Pasar Saham dan Dolar Menguat di Asia

sumber ilustrasi: pixabay

23 Apr 2025 15.05 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [23.4.2025] Pasar keuangan Asia mengalami pemulihan signifikan pada hari Rabu, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan sinyal meredanya ketegangan politik dan ekonomi, termasuk mencabut ancaman untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell serta membuka kemungkinan pengurangan tarif terhadap China.

Langkah tersebut langsung memicu penguatan pasar saham dan nilai tukar dolar AS yang sebelumnya sempat terpuruk akibat kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan ekonomi dan perdagangan AS. Trump mengindikasikan bahwa ia tidak berniat untuk memecat Powell—langkah yang sebelumnya sempat mengguncang pasar—serta menyatakan bahwa ia terbuka untuk kesepakatan perdagangan dengan China, dengan tarif yang disebutnya tidak akan mencapai 145%.

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyampaikan keyakinannya bahwa ketegangan dagang dengan China akan mereda, meskipun ia mengakui bahwa proses negosiasi masih panjang dan penuh tantangan.

Pasar merespons positif dengan meningkatnya minat beli terhadap aset berisiko. Indeks Nikkei Jepang melonjak 2,3% pada sesi pagi, sementara indeks utama Korea Selatan naik 1,2%. Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turut mencatat kenaikan 0,3%.

Di pasar berjangka AS, indeks S&P 500 naik 1,8%, sementara Nasdaq menguat 2,0%, menandai reli lanjutan di Wall Street. Laporan keuangan beberapa perusahaan yang positif turut mendukung sentimen, termasuk saham Tesla yang naik 5% dalam perdagangan setelah jam bursa, meskipun hasil keuangannya di bawah ekspektasi analis.

Penguatan dolar terjadi secara luas, dengan mata uang AS naik 0,8% terhadap yen Jepang ke level 142,72—memantul dari level terendah tujuh bulan di 139,89. Dolar juga menguat terhadap franc Swiss menjadi 0,8262, dan euro melemah 0,6% ke level $1,1348.

Di pasar obligasi, hasil surat utang pemerintah AS menunjukkan pergerakan campuran. Obligasi 30 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6 basis poin menjadi 4,812%, menandakan peningkatan permintaan karena meredanya kekhawatiran pasar. Sementara itu, obligasi dua tahun mencatat kenaikan imbal hasil sebesar 3 basis poin ke 3,83%, mencerminkan penyesuaian ekspektasi terhadap arah suku bunga jangka pendek.

Kontrak berjangka untuk dana Fed mengalami tekanan jual, seiring investor mulai mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed di akhir tahun ini. Kini, pasar memperkirakan penurunan sebesar 81 basis poin, angka yang lebih rendah dibandingkan prediksi sebelumnya.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan pada hari Selasa yang menunjukkan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk untuk AS dan China, akibat beban tarif yang berkepanjangan.

Di pasar komoditas, harga minyak menunjukkan pemulihan, dengan Brent naik 67 sen menjadi $68,09 per barel dan minyak mentah AS (WTI) naik 64 sen menjadi $64,31. Emas, yang sempat mencetak rekor tertinggi $3.500 per ons, mengalami aksi ambil untung dan turun 0,8% ke level $3.353.

Buah Pikiran

Pemulihan pasar hari ini memperlihatkan sensitivitas tinggi pelaku pasar terhadap pernyataan dan kebijakan politik, khususnya yang datang dari pemimpin negara adidaya seperti Amerika Serikat. Kegaduhan politik dalam bentuk ancaman terhadap independensi bank sentral atau retorika proteksionis yang berubah-ubah tidak hanya menciptakan ketidakpastian domestik, tetapi juga mengirim gelombang keresahan ke seluruh pasar global.

Meskipun sikap “melunak” Presiden Trump kali ini membawa efek positif jangka pendek, kestabilan jangka panjang hanya dapat dicapai melalui konsistensi kebijakan, komunikasi yang strategis, dan penghormatan terhadap institusi ekonomi independen seperti The Fed. Ketergantungan pasar pada pernyataan Presiden mencerminkan kerapuhan sistem jika dibiarkan terus bergantung pada retorika alih-alih kebijakan berbasis data.

Dunia usaha dan investor global membutuhkan lingkungan yang dapat diprediksi untuk merencanakan dan menanamkan modal. Ketika kebijakan ekonomi menjadi instrumen politik, risiko sistemik meningkat dan kepercayaan terhadap institusi ekonomi utama bisa terkikis. Dalam konteks ini, transparansi, akuntabilitas, dan penguatan kelembagaan menjadi kunci menuju ekonomi global yang lebih stabil dan berkelanjutan. (NJD)

Sumber: Reuters

Link: https://www.reuters.com/markets/global-markets-wrapup-1-2025-04-23/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *