.
Analis dari Nuvama Institutional Equities, Shrikant Akolkar, menjelaskan bahwa pemangkasan harga obat secara signifikan akan berdampak besar terhadap pasar formulasi AS. Dampak langsung akan lebih terasa pada obat bermerek karena potensi kerugian jangka pendek, tetapi dalam jangka menengah, pasar obat generik pun tak akan luput karena menyusutnya potensi keuntungan dari peluncuran produk baru.
Akolkar menambahkan bahwa perusahaan farmasi India yang fokus pada produk bermerek seperti Sun Pharma, Biocon, dan Zydus Life kemungkinan akan terdampak cukup berat jika kebijakan ini diterapkan secara ketat dan menyeluruh oleh pemerintah AS.
Penting untuk dicatat bahwa AS merupakan tujuan ekspor utama bagi obat-obatan India, menyumbang hampir sepertiga dari total ekspor farmasi negara tersebut. Menurut badan perdagangan Pharmexcil yang didukung oleh pemerintah India, ekspor farmasi ke AS meningkat 16% menjadi sekitar $9 miliar pada tahun fiskal sebelumnya.
Meskipun kebijakan pemangkasan harga obat di Amerika Serikat masih dalam tahap awal dan belum memiliki rincian implementasi yang pasti, pernyataan Trump telah cukup mengguncang sentimen pasar dan menimbulkan kekhawatiran mengenai kelangsungan pertumbuhan ekspor farmasi India di masa mendatang.
Buah Pikiran
Langkah Presiden Trump dalam menyesuaikan harga obat di AS dengan standar global tentu memiliki nilai sosial yang besar, yakni memberikan akses yang lebih adil terhadap pengobatan bagi masyarakat Amerika. Namun dari perspektif perdagangan internasional, kebijakan ini membawa konsekuensi serius bagi negara-negara pengekspor obat generik seperti India.
Untuk merespons tantangan ini, industri farmasi India perlu memperkuat strategi diversifikasi pasar ekspor serta mempercepat transformasi menuju produk bernilai tambah tinggi dan bermerek. Ketergantungan pada kebijakan satu negara dengan volatilitas politik dan ekonomi tinggi dapat membahayakan stabilitas industri dalam jangka panjang. (NJD)
Sumber: Reuters