sumber ilustrasi: unsplash
Desanomia [12.4.2025] Harga telur di Amerika Serikat kembali melonjak pada bulan lalu dan mencapai rekor tertinggi baru sebesar $6,23 per lusin. Kenaikan ini terjadi meskipun tidak ada wabah flu burung yang menyerang peternakan telur, dan meskipun harga grosir sempat menurun. Kenaikan tersebut tercatat dalam laporan terbaru Indeks Harga Konsumen yang dirilis Kamis lalu, menandakan bahwa tekanan harga terhadap konsumen dan pelaku usaha yang bergantung pada telur masih berlanjut. Permintaan telur umumnya tetap tinggi hingga perayaan Paskah, yang tahun ini jatuh pada 20 April, sehingga kemungkinan harga belum akan turun dalam waktu dekat.
Para ahli industri sebelumnya memperkirakan harga eceran telur akan menurun karena harga grosir telah mengalami penurunan signifikan pada Maret. Namun, Jada Thompson, ekonom pertanian dari University of Arkansas, menyampaikan bahwa penurunan harga grosir baru dimulai pertengahan Maret, sehingga belum berdampak signifikan pada rata-rata harga bulanan. Dirinya juga mengindikasikan bahwa toko-toko ritel belum tentu langsung meneruskan penurunan harga tersebut kepada konsumen.
Pada awal tahun, wabah flu burung menyebabkan lebih dari 30 juta ayam petelur dimusnahkan, yang mendorong lonjakan harga pada Januari dan Februari. Meskipun pada Maret hanya 2,1 juta unggas yang dimusnahkan — dan tidak satu pun berasal dari peternakan telur — dampaknya masih terasa karena proses pemulihan produksi berlangsung lambat. Thompson menyebut bahwa peternakan yang terkena wabah sebelumnya membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali beroperasi penuh. Ayam-ayam yang baru diternakkan memerlukan waktu sekitar enam bulan sebelum mulai bertelur, sehingga pasokan belum sepenuhnya pulih.
Data dari Departemen Pertanian AS menunjukkan bahwa per 1 Maret, populasi ayam petelur nasional hanya sekitar 285 juta ekor, jauh lebih rendah dari jumlah sebelum wabah yang berkisar 315 juta ekor.
Sejak awal wabah flu burung ini, lebih dari 168 juta unggas dimusnahkan, sebagian besar merupakan ayam petelur. Kebijakan pemusnahan seluruh kawanan bila ada satu unggas terinfeksi turut memperparah kondisi pasokan, mengingat satu peternakan bisa menampung jutaan ekor ayam.
Presiden Donald Trump sempat mengklaim bahwa penurunan harga grosir telur yang dilaporkan USDA adalah hasil dari kebijakannya. Dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Pertanian Brooke Rollins, ia memuji upaya kementerian dalam menstabilkan harga dan menyebut bahwa saat ini telur tersedia dalam jumlah banyak serta lebih murah. Namun para analis menilai bahwa dampak kebijakan baru presiden, termasuk penguatan pertahanan peternakan terhadap flu burung, baru akan terasa dalam jangka panjang.
Sementara itu, Departemen Pertanian telah berusaha menambah pasokan dengan mengimpor hampir 4 juta lusin telur pada Februari. Namun, ekspor justru mencapai 7,6 juta lusin karena para pedagang memanfaatkan tingginya harga. Sedangkan data pada bulan Maret belum tersedia. Thompson mengamati bahwa banyak pihak berharap harga telur turun sebagai bentuk keberhasilan kebijakan, tetapi realitasnya justru menunjukkan kerugian bagi seluruh pihak — baik konsumen, pedagang, maupun produsen.
Di sisi lain, Rollins menyampaikan bahwa kenaikan harga telur bersifat sementara. Ia merujuk pada data indeks harga konsumen yang menunjukkan penurunan harga secara keseluruhan dan memperkirakan harga telur akan mengikuti tren tersebut, terutama setelah musim Paskah berlalu. Trump juga menyatakan bahwa acara tahunan White House Easter Egg Roll akan tetap menggunakan telur asli, dan seperti biasa, lebih dari 30.000 telur disumbangkan oleh peternak untuk acara tersebut.
Berdasarkan laporan Datasembly, sebuah perusahaan riset pasar, harga telur mulai menurun sejak pertengahan Maret. Rata-rata harga turun dari $5,98 per lusin pada minggu mulai 16 Maret menjadi $5,51 pada minggu berikutnya. Akan tetapi harga tetap bervariasi di berbagai wilayah, tergantung lokasi wabah terakhir dan regulasi negara bagian. Di Walmart Richmond, California, harga telur mencapai $6,34 per lusin, sementara di Omaha, Nebraska, hanya $4,97. Perbedaan ini dipengaruhi oleh regulasi di California yang mewajibkan telur berasal dari ayam bebas kandang, sementara Nebraska tidak menerapkan kebijakan serupa.
Perusahaan Cal-Maine Foods, yang menyuplai sekitar 20% telur di AS, tengah dalam penyelidikan oleh Divisi Antitrust Departemen Kehakiman AS terkait kemungkinan praktik kartel atau manipulasi harga. Dalam laporan kuartal terbarunya yang berakhir 1 Maret, perusahaan ini melaporkan lonjakan laba bersih menjadi $508,5 juta, lebih dari tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Harga telur yang tinggi turut memengaruhi kebiasaan konsumen menjelang Paskah. Peritel kerajinan tangan Michaels melaporkan bahwa penjualan kit kerajinan telur plastik naik 20% dibandingkan tahun lalu. Meskipun penjualan biasanya memuncak mendekati Paskah, peningkatan sudah mulai terlihat sejak awal Maret. Perusahaan menyatakan bahwa stok kit telur kerajinan mereka hampir habis lebih dari seminggu sebelum Paskah.
Buah Pikiran
Fenomena lonjakan harga telur ini menyoroti kerentanan sistem pangan modern terhadap gangguan — baik dari sisi produksi, distribusi, hingga respons kebijakan. Meskipun tidak ada wabah baru yang menyerang peternakan telur, dampak jangka panjang dari wabah sebelumnya masih membebani konsumen. Ketidakseimbangan antara penurunan harga grosir dan harga eceran juga menunjukkan kurangnya efisiensi dalam penyaluran manfaat dari produsen ke konsumen akhir.
Klaim politik atas fluktuasi harga tanpa mempertimbangkan dinamika kompleks rantai pasok bisa menyesatkan publik. Sementara itu, penyelidikan terhadap produsen besar seperti Cal-Maine menjadi langkah penting untuk memastikan adanya persaingan sehat dan perlindungan terhadap konsumen. Di tengah situasi ini, penting bagi pemerintah untuk tidak hanya bertindak reaktif, tetapi juga proaktif dalam membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan transparan. Konsumen, di sisi lain, juga perlu diberi informasi yang cukup agar dapat membuat pilihan yang cerdas dan tidak hanya bergantung pada satu sumber pasokan. Perubahan pola konsumsi, seperti meningkatnya penggunaan telur alternatif untuk kegiatan non-kuliner, menjadi sinyal penting bahwa masyarakat mulai beradaptasi — tetapi peran negara tetap krusial dalam memastikan kebutuhan dasar tetap terjangkau bagi semua. (NJD)
Sumber: apnews
Link: https://apnews.com/article/egg-prices-bird-flu-cpi-b0ded420e9f7c0a707277c9c63396a76