Emas Bumi Keluar dari Inti Bumi ke Permukaan

Sumber ilustrasi: unsplash

27 Mei 2025 08.35 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [27.5.2025] Suatu berita menarik utamanya bagi mereka yang senang dengan emas. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa inti Bumi menyimpan cadangan emas dalam jumlah sangat besar, dan perlahan-lahan, logam mulia ini naik ke permukaan melalui jalur mantel Bumi. Studi ini menggunakan analisis isotop batuan vulkanik dari bawah litosfer, dan berhasil mengidentifikasi kebocoran logam berharga, termasuk emas, dari inti Bumi ke mantel atas.

Ahli geokimia Nils Messling dari Universitas Göttingen, Jerman benar-benar terkejut ketika data pertama menunjukkan hasil ini. Dirinya mengatakan mereka secara harfiah telah menemukan emas. Penemuan ini menegaskan bahwa materi dari inti, termasuk logam mulia, mengalir ke mantel Bumi.

Meskipun manusia dapat mengakses emas dari kerak Bumi, akan tetapi jumlah yang bisa diakses tersebut ternyata hanya sebagian kecil dari total emas yang dimiliki planet ini. Lebih dari 99 persen emas Bumi diyakini tersimpan di inti logamnya, cukup untuk melapisi seluruh daratan planet ini setebal 50 sentimeter.

Fenomena ini bermula dari “bencana besi” saat Bumi masih dalam fase pembentukan: unsur-unsur berat seperti emas tenggelam menuju pusat Bumi, membentuk inti. Tambahan emas kemudian datang dari tabrakan meteorit selama miliaran tahun. Akan tetapi hingga kini belum jelas seberapa besar kontribusi inti Bumi terhadap emas di permukaan dibandingkan dengan yang berasal dari luar angkasa.

Para peneliti menggunakan isotop ruthenium, logam mulia lainnya, sebagai petunjuk mengenai emas yang ada di mantel. Isotop ruthenium dari inti sedikit berbeda dibanding yang ada di permukaan, perbedaan yang sebelumnya sulit dideteksi. Akan tetapi dengan teknik analisis terbaru, Messling dan timnya berhasil membedakannya.

Tim ini meneliti isotop ruthenium dari batuan vulkanik di Kepulauan Hawaii. Mereka menemukan kadar ruthenium-100 yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata di mantel atas—menunjukkan bahwa isotop ini berasal dari inti Bumi.

Hasil ini menunjukkan bahwa elemen-elemen siderofil—unsur logam yang menyatu ke dalam inti saat Bumi masih cair, seperti palladium, rhodium, platinum, dan emas, ikut “merembes” dari inti Bumi. Prosesnya lambat, namun signifikan dalam jangka geologi.

Penemuan ini tidak berarti emas bisa dengan mudah digali dari kedalaman 2.900 kilometer. Namun, hal ini memberikan wawasan baru tentang dinamika dalam planet kita, serta kemungkinan dinamika serupa di planet berbatu lainnya.

Matthias Willbold dari Universitas Göttingen, ahli geokimia mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan bahwa inti Bumi tidak sepenuhnya terisolasi seperti yang selama ini diasumsikan dan menambahkan bahwa volume besar material dari batas inti-mantel, hingga ratusan kuadriliun ton, dapat naik ke permukaan membentuk pulau-pulau seperti Hawaii. Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal ilmiah Nature.

Temuan ini luar biasa karena mengubah cara kita memahami komposisi dan dinamika interior Bumi. Selama ini inti Bumi dianggap “terkunci rapat,” namun nyatanya, ada aliran material aktif dari kedalaman ekstrem menuju permukaan. Ini bukan hanya membuka kemungkinan bahwa logam-logam berharga berasal dari proses internal, tetapi juga menunjukkan bahwa Bumi masih sangat dinamis dari dalam. Selain itu, temuan ini juga relevan untuk eksplorasi planet lain, jika proses serupa terjadi sebagai contoh di Mars atau planet berbatu lain, bisa jadi kita perlu mengubah pendekatan eksplorasi sumber daya di masa depan. (NJD)

Sumber: ScienceAlert

Link: https://www.sciencealert.com/earths-core-holds-a-vast-reservoir-of-gold-and-its-leaking-toward-the-surface

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *