Sumber ilustrasi: freepik
27 Agustus 2025 09.05 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [27.08.2025] Selama ini, pemahaman umum tentang penuaan otak identik dengan penurunan fungsi dan penyusutan volume jaringan. Korteks serebral, khususnya, dianggap menipis dan melemah seiring bertambahnya usia. Namun, sebuah studi terbaru mengungkap hasil yang mengejutkan, bahwa tidak semua bagian otak mengalami kemunduran. Beberapa lapisan di korteks somatosensorik manusia justru menunjukkan pertumbuhan, yang mengindikasikan bahwa otak tetap adaptif hingga usia lanjut.
Penelitian gabungan dari para ahli saraf di Jerman, termasuk dari German Center for Neurodegenerative Diseases dan Otto von Guericke University Magdeburg, mengarahkan fokus mereka pada korteks somatosensorik primer, bagian otak yang memproses informasi dari sentuhan. Melalui pemindaian MRI beresolusi tinggi pada 61 peserta berusia antara 21 hingga 80 tahun, tim menemukan bahwa area ini terdiri dari sejumlah lapisan jaringan yang sangat tipis, mirip tumpukan kue dadar. Masing-masing lapisan tersebut memiliki struktur dan fungsi tersendiri, yang ternyata menua dengan cara yang berbeda.
Hasil pemindaian memperlihatkan bahwa lapisan bawah korteks, yang bertanggung jawab atas modulasi rangsangan sensorik, cenderung menipis pada kelompok usia lanjut. Sebaliknya, lapisan tengah dan atas, yang berperan dalam menerima dan memproses informasi sentuhan secara langsung, justru mengalami penebalan. Temuan ini membantah asumsi bahwa seluruh bagian otak mengalami degradasi secara merata, dan membuka kemungkinan bahwa penggunaan aktif terhadap fungsi-fungsi tertentu dapat mempertahankan bahkan meningkatkan struktur otak terkait.
Fenomena penebalan lapisan tertentu ini diperkirakan terjadi karena tingginya intensitas stimulasi eksternal yang diterima lapisan tengah dan atas dari lingkungan sekitar. Lapisan tengah dianggap sebagai gerbang utama masuknya rangsangan sentuhan, sedangkan lapisan atas bertugas dalam pemrosesan lanjutan seperti koordinasi antar jari saat menggenggam objek. Karena aktivitas ini terjadi secara konstan dalam kehidupan sehari-hari, sirkuit saraf di lapisan tersebut tetap aktif, yang berujung pada peningkatan ketebalan jaringan.
Sebaliknya, lapisan bawah yang menangani pengaturan atau pengurangan intensitas sinyal, sebagai contoh ketika seseorang tidak menyadari sentuhan pakaian di kulitnya, mengalami pengurangan stimulasi, terutama di usia lanjut. Hal ini sesuai dengan prinsip “gunakan atau hilang”, yang menunjukkan bahwa fungsi otak yang jarang digunakan cenderung mengalami penurunan. Namun demikian, meski lapisan ini menipis, peneliti juga menemukan peningkatan kandungan mielin serta jumlah neuron penguat sinyal, yang mengindikasikan mekanisme kompensasi biologis.
Penemuan ini memperkuat pemahaman tentang neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Sebelumnya, neuroplastisitas dianggap lebih dominan di masa muda dan menurun drastis seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, studi ini memberikan bukti bahwa kemampuan adaptasi tersebut tetap aktif bahkan pada orang tua.
Tim peneliti menilai bahwa adaptasi struktural ini merupakan bentuk respons otak terhadap penggunaan yang berkelanjutan. Korteks mempertahankan dan memperkuat bagian yang terus-menerus digunakan, seperti saat seseorang terus berinteraksi dengan lingkungannya melalui sentuhan. Hal ini menjadi petunjuk kuat bahwa stimulasi yang tepat dapat mendorong otak untuk tetap sehat secara struktural di usia tua.
Studi ini menantang asumsi lama tentang degenerasi otak akibat penuaan dengan menunjukkan bahwa tidak semua bagian otak menurun fungsinya secara merata. Penebalan pada lapisan tertentu di korteks somatosensorik memperlihatkan bahwa struktur otak dapat bertahan dan bahkan berkembang, tergantung pada seberapa aktif bagian tersebut digunakan. Penemuan ini juga menyoroti peran penting dari stimulasi lingkungan dalam mempertahankan kesehatan otak.
Secara keseluruhan, temuan ini mengandung pesan optimistis: otak manusia tetap mampu beradaptasi dan berkembang, bahkan di usia lanjut. Dengan stimulasi yang tepat dan penggunaan aktif fungsi-fungsi sensorik, kemungkinan besar kita dapat memperlambat atau mengimbangi efek penuaan pada otak. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menggali mekanisme ini lebih dalam dan mengembangkan strategi untuk mendukung kesehatan otak sepanjang usia. (NJD)
Diolah dari artikel:
“Some Layers of Your Brain Actually Get Stronger as You Age” oleh Michelle Starr.
Link: https://www.sciencealert.com/some-layers-of-your-brain-actually-get-stronger-as-you-age