Kafein Dapat Memperlambat Penuaan Melalui Mekanisme Seluler? (Bagian 2)

Sumber ilustrasi: Pixabay

1 Juli 2025 11.15 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Charalampos Rallis, ahli genetika dari QMUL, menyatakan bahwa aktivasi AMPK oleh kafein menunjukkan mekanisme alami tubuh untuk bertahan hidup dalam kondisi terbatas energi. Menurutnya, kafein seperti “membalikkan saklar” agar proses pertahanan sel tersebut terjadi lebih cepat dan lebih efektif.

Peneliti ini juga menguji dampak dari menghentikan jalur genetik yang diaktifkan kafein. Hasilnya, sel kehilangan efek perlindungan yang sebelumnya terlihat. Hasil ini menjadi bukti kuat bahwa jalur AMPK memegang peran penting dalam efek anti-penuaan kafein.

Lebih lanjut, studi ini menghubungkan temuan mereka dengan penelitian seputar metformin, obat diabetes yang juga diketahui bekerja melalui AMPK. Fakta bahwa dua senyawa berbeda dapat memberikan efek perlindungan melalui jalur yang sama membuka peluang eksplorasi obat baru, termasuk yang berbasis kafein.

Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa studi ini masih berada pada tahap awal dan dilakukan pada organisme sederhana. Masih diperlukan riset lanjutan pada mamalia dan manusia untuk mengetahui seberapa besar efek ini berlaku dalam tubuh manusia secara nyata.

“… mendorong kita untuk melihat kafein bukan hanya dari sisi efek jangka pendeknya, tetapi juga kontribusinya terhadap kesehatan jangka panjang.”

Akan tetapi tren dari berbagai studi menunjukkan bahwa konsumsi kafein secara moderat, seperti dari kopi atau teh, berhubungan dengan berbagai manfaat lain yang di antaranya adalah penurunan lemak tubuh, perlindungan dari penyakit jantung, serta penurunan risiko gangguan kognitif seperti demensia.

Dalam makalah ilmiahnya, para peneliti menyimpulkan bahwa aktivasi AMPK oleh kafein membuka peluang baru dalam pendekatan ilmiah terhadap perpanjangan usia sehat. Mereka menyebut bahwa karena AMPK adalah enzim yang sangat konservatif dalam evolusi lintas spesies, maka temuan ini kemungkinan besar juga relevan untuk manusia.

Penemuan ini menegaskan bahwa kafein, meski dikenal luas sebagai stimulan harian, memiliki potensi biologis yang jauh lebih besar. Selain meningkatkan kewaspadaan, senyawa ini ternyata juga berperan dalam mendukung mekanisme perlindungan sel, termasuk perbaikan kerusakan genetik dan perlambatan proses penuaan. Fakta ini mendorong kita untuk melihat kafein bukan hanya dari sisi efek jangka pendeknya, tetapi juga kontribusinya terhadap kesehatan jangka panjang.

Melalui pendekatan nutrisi dan molekuler, studi ini membuka kemungkinan baru dalam upaya menjaga kualitas hidup seiring bertambahnya usia. Meskipun riset ini masih dalam tahap awal dan perlu diuji lebih lanjut pada manusia, namun pemanfaatan kafein secara terukur dapat menjadi bagian dari gaya hidup preventif.

Secara keseluruhan, penelitian ini mendorong pemahaman baru tentang peran kafein dalam kesehatan seluler. Lebih dari sekadar pengusir kantuk, kafein mungkin merupakan komponen alami yang dapat membantu memperpanjang usia sehat. Dengan temuan ini, jalan menuju pengembangan suplemen atau terapi berbasis kafein sebagai agen anti-penuaan tampaknya semakin terbuka. (NJD)

Diolah Dari Artikel:
“Caffeine Flips a Cellular Switch That May Slow Aging, Scientists Discover”, oleh David Nield

Link: https://www.sciencealert.com/caffeine-flips-a-cellular-switch-that-may-slow-aging-scientists-discover

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *