Sumber ilustrasi: Pixabay
30 Juni 2025 08.35 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [28.6.2025] Kafein telah lama dikenal sebagai stimulan alami yang membantu meningkatkan kewaspadaan, baik di pagi hari maupun saat energi menurun di sore hari. Dalam beberapa tahun terakhir, senyawa ini juga mulai dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang lebih luas, termasuk potensi memperlambat proses penuaan. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa konsumsi kafein berkorelasi dengan umur yang lebih panjang dan penurunan risiko terkena penyakit kronis.
Salah satu area penelitian yang tengah berkembang adalah bagaimana kafein memengaruhi mekanisme seluler yang mendasari proses penuaan. Para ilmuwan menduga bahwa kafein tidak hanya bekerja sebagai stimulan saraf, tetapi juga mempengaruhi jalur biologis penting yang berkaitan dengan metabolisme, perbaikan DNA, dan daya tahan sel terhadap stres.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Queen Mary University of London (QMUL) dan Francis Crick Institute di Inggris memberikan wawasan baru dalam hal ini. Dengan menggunakan model organisme berupa ragi pembelahan (fission yeast), para peneliti mengeksplorasi bagaimana kafein mempengaruhi umur dan ketahanan sel terhadap kerusakan.
Hasil dari studi tersebut mengungkap bahwa kafein mampu memicu perubahan dalam sel melalui aktivasi jalur molekuler bernama AMPK (AMP-activated protein kinase), suatu enzim yang berfungsi seperti pengukur bahan bakar sel. Ketika energi dalam sel rendah, AMPK berperan untuk mengatur agar sel tetap hidup dan berfungsi. Kini diketahui bahwa kafein mampu membantu mengaktifkan jalur ini, mendorong sel untuk lebih tangguh menghadapi tekanan.
Sebelumnya, penelitian lain telah menunjukkan bahwa kafein dapat memengaruhi “saklar” biologis bernama TOR (target of rapamycin), yang mengontrol pertumbuhan sel sesuai dengan ketersediaan nutrisi. Akan tetapi studi baru ini membuktikan bahwa kafein tidak secara langsung mengintervensi TOR, melainkan mengendalikannya melalui jalur AMPK. Artinya bahwa kafein memberikan efek tak langsung yang lebih luas melalui enzim pengatur energi sel ini.

John-Patrick Alao, ahli biokimia dari QMUL, menjelaskan bahwa temuan ini memberikan penjelasan biologis yang lebih dalam tentang bagaimana kafein bisa memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan. Dirinya menyebut bahwa hasil studi ini membuka peluang baru untuk merancang intervensi berbasis diet atau obat-obatan yang meniru efek kafein terhadap sel.
Dalam eksperimen laboratorium, para peneliti mengamati bahwa ketika kafein diberikan ke sel ragi, tiga hal utama terjadi: pertumbuhan sel menjadi lebih terkontrol, proses perbaikan DNA meningkat, dan sel menunjukkan resistensi lebih besar terhadap stres lingkungan. Ketiga hal ini merupakan indikator penting dari sel yang sehat dan berumur panjang.
Diolah dari artikel:
“Caffeine Flips a Cellular Switch That May Slow Aging, Scientists Discover”, oleh David Nield