China dan Rusia Menandatangani Kesepakatan Bangun Pembangkit Nuklir di Bulan

Sumber ilustrasi: pixabay

15 Mei 2025 08.45 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [15.5.2025] China dan Rusia memperkuat kemitraan luar angkasa mereka dengan menandatangani kesepakatan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan. Fasilitas ini akan digunakan untuk memasok energi bagi International Lunar Research Station (ILRS), sebuah proyek stasiun riset bulan yang dikerjakan bersama oleh kedua negara, dan ditargetkan selesai pada tahun 2036.

Kesepakatan ini tertuang dalam nota kerja sama yang diteken kedua negara, dan diumumkan tak lama setelah NASA mengajukan proposal anggaran 2026 yang berisiko membatalkan rencana pembangunan stasiun orbital Bulan miliknya. Langkah China dan Rusia ini pun dinilai dapat menggeser dominasi Amerika Serikat dalam arena eksplorasi luar angkasa.

Menurut Direktur Jenderal Roscosmos, Yury Borisov, pembangunan reaktor nuklir tersebut akan dilakukan secara otomatis tanpa keterlibatan manusia. Dalam wawancara tahun 2024 dengan kantor berita TASS, Borisov menyebut bahwa teknologi yang diperlukan “hampir siap,” meskipun belum ada rincian teknis yang dipublikasikan secara luas.

Dalam pengumuman resmi yang dirilis pada 8 Mei, Roscosmos menyatakan bahwa ILRS akan menjadi sarana utama untuk penelitian luar angkasa mendasar dan pengujian teknologi operasi tanpa awak dalam jangka panjang. Proyek ini juga membuka peluang kehadiran manusia secara permanen di Bulan pada masa mendatang.

ILRS dirancang sebagai pangkalan riset permanen di kutub selatan Bulan. Sejauh ini, program tersebut telah menarik 17 negara mitra, termasuk Mesir, Pakistan, Venezuela, Thailand, dan Afrika Selatan. Fondasi awal ILRS akan dibangun melalui misi Chang’e-8 yang dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2028. Misi ini juga menjadi momen pertama pendaratan manusia oleh China di permukaan Bulan.

Rencana pembangunan ILRS pertama kali diumumkan pada Juni 2021. Saat itu, China dan Rusia mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan lima roket super berat untuk mengirimkan bagian-bagian utama pangkalan tersebut antara tahun 2030 hingga 2035. Setelah struktur dasar selesai, pengembangan tambahan akan dilakukan untuk memperluas jangkauan stasiun.

Menurut Wu Yanhua, kepala perancang proyek eksplorasi luar angkasa China, stasiun tersebut akan dihubungkan dengan stasiun ruang angkasa yang mengorbit Bulan, serta dua simpul tambahan di ekuator dan sisi jauh Bulan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers tahun 2024, sebagaimana dilaporkan oleh media pemerintah Xinhua.

Tahap selanjutnya dari proyek ini akan mengarah pada pembangunan fasilitas yang lebih luas sebagai dasar misi berawak ke Mars, dan ditargetkan selesai pada 2050. Wu menjelaskan bahwa sistem energi stasiun akan bergantung pada gabungan tenaga surya, radioisotop, dan nuklir. Infrastruktur pendukung lainnya termasuk jaringan komunikasi Bumi-Bulan, jaringan komunikasi permukaan Bulan berkecepatan tinggi, serta berbagai kendaraan eksplorasi, baik tanpa awak maupun berawak.

Langkah ambisius ini mencerminkan peningkatan tajam dalam kapabilitas dan ambisi luar angkasa China. Sejak misi Chang’e-3 pada tahun 2013 yang menempatkan kendaraan penjelajah di Bulan, China terus memperluas kiprahnya di luar angkasa, termasuk melalui misi ke Mars, pengumpulan sampel dari sisi dekat dan jauh Bulan, serta pemetaan permukaannya.

Sementara itu, Amerika Serikat masih berusaha mengejar ketertinggalan melalui program Artemis, yang belakangan dilanda penundaan. Misi Artemis III, yang akan menjadi tonggak kembalinya manusia Amerika ke Bulan setelah lebih dari lima dekade, diproyeksikan meluncur pada 2027.

Namun, masa depan proyek Gateway, stasiun luar angkasa bulan milik NASA, kini berada dalam ketidakpastian setelah proposal anggaran 2026 dari pemerintahan Trump mengusulkan pembatalannya. Hal ini terjadi meskipun proyek tersebut telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pembangunan modul-modul utama.

Buah Pikiran

Langkah strategis China dan Rusia dalam membangun pembangkit nuklir di Bulan menandai pergeseran signifikan dalam geopolitik luar angkasa. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan baru sedang menata ulang tatanan dominasi eksplorasi angkasa yang selama puluhan tahun dipimpin oleh Amerika Serikat. Pendekatan jangka panjang, terstruktur, dan melibatkan banyak negara mitra menjadikan ILRS bukan hanya proyek ilmiah, tetapi juga instrumen diplomasi dan pengaruh global.

Di sisi lain, ketidakpastian yang membayangi proyek Gateway mencerminkan tantangan internal dalam menjaga keberlanjutan visi luar angkasa Amerika. Jika tak segera diatasi, hal ini bisa melemahkan posisi strategis AS dalam membentuk standar internasional, aliansi teknologi, dan norma eksplorasi ruang angkasa. Dunia kini menyaksikan transformasi besar dalam arah penguasaan luar angkasa, dan dalam perlombaan ini, konsistensi visi serta stabilitas kebijakan menjadi kunci utama. (NJD)

Sumber: Livescience

Link: https://www.livescience.com/space/the-moon/china-signs-deal-with-russia-to-build-a-power-plant-on-the-moon-potentially-leaving-the-us-in-the-dust

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *