sumber ilustrasi: Getty Images
Desanomia [7.4.2025] Ribuan orang yang merasa marah dengan kebijakan Presiden Donald Trump menggelar aksi protes di berbagai kota di seluruh Amerika Serikat pada Sabtu lalu. Aksi protes terbesar ini, yang dikenal dengan nama “Hands Off!”, menjadi simbol dari gerakan oposisi yang berusaha bangkit kembali setelah terkejut dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Trump dalam beberapa minggu pertama masa pemerintahannya.
Protes ini dilaksanakan di lebih dari 1.200 lokasi yang tersebar di 50 negara bagian. Sekitar 150 kelompok yang terdiri dari organisasi hak sipil, serikat pekerja, kelompok advokasi LGBTQ+, veteran, hingga aktivis pemilu turut berpartisipasi. Aksi ini berlangsung dengan damai, tanpa ada laporan tentang penangkapan selama peristiwa berlangsung.
Ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota besar, mulai dari Manhattan hingga Anchorage, Alaska, serta di Ibu Kota negara bagian lainnya, untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan pemerintah Trump dan juga terhadap miliarder Elon Musk yang memegang peran penting dalam kebijakan pengurangan anggaran pemerintah. Aksi ini juga melibatkan kritik terhadap kebijakan ekonomi, imigrasi, dan hak asasi manusia yang diberlakukan pemerintahan saat ini. Di Seattle, di bawah Bayangan Space Needle yang terkenal, para demonstran mengangkat spanduk bertuliskan “Fight the Oligarchy” (Melawan Oligarki), sementara di Portland, Oregon, serta Los Angeles, mereka meneriakkan slogan-slogan penolakan terhadap pemerintahan Trump sambil berbaris dari Pershing Square menuju Balai Kota.
Sebagian besar demonstrasi menyoroti kebijakan kontroversial Trump yang berencana untuk memecat ribuan pekerja federal, menutup kantor-kantor Administrasi Jaminan Sosial, serta mengurangi fungsi dan anggaran berbagai lembaga pemerintah. Kebijakan imigrasi yang lebih ketat, upaya mendeportasi imigran, serta pengurangan perlindungan bagi kelompok transgender juga menjadi sorotan. Selain itu, pengurangan dana untuk program kesehatan juga menjadi fokus protes tersebut.
Musk, yang dikenal sebagai penasihat Presiden Trump dan CEO dari perusahaan-perusahaan besar seperti Tesla dan SpaceX, telah berperan penting dalam kebijakan pengurangan anggaran. Ia juga memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, yang bertugas untuk mengurangi pengeluaran negara. Musk berargumen bahwa kebijakan tersebut dapat menghemat miliaran dolar bagi pembayar pajak Amerika. Namun, para pengkritik melihat bahwa langkah-langkah tersebut justru merugikan banyak orang, terutama mereka yang bergantung pada berbagai program sosial.
Menanggapi aksi protes ini, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa posisi Presiden Trump jelas, yakni ia akan selalu melindungi program Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid bagi mereka yang berhak. Pernyataan tersebut juga mengkritik kebijakan Partai Demokrat yang dianggapnya memberi manfaat kepada imigran ilegal, yang menurutnya dapat membebani anggaran negara dan menghancurkan program-program tersebut.
Salah satu titik protes terbesar terjadi di Washington, D.C., di National Mall, di mana Kelley Robinson, Presiden Human Rights Campaign, mengkritik perlakuan pemerintah terhadap komunitas LGBTQ+. Robinson menyatakan serangan yang mereka lihat ini bukan hanya serangan politik, namun juga serangan pribadi. Mereka berusaha melarang buku-buka mereka, mengurangi pendanaan pencegahan HIV, dan mengkriminalisasi dokter, guru, keluarga, serta kehidupan mereka.
Selain itu, para demonstran di berbagai kota seperti Boston mengangkat spanduk bertuliskan “Hands Off Our Democracy” dan “Hands Off Our Social Security,” menyerukan agar pemerintah tidak mengganggu hak-hak dasar rakyat. Wali Kota Boston, Michelle Wu, juga ikut berbicara di tengah kerumunan, menyatakan keprihatinannya tentang nilai-nilai dasar yang terancam oleh kebijakan pemerintahan saat ini.
Di Palm Beach Gardens, Florida, yang berdekatan dengan lapangan golf Trump di Jupiter, sekitar seratus orang turut serta dalam aksi protes ini. Mereka berdiri di tepi jalan, mengajak pengendara untuk membunyikan klakson sebagai bentuk dukungan terhadap protes. Salah satu demonstran, Archer Moran dari Port St. Lucie, Florida, mengatakan bahwa langkah-langkah pemerintahan Trump terhadap program Jaminan Sosial sangat merugikan banyak warga negara yang bergantung pada bantuan tersebut.
Namun, meski beberapa aksi protes sudah digelar di seluruh negeri sejak Trump menjabat, aksi pada Sabtu ini dianggap sebagai upaya pertama yang dapat menghasilkan mobilisasi besar-besaran, serupa dengan Aksi Wanita pada 2017 atau protes Black Lives Matter setelah terbunuhnya George Floyd. Di Charlotte, North Carolina, para demonstran mengungkapkan berbagai kekhawatiran mereka, mulai dari isu Jaminan Sosial, pendidikan, hingga hak reproduksi perempuan dan imigrasi. Mereka merasa bahwa kebijakan pemerintahan saat ini tidak memperhatikan suara rakyat.
Deborah dan Douglas Doherty, sepasang suami istri dari San Jose, California, yang juga ikut dalam aksi protes tersebut, mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap masa depan Amerika di bawah pemerintahan Trump. Deborah, seorang desainer grafis yang pernah terlibat dalam Aksi Wanita pada 2017, merasa khawatir karena semakin sedikit orang yang turun ke jalan menentang kebijakan Trump. Dirinya mengatakan bahwa semua kota harus menunjukkan solidaritas.
Buah Pikiran
Aksi-aksi protes ini menunjukkan betapa besar ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintahan Trump, yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil dan kelompok-kelompok yang paling rentan. Kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah dan pengurangan berbagai program sosial bisa menambah beban hidup masyarakat yang sudah kesulitan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya ketimpangan sosial.
Meskipun penting bagi pemerintah untuk memangkas pengeluaran yang tidak efisien, kebijakan yang merugikan rakyat banyak dan mengabaikan nilai-nilai dasar seperti keadilan sosial, keberagaman, dan hak asasi manusia tentu akan membawa dampak negatif jangka panjang. Oleh karena itu, pemerintah perlu lebih mendengarkan aspirasi masyarakat dan mempertimbangkan kebijakan yang lebih inklusif, yang tidak hanya mengutamakan efisiensi tetapi juga kesejahteraan seluruh rakyat Amerika. (NJD)
Sumber: apnews
Link: https://apnews.com/article/trump-musk-doge-protests-hands-off-472c574303260cbac315367cc808960d