Pasar Global Siaga Paska AS Serang Fasilitas Nuklir Iran

Sumber ilustrasi: unsplash

23 Juni 2025 11.40 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [23.6.2025] Kabar terbaru global. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu mengumumkan bahwa militer AS telah melancarkan serangan besar terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran. Trump menyebut operasi tersebut sebagai “serangan yang sangat berhasil”, dengan klaim bahwa fasilitas pengayaan nuklir Iran kini telah “dihancurkan sepenuhnya”.

Serangan ini dilakukan lebih cepat dari tenggat waktu dua minggu yang sebelumnya ditetapkan Trump, dan menandai keterlibatan langsung AS dalam kampanye militer Israel terhadap Iran. Langkah tersebut secara luas dipandang sebagai eskalasi tajam dari konflik yang telah lama berlangsung.

Karena sebagian besar pasar keuangan global masih tutup saat akhir pekan, reaksi langsung hanya terlihat di pasar kripto. Ether merosot lebih dari 5%, sementara Bitcoin turun sekitar 1%. Para analis memperkirakan lonjakan tajam akan terjadi di harga minyak dan volatilitas pasar lainnya saat perdagangan dibuka kembali.

Mark Spindel, Chief Investment Officer dari Potomac River Capital di Washington, memperingatkan bahwa pasar kemungkinan akan “terkejut”, dan harga minyak akan melonjak saat dibuka. Dirinya menekankan bahwa ketidakpastian mengenai respons Iran akan menyelimuti pasar global dalam beberapa hari mendatang.

Senada, Jamie Cox dari Harris Financial Group mengatakan bahwa walau harga minyak akan melonjak dalam jangka pendek, tekanan militer ini bisa memaksa Iran menyerah dalam negosiasi. “Dengan kehilangan leverage nuklir, Iran mungkin memilih jalan damai,” ujarnya.

Akan tetapi Mark Malek dari Siebert Financial memberikan pandangan berbeda. Dirinya percaya bahwa langkah ini justru dapat memberikan rasa tenang kepada pasar saham, selama konflik tidak berkembang menjadi perang berkepanjangan. Malek mengatakan bahwa selama ini terlihat sebagai aksi satu kali, bukan perang jangka panjang, pasar bisa merespons positif.

Analis lainnya, Jack Ablin dari Cresset Capital, menyoroti risiko terhadap harga energi dan inflasi. Menurutnya, serangan ini menambahkan “lapisan risiko kompleks” yang harus dipertimbangkan investor global. Jika Iran merespon dengan menutup Selat Hormuz atau menyerang infrastruktur minyak regional, dampaknya dapat menjadi lebih besar dari sekadar volatilitas harga.

Saul Kavonic dari MST Marquee Australia menambahkan bahwa reaksi Iran akan menjadi kunci. Jika Iran membalas dengan menyerang fasilitas minyak di Irak atau mengganggu pelayaran di kawasan Teluk, harga minyak bisa melonjak ke $100 per barel dalam waktu singkat.

Dari Singapura, Rong Ren Goh dari Eastspring Investments menekankan bahwa pasar Asia sangat sensitif terhadap fluktuasi harga energi. Dirinya mengatakan bahwa konflik yang berlarut-larut bisa menimbulkan tekanan inflasi dan memperlambat pertumbuhan di seluruh kawasan dan juga memperkirakan investor akan berpindah ke aset aman seperti dolar AS dan obligasi negara maju, sementara pasar Asia bisa mengalami arus keluar modal.

Alex Morris dari F/M Investments juga memperkirakan minyak akan segera melonjak ke angka $80 atau lebih. Morris meyakini bahwa pemilihan hari Sabtu untuk serangan ini adalah strategi untuk mengantisipasi reaksi pasar secara bertahap sebelum Senin.

Sementara itu, Eric Beyrich dari Sound Income Strategies memperingatkan bahwa jika ada dampak nuklir atau persepsi kehancuran total oleh Iran, maka respons Iran bisa menjadi tidak terprediksi yang termasuk potensi serangan terhadap aset dan kedutaan AS.

Christopher Hodge, Kepala Ekonom AS di Natixis, menilai bahwa selama ekspor minyak Iran tidak terganggu secara langsung, dampak ekonomi global masih bisa dikendalikan. Dirinya menambahkan bahwa kenaikan harga minyak jangka pendek lebih cenderung dianggap sebagai “pajak terhadap konsumen” ketimbang pemicu inflasi jangka panjang, sehingga kecil kemungkinan akan memengaruhi keputusan suku bunga The Fed, kecuali lonjakan minyak berlanjut dalam jangka panjang.

Serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran merupakan momen yang bisa mengubah arah geopolitik dan pasar global secara drastis. Aksi ini menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik Timur Tengah dengan potensi implikasi jangka panjang terhadap stabilitas energi dan arus perdagangan global.

Dalam jangka pendek, harga minyak hampir pasti akan melonjak, yang diamana keadaan ini dapat memperparah tekanan inflasi global yang sudah tinggi. Negara-negara pengimpor energi seperti India, Jepang, dan sebagian besar Asia Tenggara akan paling rentan terkena dampaknya, baik dari sisi biaya impor maupun tekanan fiskal.

Dalam jangka menengah, potensi konflik regional yang lebih luas, terutama jika Iran menyerang fasilitas minyak atau pelabuhan penting, dapat memicu krisis energi dan mendorong negara-negara mempercepat transisi energi atau diversifikasi pasokan.

Sementara itu, pasar keuangan akan bergerak menuju aset-aset aman, dengan kemungkinan penguatan dolar AS, lonjakan harga emas, dan pelemahan pasar negara berkembang. Lonjakan risiko geopolitik ini juga bisa mendorong investor menunda investasi di sektor-sektor yang sangat sensitif terhadap volatilitas energi.

Meski serangan ini disebut “sukses secara militer”, pertanyaan besar yang ada adalah, apakah tidakan AS ini akan menjadi pemicu damai, atau awal dari konflik global yang lebih besar? Hingga kini kabar dan berita masih mengalami update dan pada hari Senin baru dapat dilihat lebih jauh arah dari pertanyaan ini(NJD)

Sumber: Reuters

Link: https://www.reuters.com/world/middle-east/view-investors-react-us-attack-iran-nuclear-sites-2025-06-22/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *