Sumber ilustrasi: Freepik
3 September 2025 11.10 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [03.09.2025] Dengan meningkatnya suhu global akibat perubahan iklim, perhatian terhadap dampak kesehatan jangka panjang dari paparan panas ekstrem semakin meningkat. Salah satu aspek yang kini menjadi sorotan ilmiah adalah bagaimana suhu tinggi yang terus berulang, seperti dalam gelombang panas, dapat memengaruhi penuaan biologis manusia. Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Hong Kong mengungkap bahwa gelombang panas memiliki potensi mempercepat proses penuaan biologis tubuh manusia, dan efeknya setara dengan kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol dalam jangka panjang.
Penelitian ini menganalisis data dari hampir 25.000 orang di Taiwan, yang menjalani pemeriksaan medis antara tahun 2008 hingga 2022. Dengan menggunakan alamat domisili untuk memperkirakan paparan terhadap gelombang panas, peneliti menghubungkan informasi tersebut dengan indikator biomolekuler yang mencerminkan usia biologis, usia yang mencerminkan kondisi dan fungsi sel, jaringan, serta organ tubuh seseorang, terlepas dari usia kronologisnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang lebih sering terpapar gelombang panas memiliki skor lebih tinggi pada penanda penuaan biologis. Peserta studi dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkat paparan gelombang panas, dan ditemukan bahwa setiap peningkatan tingkat paparan berkorelasi dengan tambahan usia biologis sekitar 0,023 hingga 0,031 tahun. Dengan demikian, gelombang panas dikategorikan sebagai faktor lingkungan yang dampaknya terhadap penuaan sejajar dengan pola hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol.
Peneliti juga menyoroti bahwa temuan ini memperkuat hasil studi-studi sebelumnya yang menunjukkan gelombang panas memiliki dampak negatif terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan usia, khususnya di kalangan lansia. Oleh karenanya, mereka menekankan pentingnya melihat proses penuaan sebagai variabel yang bisa dimodifikasi dalam konteks adaptasi terhadap gelombang panas. Pemetaan antara data paparan panas dengan biomarker usia biologis menjadi salah satu kekuatan utama dari studi ini, yang dilakukan dalam periode waktu yang panjang dengan jumlah sampel yang besar.
Meski hubungan sebab-akibat langsung belum dapat dipastikan, studi ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana gelombang panas dapat mempercepat penurunan fungsi biologis tubuh. Peneliti juga mencatat bahwa faktor-faktor seperti obesitas, pola makan, dan status sosial ekonomi turut berperan dalam mempercepat penuaan, dan bahwa kombinasi antara faktor lingkungan dan gaya hidup semakin memperburuk dampaknya.
Secara demografis, kelompok lansia, pekerja luar ruangan, dan mereka yang tinggal di daerah pedesaan diperkirakan lebih sering terpapar panas ekstrem. Ini mengindikasikan bahwa ketimpangan dalam paparan lingkungan juga turut memperbesar risiko kesehatan akibat perubahan iklim. Dalam konteks ini, peneliti menilai pentingnya perumusan kebijakan yang memperhatikan kesetaraan lingkungan serta adaptasi masyarakat terhadap risiko panas ekstrem.
Temuan ini menambah bukti bahwa perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga secara langsung pada kesehatan manusia melalui percepatan proses penuaan biologis. Gelombang panas kini diakui sebagai faktor risiko kesehatan yang setara dengan kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol. Studi ini juga menggarisbawahi pentingnya memahami penuaan sebagai proses yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga membuka ruang bagi strategi adaptasi berbasis kebijakan publik.
Dengan proyeksi bahwa pada tahun 2050 sekitar 16 persen populasi dunia akan berusia 65 tahun ke atas, perlindungan terhadap kelompok lansia dan peningkatan kapasitas adaptif masyarakat menjadi semakin mendesak. Diperlukan kebijakan yang tidak hanya merespons suhu ekstrem, tetapi juga memperkuat kesehatan populasi secara keseluruhan dalam menghadapi perubahan iklim jangka panjang.
Diolah dari artikel:
“Heat Waves Can Accelerate Aging as Much as Smoking or Drinking, Study Shows” oleh David Nield.