Kematian Akibat Penyakit Jantung Global Dikaitkan dengan Paparan Bahan Kimia Plastik

Sumber ilustrasi: freepik

14 Mei 2025 08.45 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [14.5.2025] Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa paparan harian terhadap bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan produk plastik rumah tangga mungkin berkontribusi terhadap lebih dari 356.000 kematian akibat penyakit jantung di seluruh dunia pada tahun 2018. Analisis tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia yang dimaksud, yaitu phthalates, berperan besar dalam peningkatan risiko penyakit jantung, khususnya pada kelompok usia 55 hingga 64 tahun.

Phthalates merupakan kelompok bahan kimia yang umum ditemukan dalam berbagai produk seperti kosmetik, deterjen, pelarut, pipa plastik, dan pengusir serangga. Ketika terurai menjadi partikel mikroskopis, zat ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia, dan berbagai penelitian sebelumnya telah mengaitkannya dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes, gangguan kesuburan, serta kanker.

Studi yang dipimpin oleh para peneliti dari NYU Langone Health ini memfokuskan perhatian pada salah satu jenis phthalate, yaitu di-2-ethylhexyl phthalate (DEHP). Zat ini sering digunakan dalam pembuatan wadah makanan, peralatan medis, dan berbagai produk plastik lain agar lebih lentur dan fleksibel.

Paparan DEHP, menurut studi terdahulu, dapat menyebabkan respons imun berlebihan dalam pembuluh darah jantung, atau yang dikenal sebagai peradangan. Dalam jangka panjang, kondisi ini berhubungan erat dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Para peneliti memperkirakan bahwa pada tahun 2018, paparan DEHP menyumbang lebih dari 13% dari total kematian akibat penyakit jantung di dunia pada populasi usia 55–64 tahun.

Dalam penelitian terbarunya, tim menggunakan data lingkungan dan kesehatan dari berbagai survei populasi yang mencakup lebih dari 200 negara dan wilayah. Data tersebut termasuk hasil sampel urin yang mengandung sisa zat kimia dari DEHP. Selain itu, data kematian diambil dari Institute for Health Metrics and Evaluation, lembaga yang mengumpulkan data kesehatan global untuk mengidentifikasi tren kesehatan masyarakat.

Wilayah dengan angka kematian tertinggi akibat paparan DEHP tercatat di Asia Timur dan Timur Tengah, yang secara kolektif menyumbang sekitar 42% dari total kematian. Sementara itu, wilayah Asia Timur dan Pasifik menyumbang sekitar 32%. Negara dengan jumlah kematian tertinggi adalah India, dengan lebih dari 103.000 kasus, diikuti oleh China dan Indonesia.

Para peneliti mengaitkan angka tersebut dengan tingkat paparan yang lebih tinggi di wilayah-wilayah tersebut, yang mungkin terjadi karena lonjakan produksi plastik tanpa adanya regulasi manufaktur yang ketat. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan global dalam dampak kesehatan akibat bahan kimia industri.

Sara Hyman, peneliti utama dalam studi ini, menyampaikan bahwa hasil temuannya memperkuat bukti ilmiah yang telah ada mengenai bahaya phthalates terhadap kesehatan manusia. Ia menekankan pentingnya memperhatikan bahan kimia ini sebagai faktor risiko utama dalam penyakit jantung.

Peneliti senior Leonardo Trasande menambahkan bahwa ada urgensi untuk menerapkan regulasi global guna menekan paparan bahan beracun ini, terutama di wilayah-wilayah yang sedang mengalami pertumbuhan industri dan konsumsi plastik yang cepat. Ia juga mencatat bahwa studi ini belum memperhitungkan phthalates jenis lain maupun kelompok usia berbeda, sehingga jumlah kematian global yang terkait kemungkinan besar lebih tinggi dari estimasi saat ini.

Studi ini juga mengungkap bahwa beban ekonomi akibat kematian terkait DEHP pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 510 miliar dolar AS, dan bahkan bisa mencapai angka setinggi 3,74 triliun dolar AS. Hal ini menjadi alarm bagi pembuat kebijakan untuk segera bertindak.

Tim peneliti kini berencana untuk melanjutkan studi ini dengan memantau dampak pengurangan paparan phthalates terhadap angka kematian global. Mereka juga akan memperluas penelitian ke masalah kesehatan lain yang mungkin dipengaruhi oleh bahan kimia ini, seperti kelahiran prematur.

Hasil lengkap penelitian ini dipublikasikan secara daring pada 29 April dalam jurnal Lancet eBiomedicine.

Buah Pikiran

Penelitian ini menyoroti konsekuensi serius dari ketergantungan global terhadap bahan kimia industri seperti phthalates. Dalam konteks kesehatan masyarakat, temuan ini menjadi pengingat bahwa dampak polusi kimia tidak kalah signifikan dibandingkan isu lingkungan lainnya seperti emisi karbon atau polusi udara. Bahwa paparan terhadap plastik sehari-hari dapat dikaitkan dengan kematian akibat penyakit jantung merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan oleh pemerintah maupun sektor industri.

Langkah pencegahan yang sistemik sangat diperlukan, mulai dari regulasi produksi plastik hingga edukasi publik tentang risiko yang tersembunyi di balik produk sehari-hari. Negara-negara dengan tingkat industrialisasi cepat seperti India, China, dan Indonesia harus menjadi prioritas dalam penerapan kebijakan mitigasi risiko paparan bahan kimia. Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis sains, dunia dapat menekan dampak kesehatan dari bahan kimia sintetis sebelum menimbulkan kerugian yang lebih luas. (NJD)

Sumber: ScienceDaily

Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2025/04/250429103143.htm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *