Harga Emas Menguat Ditengah Melemahnya Dolar dan Ketegangan Dagang Akibat Ancaman Tarif Trump

Sumber ilustrasi: freepik

19 Mei 2025 15.25 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [19.5.2025] Harga emas naik pada perdagangan Senin dipicu oleh melemahnya dolar Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan perdagangan global setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, kembali menegaskan ancaman tarif dari Presiden Donald Trump. Kondisi tersebut mendorong meningkatnya permintaan terhadap aset aman, termasuk emas.

Harga emas di pasar spot tercatat naik 0,7% ke level $3.223,55 per ons pada pukul 02.15 GMT. Sementara itu, kontrak berjangka emas Amerika Serikat juga mengalami penguatan sebesar 1,3% menjadi $3.228,70 per ons.

Pada hari Jumat sebelumnya, harga emas sempat anjlok lebih dari 2% dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak November tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya selera risiko pasar menyusul tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Namun, pada awal pekan ini, dolar AS melemah 0,3%, yang membuat emas yang dihargai dalam dolar lebih menarik bagi investor luar negeri yang memegang mata uang lain. Indeks dolar (.DXY) menunjukkan pelemahan, yang turut memperkuat pergerakan harga emas.

Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer, mengungkapkan bahwa pemangkasan peringkat kredit Amerika Serikat oleh Moody’s dan reaksi pasar yang cenderung menghindari risiko telah memberikan dorongan baru terhadap harga emas. Moody’s menurunkan peringkat kredit AS satu tingkat pada hari Jumat lalu karena kekhawatiran terhadap terus meningkatnya beban utang negara tersebut.

Scott Bessent dalam wawancara televisi pada hari Minggu menyampaikan bahwa Presiden Trump akan menerapkan tarif sesuai dengan ancaman yang sebelumnya disampaikan pada mitra dagang yang dinilai tidak melakukan negosiasi dengan itikad baik. Hal ini menghidupkan kembali kekhawatiran pasar akan dimulainya kembali perang dagang yang telah lama meresahkan pelaku usaha global.

Sejak masa kepresidenannya, Trump telah menerapkan pendekatan proteksionis dalam perdagangan internasional yang disebut oleh Bessent sebagai bentuk “ketidakpastian strategis”. Kebijakan tersebut telah menciptakan gejolak di pasar global, dengan investor beralih ke instrumen lindung nilai seperti emas.

Di tengah ketidakpastian tersebut, emas kembali menunjukkan performa positif. Emas selama ini dikenal sebagai aset aman yang berkinerja baik saat terjadi tekanan politik dan ekonomi global, terutama dalam kondisi suku bunga rendah.

Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat juga mendukung penguatan emas. Laporan menunjukkan bahwa indeks harga produsen mengalami penurunan yang tak terduga pada bulan April, sementara pertumbuhan penjualan ritel melambat dan inflasi konsumen berada di bawah ekspektasi pasar.

Waterer menambahkan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bisa terjadi pada bulan Juli atau September. Namun, keputusan tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh hasil negosiasi dagang yang sedang berlangsung, terutama terkait dengan kebijakan tarif Trump.

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami penguatan. Harga perak di pasar spot naik 0,5% menjadi $32,42 per ons. Platinum menguat 0,3% menjadi $990,71 per ons, dan paladium naik 0,5% menjadi $965,23 per ons.

Buah Pikiran

Fenomena kenaikan harga emas kali ini menegaskan kembali peran krusial logam mulia sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian global. Ketika pasar keuangan diguncang oleh kebijakan fiskal dan geopolitik yang tidak menentu, investor secara alami mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman. Reaksi pasar terhadap pelemahan dolar dan potensi kembalinya perang dagang menyoroti betapa sensitifnya sistem keuangan global terhadap dinamika kebijakan domestik Amerika Serikat.

Tren ini dapat dilihat sebagai alaram bagi negara berkembang untuk lebih waspada terhadap risiko eksternal. Penguatan harga emas yang dibarengi ketidakpastian global harus menjadi momentum bagi otoritas moneter untuk mengelola risiko pasar secara hati-hati, serta bagi pelaku usaha untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional terhadap fluktuasi global yang dipicu oleh kebijakan sepihak negara-negara besar. (NJD)

Sumber: Reuters

Link: https://www.reuters.com/markets/commodities/gold-rises-soft-dollar-trumps-tariff-threats-spur-safe-haven-demand-2025-05-19/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *