Sumber ilustrasi: Freepik
11 Agustus 2025 14.35 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Hutan Hujan Cekungan Kongo
Hutan hujan kedua terbesar di dunia terdapat di Cekungan Kongo, yang membentang lebih dari 2 juta km² di wilayah Afrika Tengah. Enam negara menjadi bagian dari kawasan ini: Kamerun, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Republik Afrika Tengah, Republik Kongo, dan Republik Demokratik Kongo (RDK).
Hutan ini merupakan habitat bagi spesies yang sangat khas seperti gorila, bonobo, gajah hutan, dan okapi. Data menunjukkan bahwa RDK sendiri memiliki lebih dari 992.000 km² hutan hujan primer, hanya kalah dari Brasil. Tidak seperti Amazon yang dirambah oleh industri besar, deforestasi di kawasan Kongo lebih sering disebabkan oleh pertanian skala kecil yang dilakukan oleh petani lokal. Menurut seorang peneliti dari World Resources Institute, lahan pertanian biasanya digunakan selama beberapa tahun hingga kesuburannya menurun, kemudian dibiarkan kembali menjadi hutan sekunder, menciptakan siklus hilang dan tumbuh ulang yang berulang.
Meskipun demikian, kawasan ini tetap terancam oleh ekspansi pemukiman, pertambangan, dan penebangan industri.
Hutan Hujan Amazon
Di posisi pertama, Amazon masih memegang gelar sebagai hutan hujan terbesar di dunia. Luasnya mencapai sekitar 6 juta km², meliputi 80% dari total kawasan Amazon Basin dan membentang di sembilan negara Amerika Selatan: Brasil, Peru, Kolombia, Ekuador, Bolivia, Venezuela, Guyana, Guyana Prancis, dan Suriname.
Hutan ini merupakan tempat hidup bagi sekitar 10% spesies di Bumi, termasuk harpy eagle, jaguar, dan pohon kacang Brasil. Wilayah hutan primer terluas berada di Brasil, mencakup lebih dari 3,11 juta km². Namun, Brasil juga mencatatkan kehilangan hutan terbesar di dunia, dengan lebih dari 260.000 km² lenyap sejak 2001.
Faktor utama perusakan Amazon adalah ekspansi pertanian skala besar. Pembukaan lahan sering dilakukan dengan membakar hutan, dan api ini kerap menyebar ke area yang belum terganggu. Kebakaran tersebut tidak hanya merusak hutan, tetapi juga memperburuk krisis iklim, menciptakan siklus umpan balik negatif di mana hutan menjadi lebih panas, lebih kering, dan semakin mudah terbakar.
Sebagai tambahan, hutan hujan Tongass di Alaska disebut sebagai hutan hujan temperata terbesar di dunia. Luasnya sekitar 68.000 km² yang jauh lebih kecil dibandingkan hutan tropis. Hutan ini membentang di sepanjang pesisir tenggara Alaska dan menjadi habitat berbagai satwa liar seperti beruang cokelat, beruang hitam, salmon, dan elang botak.
“Hutan-hutan hujan terbesar di dunia ini menyimpan kekayaan hayati luar biasa dan memainkan peran penting dalam stabilitas iklim global.”
Hutan ini terus mengalami tekanan dari kegiatan penebangan, dan menurut lembaga konservasi burung, dampak perubahan iklim seperti kekeringan juga menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan kawasan ini.
Hutan-hutan hujan terbesar di dunia ini menyimpan kekayaan hayati luar biasa dan memainkan peran penting dalam stabilitas iklim global. Dari Amazon di Amerika Selatan hingga Cekungan Kongo di Afrika, serta Sundaland dan New Guinea di Asia-Pasifik, masing-masing kawasan menghadapi ancaman unik akibat campur tangan manusia. Hutan hujan temperata seperti Tongass juga memiliki peran ekologis yang penting meskipun ukurannya lebih kecil.
Ancaman utama bagi hutan hujan global meliputi deforestasi untuk pertanian dan perkebunan, penebangan liar, kebakaran hutan, serta dampak dari perubahan iklim. Beberapa negara, seperti Indonesia dan Malaysia, menunjukkan penurunan laju deforestasi, namun tantangan masih sangat besar. Upaya konservasi dan kebijakan perlindungan yang ketat menjadi kunci dalam menjaga warisan hijau ini tetap lestari untuk masa depan planet.
Diolah dari artikel:
“What are the largest rainforests in the world?” oleh Patrick Pester dan Marilyn Perkins.
Link: https://www.livescience.com/largest-rainforests-in-the-world