Sumber ilustrasi: Pixabay
26 Juni 2025 12.30 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [26.6.2025] Sudah menjadi pemahaman umum bahwa duduk terlalu lama dalam sehari, layaknya yang banyak dialami oleh pekerja kantoran, pelajar, dan pengguna computer, berdampak negatif bagi kesehatan. Gaya hidup sedentari dikaitkan dengan meningkatnya risiko berbagai penyakit kronis dan bahkan kematian dini. Namun, masih menjadi pertanyaan besar: seberapa banyak aktivitas fisik yang diperlukan untuk mengimbangi efek buruk dari duduk berjam-jam?
Sebuah studi besar yang dirilis tahun 2020 mencoba menjawab pertanyaan tersebut secara ilmiah. Berdasarkan hasil analisis berbagai data global, peneliti menyimpulkan bahwa sekitar 30 hingga 40 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi setiap hari sudah cukup untuk mengimbangi efek negatif dari duduk selama 10 jam. Temuan ini memberikan angka konkret yang bisa menjadi pedoman praktis bagi masyarakat luas.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa olahraga harian dengan intensitas cukup, seperti bersepeda, berjalan cepat, atau aktivitas fisik lain yang meningkatkan detak jantung dan mengeluarkan keringat, dapat secara signifikan menurunkan risiko kematian dini yang biasanya meningkat akibat waktu duduk yang lama.
Studi ini merupakan sebuah meta-analisis, menggabungkan sembilan studi besar sebelumnya yang melibatkan 44.370 orang dari empat negara berbeda. Yang membuat analisis ini semakin kredibel adalah penggunaan data objektif dari perangkat pelacak kebugaran, bukan berdasarkan laporan subjektif peserta.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa orang-orang yang melakukan olahraga selama 30–40 menit per hari dengan intensitas sedang hingga tinggi mengalami penurunan signifikan terhadap risiko kesehatan akibat duduk lama. Bahkan, dalam kelompok ini, hubungan antara lamanya duduk dan risiko kematian menjadi tidak berbeda secara signifikan dibandingkan mereka yang tidak banyak duduk.

Dengan kata lain, selama seseorang aktif secara fisik setiap hari dengan intensitas yang cukup, dampak buruk dari duduk lama dapat diimbangi. Hal ini berlaku untuk berbagai jenis aktivitas yang meningkatkan kebugaran kardiovaskular, mulai dari berkebun hingga jalan cepat, yang dalam skala besar terbukti efektif melalui pengukuran fisik dari perangkat wearable.
Penelitian ini juga diterbitkan bersamaan dengan peluncuran Panduan Global WHO tahun 2020 tentang Aktivitas Fisik dan Perilaku Sedentari, yang disusun oleh konsorsium ilmuwan dari enam benua. Dalam kesempatan tersebut, British Journal of Sports Medicine merilis edisi khusus yang memuat penelitian dan pedoman baru tersebut, menandakan pentingnya temuan ini dalam konteks kesehatan global.
Salah satu peneliti dalam tim menyampaikan bahwa semua bentuk aktivitas fisik, sekecil apa pun, tetap memiliki dampak positif, dan masyarakat tidak perlu menunggu menjadi sangat aktif untuk mulai melindungi kesehatannya dari risiko inaktivitas. (bersambung)
Diolah dari artikel:
“Scientists Revealed How Much Exercise You Need to ‘Offset’ Sitting All Day” oleh David Nield