Sumber ilustrasi: Unsplash
6 Agustus 2025 09.15 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [06.08.2025] Berlian dikenal luas sebagai batu mulia berwarna bening dan berkilau. Namun, tak sedikit dari berlian ini yang memiliki warna mencolok seperti biru, merah muda, hijau, hingga merah terang. Fenomena ini tentunya menuai pertanyaan akan mengapa sebagian berlian tidak berwarna bening seperti umumnya? Berlian pada dasarnya terbentuk dari satu unsur, yaitu karbon murni, perbedaan warna yang terjadi menunjukkan bahwa ada faktor-faktor khusus dalam proses pembentukannya yang memengaruhi hasil akhir dari batu ini.
Secara ilmiah, berlian terbentuk di kedalaman lebih dari 160 kilometer di bawah permukaan bumi, di wilayah mantel, di mana suhu dan tekanan ekstrem memungkinkan atom-atom karbon menyatu membentuk kisi kristal yang sangat padat. Setelah terbentuk, berlian harus naik ke permukaan dengan cepat melalui aktivitas vulkanik agar struktur kristalnya tetap stabil. Jika tidak, dalam kurun waktu jutaan tahun, berlian tersebut dapat meleleh atau bahkan berubah menjadi grafit.
Mayoritas berlian yang ditemukan berwarna bening karena tidak mengalami gangguan dalam struktur karbonnya. Akan tetapi, sebagian kecil berlian, sekitar satu dari 10.000 memiliki warna yang disebut sebagai fancy color diamonds. Warna-warna ini dapat berasal dari dua mekanisme utama: keberadaan unsur asing atau deformasi struktural dalam kisi karbon.
Dalam kasus pertama, unsur-unsur seperti nitrogen dan boron dapat menyusup ke dalam kisi kristal selama proses pembentukan. Nitrogen dapat menghasilkan warna kuning atau oranye, sementara boron menghasilkan warna biru yang khas, seperti terlihat pada Hope Diamond yang terkenal. Karbon sebagai unsur utama memiliki ukuran atom yang kecil dan struktur yang padat, sehingga hanya unsur-unsur dengan ukuran atom tertentu yang dapat menggantikannya. Karena itu, sangat sedikit unsur yang bisa masuk dan mengubah warna berlian.
Warna hijau pada berlian umumnya terjadi karena paparan radiasi dari batuan radioaktif di sekitarnya, seperti batuan yang mengandung uranium. Radiasi ini dapat menyebabkan atom dalam berlian terlepas dan menciptakan kekosongan dalam kisi kristal, yang mengubah cara berlian memantulkan cahaya. Proses ini menghasilkan warna hijau alami, meskipun cukup jarang terjadi.
Selain karena unsur asing, warna pada berlian juga bisa disebabkan oleh deformasi struktural. Warna merah muda dan merah terbentuk akibat tekanan geologis yang mengubah bentuk kisi kristal berlian. Proses ini hanya dapat terjadi jika tekanan yang dialami berada dalam rentang yang sangat spesifik. Jika tekanan terlalu tinggi, berlian berubah menjadi cokelat; jika terlalu rendah, warnanya tetap bening. Karena kondisi ini sangat sulit terpenuhi, berlian merah muda dan merah tergolong sangat langka.
Faktor geologis yang menyebabkan deformasi struktural juga menyimpan informasi penting. Para peneliti dapat menganalisis struktur berlian merah muda atau merah untuk menentukan asal geografis dan waktu pembentukannya. Sebagai contoh, berlian dari tambang Argyle di Australia Barat diketahui terbentuk sekitar 1,3 miliar tahun yang lalu, bertepatan dengan pecahnya superbenua pertama Bumi. Penemuan ini menjadi bukti bahwa berlian berwarna juga dapat digunakan sebagai alat ilmiah untuk merekonstruksi sejarah geologi planet ini.
Salah satu berlian merah terang yang kini dipamerkan di Smithsonian National Museum of Natural History, yang dikenal sebagai Winston Diamond, diduga berasal dari wilayah Venezuela atau Brasil, berdasarkan analisis struktur internalnya. Studi ini memperkuat gagasan bahwa berlian berwarna tidak hanya berharga dari sisi estetika dan ekonomi, tetapi juga menyimpan data penting tentang proses geodinamika Bumi.
Keberagaman warna pada berlian tidak muncul secara kebetulan, melainkan merupakan hasil dari kondisi geologis yang sangat spesifik dan langka. Entah karena penyusupan unsur asing seperti boron atau nitrogen, paparan radiasi alami, atau tekanan yang mengubah struktur kristalnya, setiap warna menyimpan jejak dari proses alam yang terjadi jauh di dalam perut bumi selama jutaan hingga miliaran tahun.
Lebih dari sekadar batu permata, berlian berwarna ternyata dapat menjadi “arsip geologis” yang merekam peristiwa besar dalam sejarah planet ini. Dengan teknologi analisis modern, para ilmuwan dapat menggunakan berlian sebagai petunjuk dalam memahami bagaimana bumi berevolusi, bagaimana siklus karbon berlangsung, dan bagaimana dinamika lempeng tektonik berperan dalam membentuk material paling keras sekaligus paling indah di planet ini.
Diolah dari artikel:
“Why do diamonds come in different colors?” oleh Alice Sun.
Link: https://www.livescience.com/planet-earth/geology/why-do-diamonds-come-in-different-colors