Sumber ilustrasi: freepik
19 Juni 2025 13.20 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [19.6.2025] Ketika mengkaitkan antar dua fenomena alam, medan magnet dan oksigen terasa bukan dua hal yang langsung terbesit di benak kita. Menariknya, dari suatu penelitian terbaru mengungkap adanya hubungan kuat dan tak terduga antara medan magnet Bumi dan kadar oksigen atmosfer selama lebih dari 500 juta tahun terakhir. Studi yang dilakukan ilmuwan NASA ini menunjukkan bahwa kekuatan medan geomagnetik meningkat seiring dengan lonjakan kadar oksigen yang dimana data ini menyiratkan adanya keterkaitan mendalam antara dua aspek vital planet Bumi. Akan tetapi, apakah satu faktor memengaruhi yang lainnya atau keduanya dipengaruhi oleh proses lain yang belum diketahui masih menjadi pertanyaan terbuka.
Penemuan ini menandai pertama kalinya keterkaitan semacam itu berhasil diidentifikasi. Weijia Kuang, ilmuwan senior di NASA Goddard Space Flight Center sekaligus penulis utama studi, menyatakan bahwa medan magnet dan oksigen atmosfer mengalami peningkatan paralel sejak zaman Kambrium. Bahkan, keduanya menunjukkan lonjakan besar antara 330 juta hingga 220 juta tahun lalu. Temuan ini berpotensi merevolusi pemahaman kita tentang kondisi esensial bagi kehidupan dan tidak hanya di Bumi, namun juga di planet-planet lainnya.
Dalam wawancara bersama, Kuang dan rekannya Ravi Kopparapu menekankan pentingnya temuan ini dalam konteks pencarian kehidupan di luar Bumi. Jika benar bahwa medan magnet memengaruhi kadar oksigen, maka medan magnet menjadi indikator kunci bagi kelayakhunian suatu planet. Sebaliknya, jika oksigen memengaruhi medan magnet, maka peran geologi seperti tektonik lempeng ikut menentukan. Akan tetapi mereka juga membuka kemungkinan ketiga, yakni bahwa terdapat proses geofisika atau geokimia lain yang belum diketahui yang secara bersamaan mengatur keduanya.

Untuk mengkaji korelasi ini, tim peneliti menggunakan dua set data besar yang mencakup periode 540 juta tahun. Data pertama mencatat kadar oksigen berdasarkan indikator seperti keberadaan arang fosil, yang merupakan penanda kebakaran hutan dan oksigen yang cukup untuk memicu api. Data kedua mencatat kekuatan medan magnet berdasarkan rekaman magnetik dalam batuan kuno. Hasil analisis menunjukkan korelasi yang sangat kuat, dan salah satu hipotesis menyebutkan bahwa medan magnet dapat menghambat hilangnya molekul atmosfer dan melindungi organisme penghasil oksigen dari radiasi luar angkasa.
Sebaliknya, jika oksigen yang memengaruhi medan magnet, maka peran tektonik lempeng menjadi krusial. Proses ini mendaur ulang kerak Bumi ke dalam mantel, yang menyelimuti inti luar cair (liquid outer core) yang merupakan sumber medan magnet Bumi. Menurut Kuang, daur ulang kimiawi ini dapat memengaruhi kondisi mantel bagian bawah yang berbatasan langsung dengan inti cair (liquid core). Selain itu, karena tektonik juga memengaruhi sirkulasi unsur di permukaan Bumi, maka secara tidak langsung hal ini turut memengaruhi proses oksigenasi atmosfer. (bersambung)
Sumber: Livescience