Inggris Terancam Alami Kekeringan Terberat dalam Puluhan Tahun Terakhir

Sumber ilustrasi: pixabay

15 Mei 2025 13.30 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [15.5.2025] Inggris tengah menghadapi potensi pembatasan air bagi jutaan rumah tangga setelah mengalami awal tahun paling kering dalam hampir satu abad. Menurut Badan Lingkungan (Environment Agency), musim semi tahun ini merupakan yang paling kering dalam 61 tahun terakhir, sehingga terdapat risiko kekeringan sedang pada musim panas mendatang apabila tidak terjadi hujan yang signifikan.

Meski saat ini belum ada rencana penerapan larangan penggunaan selang air (hosepipe bans), regulator telah menyampaikan kemungkinan bahwa perusahaan air dapat menerapkan pembatasan dalam waktu dekat. Lembaga tersebut juga mendesak perusahaan penyedia air untuk memperbaiki kebocoran dan meningkatkan kampanye penghematan air kepada konsumen. Thames Water, perusahaan air yang melayani 16 juta pelanggan, telah mengindikasikan bahwa pembatasan bisa diberlakukan jika kondisi kering terus berlanjut.

Periode kering ini mengikuti tahun dengan cuaca sangat basah. Antara Oktober 2023 hingga September 2024, Inggris mencatatkan 12 bulan terbasah dalam sejarah, yang menyebabkan banjir besar dan gangguan pada sektor pertanian. Para pakar menyatakan bahwa pola cuaca ekstrem yang semakin berayun tajam antara basah dan kering mencerminkan dampak nyata dari perubahan iklim.

Skotlandia dan Irlandia Utara juga mengalami awal tahun terkering mereka dalam beberapa dekade. Analisis data curah hujan harian dari Met Office yang dilakukan oleh PA menunjukkan bahwa Skotlandia hanya mencatat 281,8 mm hujan dari 1 Januari hingga 11 Mei, jumlah terendah untuk periode tersebut sejak pencatatan data dimulai pada 1931. Irlandia Utara bahkan hanya mencatat 232,9 mm dalam periode yang sama, menjadikannya yang paling kering sejak 1953.

Wilayah barat laut dan timur laut Inggris mengalami awal tahun terkering sejak 1929, menurut Badan Lingkungan. Secara nasional, Inggris mencatat Februari hingga April paling kering sejak 1956. Di beberapa lokasi pemantauan di utara Inggris, level air sungai pada April tercatat sebagai yang terendah sepanjang sejarah pengukuran.

Enam lokasi pemantauan mencatat rekor rendah: Sungai Don di South Yorkshire, Sungai Swale di North Yorkshire, Sungai South Tyne di Northumberland, Sungai Wharfe di Tadcaster, Sungai Wear di Lancashire, dan Sungai Mersey di Greater Manchester. Selain itu, Sungai Dove di Inggris tengah, Sungai Tyne di timur laut, dan Sungai Lune di barat laut juga dikategorikan berada pada level sangat rendah untuk waktu ini dalam setahun.

Tingkat penyimpanan air di seluruh reservoir Inggris berada di angka 84 persen pada akhir April, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada musim kekeringan 2022. Di barat laut, tingkat tersebut hanya 73 persen, dan reservoir Haweswater serta Thirlmere di Cumbria berada pada level 62 persen. Hal ini disebabkan oleh kombinasi rendahnya aliran sungai dan pekerjaan pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya.

Data curah hujan untuk musim semi, dari 1 Maret hingga 11 Mei, juga menunjukkan bahwa tenggara Inggris hanya menerima 34,9 mm hujan,  keempat terendah sejak 1931. Di timur laut, hanya tercatat 39,5 mm hujan, menjadikannya yang paling kering sejak 1938. Kondisi ini mendorong peringatan kepada masyarakat di beberapa wilayah tentang potensi pembatasan penggunaan air pada akhir tahun ini.

Chris Weston, CEO Thames Water, menyatakan dalam rapat dengan Komite Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan bahwa perusahaannya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan air. Weston merasa yakin pasokan air tidak akan habis, namun tidak bisa memastikan bahwa pembatasan tidak akan diterapkan, karena hal itu sangat bergantung pada curah hujan dalam beberapa bulan ke depan.

Sementara itu, perwakilan Water UK menyampaikan bahwa menyusul musim semi terkering dalam hampir 70 tahun, perusahaan air telah memecahkan rekor dalam perbaikan kebocoran dan juga memindahkan pasokan air ke wilayah yang paling terdampak. Mereka juga mendorong konsumen untuk membantu menjaga cadangan air lingkungan dengan melakukan tindakan sederhana di rumah dan taman, seperti menyiram tanaman dengan hemat, memindahkan pot ke tempat teduh, serta membiarkan rumput mengering yang nantinya akan pulih saat hujan kembali turun.

National Trust menyebut bahwa musim semi tahun ini sangat baik bagi bunga, dengan tampilan yang luar biasa dari bunga sakura, bluebell, apel, dan hawthorn. Hal ini diperkirakan akibat kombinasi curah hujan tinggi tahun lalu dan sinar matahari belakangan ini. Namun, Rebecca Bevan dari National Trust memperingatkan bahwa kekeringan yang terjadi tahun ini bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lambat, bunga yang kurang subur, dan peningkatan risiko penyakit tanaman seperti blackspot dan mildew.

Bevan juga mengimbau para tukang kebun untuk tidak menggunakan air keran karena dapat menguras cadangan air penting untuk pertanian dan satwa liar dan menyarankan untuk memasang penampung air hujan sebagai solusi berkelanjutan untuk kebutuhan menyiram tanaman.

Richard Thompson, wakil direktur Environment Agency untuk urusan air, menyampaikan bahwa perubahan iklim membuat musim panas yang kering akan semakin sering terjadi di masa depan. Dirinya mengungkapkan bahwa meskipun dua tahun terakhir tergolong sangat basah, kondisi kering di awal 2025 menunjukkan bahwa kekeringan adalah kemungkinan nyata yang harus diantisipasi. Ia juga mengapresiasi kesadaran masyarakat yang semakin meningkat dalam mengurangi konsumsi air, serta menekankan agar perusahaan air mempercepat perbaikan kebocoran dan menerapkan teknologi meter pintar.

Buah Pikiran

Peringatan kekeringan ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi Inggris dan negara lain untuk menyadari betapa gentingnya tantangan perubahan iklim saat ini. Ketergantungan pada pola cuaca musiman tidak lagi cukup untuk menjamin keberlanjutan pasokan air. Pendekatan jangka panjang berbasis mitigasi dan adaptasi perlu segera diimplementasikan secara konsisten. Infrastruktur distribusi air harus diperbarui, teknologi konservasi seperti meter pintar dan penampungan air hujan harus diperluas, serta edukasi publik harus diperkuat.

Di sisi lain, tanggung jawab tidak hanya berada di tangan pemerintah dan perusahaan air. Perubahan perilaku individu juga memiliki peran vital. Kesadaran untuk mengurangi konsumsi air secara sukarela, bahkan dalam kondisi belum darurat, dapat menjadi fondasi budaya hidup berkelanjutan. Tanpa partisipasi kolektif dari seluruh elemen masyarakat, krisis air bukan lagi sekadar ancaman namun kenyataan dalam beberapa dekade mendatang. (NJD)

Sumber: Independent

Link: https://www.independent.co.uk/news/uk/home-news/water-warnings-drought-environment-agency-b2750325.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *