Sumber ilustrasi: Unsplash
24 Juli 2025 14.35 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [24.07.2025] Kemajuan di bidang bioteknologi kini membuka peluang baru dalam perlindungan spesies yang terancam punah. Para ilmuwan dari berbagai lembaga internasional mengusulkan pemanfaatan rekayasa genetika sebagai bagian dari strategi konservasi, tidak hanya untuk menjaga populasi spesies, tetapi juga untuk mengembalikan keragaman genetik yang telah hilang. Pendekatan ini dinilai dapat memperkuat ketahanan spesies terhadap perubahan iklim dan penyakit baru di masa depan.
Dalam publikasi terbaru di jurnal Nature Reviews Biodiversity tanggal 18 Juli 2025, para peneliti menyampaikan bahwa teknologi yang sebelumnya digunakan dalam pertanian dan proyek de-extinction (menghidupkan kembali spesies yang punah) kini bisa disesuaikan untuk menyelamatkan spesies yang masih hidup, namun menghadapi ancaman kepunahan akibat “erosi genomik”.
Tim ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Cock van Oosterhout dari University of East Anglia dan Dr. Stephen Turner dari Colossal Biosciences, menyampaikan bahwa DNA dari koleksi museum, biobank, hingga spesies kerabat dekat dapat digunakan untuk mengembalikan gen yang hilang. Konsep ini menekankan bahwa banyak spesies saat ini telah kehilangan kemampuan alami untuk beradaptasi karena variasi genetiknya telah menyusut drastis.
Contoh paling nyata adalah burung merpati merah muda (pink pigeon) dari Mauritius. Populasinya sempat menyusut menjadi hanya sekitar 10 ekor, sebelum diselamatkan melalui program penangkaran. Kini, meski jumlahnya sudah lebih dari 600 ekor, analisis genetik menunjukkan spesies ini masih menyimpan mutasi berbahaya dan kehilangan variasi penting, membuatnya tetap berada dalam risiko kepunahan dalam 50–100 tahun ke depan jika tidak ada intervensi genetik.
Dalam artikel tersebut, tim peneliti mengidentifikasi tiga pendekatan utama untuk pengeditan gen dalam konservasi. Yang pertama adalah pemulihan variasi genetik yang hilang DNA kuno dari museum atau arsip biologis digunakan untuk memperkaya kembali kolam genetik spesies modern. Kemudian facilitated adaptation, dimana Gen dari spesies kerabat yang tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem dapat disisipkan untuk meningkatkan daya tahan spesies yang rentan. Ketiga adalah perbaikan mutasi merugikan.Populasi yang sebelumnya mengalami penyusutan drastis kerap membawa mutasi buruk. Teknologi CRISPR dapat memperbaiki mutasi tersebut dengan mengganti versi rusak dengan gen sehat dari masa lalu.
Akan tetapi para ilmuwan juga memberikan catatan kritis. Pendekatan ini masih bersifat eksperimental dan mengandung risiko seperti modifikasi gen yang tidak disengaja serta potensi penyempitan variasi genetik jika tidak diterapkan hati-hati. Oleh karena itu, mereka menyarankan agar setiap penerapan diawali dengan uji coba skala kecil dan pemantauan jangka panjang terhadap dampak ekologis dan evolusioner.
Lebih lanjut, keterlibatan masyarakat lokal, komunitas adat, dan publik secara luas juga dianggap krusial, baik dari sisi etika maupun efektivitas jangka panjang. Rekayasa genetika tidak boleh menggantikan konservasi konvensional seperti perlindungan habitat dan penangkaran, melainkan menjadi pelengkap yang memperkuat keduanya.
Kemajuan di bidang rekayasa genom membuka babak baru dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati global. Meski bukan solusi yang ajaib, namun teknologi ini menawarkan peluang yang cukup besar untuk memperpanjang harapan hidup spesies-spesies rentan, selama diterapkan dengan prinsip kehati-hatian, kolaborasi lintas disiplin, dan pendekatan etis.
Seiring tekanan terhadap ekosistem semakin besar akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia, pendekatan terpadu antara konservasi tradisional dan inovasi bioteknologi dapat menjadi fondasi masa depan konservasi yang lebih adaptif dan efektif. (NJD)
Diolah dari artikel:
“This genetic breakthrough could help thousands of species cheat extinction”
Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2025/07/250720034017.htm