Diet Mediterania Berpotensi Lindungi dari Penyakit Hati

Sumber ilustrasi: Pixabay

2 Juli 2025 10.00 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [02.07.2025] Diet Mediterania telah lama dipuji sebagai salah satu pola makan tersehat di dunia. Pola makan ini dikenal berfokus pada konsumsi tinggi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan ikan, serta rendah daging merah, gula tambahan, dan makanan olahan. Berbagai penelitian sebelumnya telah menghubungkannya dengan beragam manfaat, mulai dari penurunan risiko kanker, kesehatan jantung, hingga umur yang lebih panjang.

Sebuah studi baru menambahkan lagi satu manfaat penting ke dalam daftar positif diet Mediterania ini, yakni potensi perlindungan terhadap penyakit hati berlemak yang dikenal sebagai metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD). MASLD merupakan bentuk umum dari gangguan hati yang diam-diam memengaruhi sepertiga populasi global.

MASLD terjadi ketika lemak terakumulasi secara berlebihan di organ hati, yang bisa memicu inflamasi kronis, fibrosis, dan dalam kasus parah, kanker. Penyakit ini juga sangat erat kaitannya dengan obesitas, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2, kondisi-kondisi yang semakin sering ditemui akibat pola makan modern yang buruk.

Studi terbaru ini dilakukan oleh tim peneliti dari University of Rovira i Virgili di Spanyol. Mereka meninjau kembali 13 uji coba klinis dan studi sebelumnya yang melibatkan total 926 partisipan dengan diagnosis MASLD. Fokus penelitian adalah mengevaluasi dampak dari berbagai pendekatan diet terhadap indikator kesehatan hati.

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari berbagai pola makan yang diteliti, diet Mediterania menonjol dalam memberikan perbaikan pada biomarker kesehatan. Menariknya, puasa intermiten (intermittent fasting) juga menunjukkan efek positif terhadap beberapa indikator metabolik yang berkaitan dengan MASLD.

Para peneliti mencatat bahwa beberapa tanda utama penyakit hati berlemak, seperti peradangan, kadar lemak di hati, serta kontrol glikemik, menunjukkan perbaikan pada kelompok yang menjalani pola makan ini. Ini mengisyaratkan bahwa diet Mediterania berpotensi tidak hanya mengelola MASLD, tapi juga mungkin mencegah perkembangannya sejak awal.

Dalam publikasi ilmiah mereka, para peneliti menulis bahwa strategi berbasis diet Mediterania dan puasa intermiten dapat berkontribusi terhadap penurunan berat badan, peningkatan kontrol gula darah, serta penurunan inflamasi sistemik yang dimana kesemuanya merupakan faktor kunci dalam menjaga fungsi hati tetap sehat.

Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa temuan ini masih bersifat indikatif. Studi-studi yang dianalisis memang melibatkan pasien MASLD, tetapi tidak semuanya secara khusus bertujuan untuk menilai perkembangan penyakit tersebut sebagai fokus utama.

Tim peneliti mengakui bahwa korelasi antara perubahan biomarker dan perbaikan fungsi hati masih memerlukan studi jangka panjang yang lebih terfokus. Studi ini penting untuk benar-benar memahami sejauh mana intervensi diet seperti ini bisa mengubah jalannya penyakit.

Walau data langsung terkait fungsi hati masih terbatas, namun para peneliti menyebut bahwa hasil ini memberikan petunjuk awal yang kuat tentang potensi manfaat dari diet Mediterania dalam konteks pengelolaan MASLD secara klinis.

Sebagai pola makan yang telah diterapkan selama ribuan tahun, terutama di wilayah seperti Yunani dan Italia, diet Mediterania menunjukkan stabilitas dalam hal dampak jangka panjang terhadap kesehatan metabolik manusia.

Dari segi komposisi, diet ini memberikan keseimbangan makronutrien yang mendukung aktivitas antiinflamasi alami tubuh. Karena itulah, sejumlah studi sebelumnya juga telah mengaitkannya dengan penurunan tingkat keparahan penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD), kondisi yang serupa dengan MASLD.

Akan tetapi para ilmuwan tetap mengingatkan bahwa terlalu banyak variabel dalam gaya hidup seseorang, mulai dari aktivitas fisik hingga kualitas tidur, membuat kita tidak bisa menyimpulkan hubungan sebab-akibat dari satu faktor saja.

Studi ini memperkuat pandangan bahwa diet Mediterania merupakan pendekatan nutrisi yang sangat potensial dalam mencegah dan mengelola penyakit hati berlemak seperti MASLD. Selain berperan dalam mendukung fungsi hati, pola makan ini juga menawarkan perlindungan terhadap gangguan metabolik lainnya, berkat kemampuannya dalam menurunkan peradangan, menstabilkan kadar gula darah, dan menjaga berat badan ideal.

Adopsi diet ini dalam kehidupan sehari-hari relatif mudah dan praktis. Dengan mengganti makanan olahan menjadi bahan makanan utuh, menggunakan minyak zaitun sebagai sumber lemak utama, memperbanyak konsumsi ikan dan sayuran, serta mengurangi gula dan daging merah, seseorang dapat mulai membentuk pola makan yang mendukung kesehatan jangka panjang. Dengan semakin banyak bukti ilmiah yang mendukung manfaat dari diet Mediterania ini akan menambah potensi menjadikannya bagian dari pendekatan klinis dalam penanganan penyakit metabolik kronis. (NJD)

Diolah dari artikel:
“Mediterranean Diet Could Protect Against a Common Form of Liver Disease” oleh David Nield

Link: https://www.sciencealert.com/mediterranean-diet-could-protect-against-a-common-form-of-liver-disease

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *