Sumber ilustrasi: Pixabay
4 September 2025 08.45 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [04.09.2025] Meskipun sekilas tampak serupa, penyu dan kura-kura memiliki sejumlah perbedaan penting yang dipengaruhi oleh habitat dan cara hidup mereka. Kedua hewan ini termasuk dalam ordo Testudines dan sama-sama dilindungi oleh cangkang, tetapi penggunaan istilah yang tepat sering kali membingungkan. Secara umum, penyu dikenal sebagai reptil yang menghabiskan sebagian besar waktunya di air, sementara kura-kura hidup di darat. Klasifikasi ini telah menimbulkan pertanyaan umum: apakah perbedaan antara penyu dan kura-kura hanya sebatas tempat tinggal, atau ada aspek lain yang lebih dalam?
Para ahli herpetologi menekankan bahwa semua kura-kura merupakan bagian dari kelompok penyu dalam pengertian ilmiah, namun tidak semua penyu dapat diklasifikasikan sebagai kura-kura. Perbedaan antara keduanya tidak hanya terletak pada lingkungan hidup, tetapi juga mencakup struktur tubuh, bentuk cangkang, kaki, hingga pola makan. Habitat telah menjadi faktor utama yang membentuk evolusi dan adaptasi masing-masing spesies ini selama jutaan tahun.
Penyu yang hidup di perairan, baik tawar maupun laut, menunjukkan ciri khas berupa cangkang yang lebih pipih. Bentuk ini diduga mempermudah mereka berenang secara efisien di danau, sungai, maupun samudera. Sebaliknya, kura-kura yang hidup di darat memiliki cangkang berbentuk kubah yang lebih menonjol. Bentuk ini tidak hanya memberikan ruang tambahan di dalam cangkang, tetapi juga membantu mereka untuk kembali ke posisi semula apabila terguling.
Selain itu, perbedaan bentuk cangkang juga berdampak pada kemampuan bertahan di habitat masing-masing. Cangkang kura-kura darat biasanya lebih kokoh dan padat sebagai perlindungan dari predator, sedangkan cangkang penyu laut dibuat lebih ringan agar menunjang kemampuan berenang jarak jauh.
Akan tetapi, tidak semua kura-kura memiliki cangkang berbentuk kubah. Sebuah spesies yang disebut kura-kura pancake dari Afrika menunjukkan pengecualian terhadap pola ini. Kura-kura tersebut memiliki cangkang yang datar, lentur, dan tidak sepadat spesies kura-kura lainnya. Cangkang fleksibel ini memungkinkan spesies tersebut untuk berlari cepat ke dalam celah bebatuan dan mengunci dirinya di sana dengan cara menggembungkan karapas.
Perbedaan antara penyu dan kura-kura juga terlihat dari struktur kaki. Penyu yang menghabiskan waktunya di dalam air memiliki kaki berselaput, bahkan sirip, yang membantu mereka berenang dengan efisien. Penyu laut, misalnya, memiliki sirip yang menyerupai dayung sehingga mampu melakukan migrasi antar benua di dalam lautan. Sementara itu, kura-kura darat memiliki kaki bulat dan pendek, serta tungkai yang kuat dan stabil untuk menopang beban cangkang berat saat berjalan di tanah kering.
Kaki kura-kura pun mengalami adaptasi spesifik sesuai habitatnya. Pada kura-kura gurun, misalnya, kaki yang lebar dan kuat membantu mereka berjalan di atas pasir dengan lebih efisien, mirip dengan cara kerja kaki unta. Adaptasi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka di lingkungan ekstrem yang kering dan panas.
Dari segi pola makan, penyu dan kura-kura juga menunjukkan perilaku berbeda. Penyu umumnya omnivora. Kemampuan berenang yang baik memungkinkan mereka berburu mangsa di air, seperti ikan kecil dan invertebrata. Sebaliknya, kura-kura darat cenderung herbivora karena kecepatan gerak mereka yang lambat di darat membatasi kemampuan untuk berburu. Meski begitu, kura-kura dapat bersikap oportunistik dan mengonsumsi daging seperti serangga atau bangkai bila tersedia.
Pengecualian juga terjadi di antara penyu, seperti penyu hijau yang sebagian besar bersifat herbivora. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pola makan berkaitan erat dengan lingkungan, faktor lain seperti usia dan spesies juga turut memengaruhi.
Dari sisi persebaran geografis, kura-kura ditemukan di hampir seluruh benua kecuali Australia dan Antartika, dan lebih banyak ditemukan di wilayah tropis atau semi-arid seperti gurun dan hutan tropis. Penyu memiliki distribusi yang lebih luas, terutama karena banyak spesies yang hidup di air. Penyu laut bahkan menjelajahi seluruh samudera dunia. Beberapa spesies penyu air tawar memiliki kemampuan unik, seperti bernapas melalui kloaka, yang memungkinkan mereka bertahan hidup di bawah permukaan air yang membeku selama musim dingin.

Penyu dan kura-kura merupakan dua kelompok reptil yang telah berkembang dengan adaptasi morfologis dan perilaku yang khas terhadap habitatnya. Perbedaan bentuk cangkang, struktur kaki, serta pola makan mencerminkan bagaimana lingkungan memengaruhi evolusi spesies selama jutaan tahun. Meskipun keduanya berasal dari kelompok hewan yang sama, kebutuhan hidup mereka yang berbeda membentuk ciri fisik dan perilaku yang kontras.
Dengan memahami perbedaan ini, masyarakat umum dapat lebih tepat dalam mengidentifikasi dan merawat kedua jenis hewan ini, terutama dalam konteks konservasi. Habitat yang semakin terancam membuat pemahaman mendalam tentang adaptasi dan kebutuhan masing-masing spesies menjadi penting dalam upaya perlindungan terhadap keragaman hayati reptil di seluruh dunia.
Diolah dari artikel:
“What’s the difference between a turtle and a tortoise?” oleh Charles Q. Choi.
Link: https://www.livescience.com/animals/turtles/whats-the-difference-between-a-turtle-and-a-tortoise