Sumber ilustrasi: Pixabay
11 Agustus 2025 08.45 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [11.08.2025] Dalam budaya populer dan buku anak-anak, katak jantan sering digambarkan memanggil pasangannya dengan menggembungkan satu balon besar di bawah dagunya. Representasi ini tidak sepenuhnya keliru, namun hanya mencerminkan sebagian kecil dari realitas biologis yang jauh lebih kompleks. Hanya sekitar separuh spesies katak yang menggunakan cara tersebut. Selebihnya, memiliki cara yang sangat beragam untuk mengeluarkan suara, menggunakan struktur tubuh yang berbeda dan tak jarang terlihat aneh bagi manusia.
Kantung suara pada katak adalah organ yang memperkuat suara panggilan, suara yang sangat penting dalam menarik pasangan. Sumber suara tersebut berasal dari laring, seperti pada manusia, tetapi kantung suara berfungsi sebagai pengeras alami. Evolusi telah mendorong terbentuknya berbagai variasi kantung suara ini agar sesuai dengan lingkungan hidup dan strategi kawin setiap spesies.
Dalam studi terbaru, dua herpetolog dari Museum Ilmu Alam Bernardino Rivadavia di Buenos Aires meneliti 4.358 spesies katak dan kodok. Mereka menemukan bahwa secara evolusioner, telah berkembang 20 bentuk dasar kantung suara. Sekitar satu dari enam spesies yang diamati bahkan tidak memiliki kantung suara sama sekali.
Pengamatan dilakukan selama sepuluh tahun dengan mempelajari 777 spesimen yang tersebar di berbagai museum dunia. Spesimen fisik dianggap sebagai sumber data yang lebih akurat dibandingkan sekadar gambar atau ilustrasi. Museum-museum tersebut dianggap sebagai perpustakaan alam karena menyimpan keragaman hayati dalam bentuk yang bisa diteliti ulang.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kantung suara telah menghilang dalam silsilah evolusi katak dan kodok sebanyak 146 hingga 196 kali secara independen. Jumlah tersebut dianggap mengejutkan karena kantung suara memiliki fungsi penting dalam komunikasi reproduktif. Kendati demikian, katak yang tidak memiliki kantung suara masih mampu mengeluarkan bunyi, meskipun volumenya lebih lemah.
Berbagai bentuk kantung suara menunjukkan adaptasi spesifik terhadap lingkungan hidup. Beberapa spesies, seperti katak jantan India, memiliki sepasang kantung suara biru cerah di sisi lehernya. Spesies lain menggembungkan kantung mirip telinga Mickey Mouse, sementara beberapa memiliki satu kantung tegak yang menyerupai tanduk. Setiap bentuk ini berkaitan erat dengan konteks lingkungan tempat spesies tersebut mencari pasangan, mulai dari tepi danau terbuka hingga lubang pohon sempit, dan bahkan kolam kecil di daun bromelia.
Meskipun sebagian besar panggilan katak dilakukan oleh jantan, terdapat beberapa spesies di mana betina juga vokal. Namun, secara umum, produksi suara lebih dominan dilakukan oleh katak jantan. Suara ini berfungsi untuk menarik betina sekaligus menandai keberadaan mereka kepada pesaing atau predator.
Kantung suara juga berperan dalam menyampaikan daya tarik jantan kepada betina. Volume dan frekuensi suara bisa menjadi indikator kualitas genetik atau kebugaran fisik. Namun demikian, suara yang keras juga membawa risiko, karena dapat didengar oleh predator yang mengintai. Evolusi kantung suara mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan menarik pasangan dan menghindari bahaya.
Penelitian ini mengungkap bahwa kantung suara katak merupakan salah satu contoh adaptasi evolusioner yang sangat fleksibel dan responsif terhadap tekanan lingkungan. Evolusi tidak hanya menghasilkan keanekaragaman bentuk, tetapi juga menunjukkan bahwa kehilangan fitur tersebut bisa terjadi berulang kali tanpa menghambat fungsi dasar komunikasi vokal. Setiap spesies memiliki strategi unik dalam memanfaatkan kantung suara untuk bertahan dan berkembang biak.
Secara keseluruhan, temuan ini memperlihatkan kompleksitas luar biasa dari cara katak berkomunikasi. Evolusi kantung suara tidak hanya mencerminkan kebutuhan biologis, tetapi juga menunjukkan keterkaitan erat antara struktur tubuh, perilaku, dan habitat. Pengetahuan ini menambah pemahaman tentang bagaimana spesies beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang terus berubah.
Diolah dari artikel:
“Frogs evolved a wide variety of vocal sacs to amplify their ribbits” oleh Susan Milius.
Link: https://www.snexplores.org/article/frogs-calls-vocal-sacs