Sumber ilustrasi: pixabay
29 Mei 2025 16.20 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [29.5.2025] Pemanasan global telah sampai pada keadaan yang genting. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa dunia hampir pasti akan melewati ambang batas pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celsius dalam lima tahun ke depan. Pernyataan ini didasarkan pada laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang mengatakan bahwa terdapat kemungkinan sebesar 70 persen bahwa rata-rata suhu global dari tahun 2025 hingga 2029 akan berada di atas ambang batas tersebut, yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 sebagai batas aman untuk menghindari dampak iklim yang paling parah.
Laporan tahunan yang dirilis pekan ini menunjukkan bahwa planet ini berada dalam jalur pemanasan jangka panjang, dengan tahun 2023 dan 2024 tercatat sebagai dua tahun terpanas dalam sejarah pengamatan. Ko Barrett, wakil sekretaris jenderal WMO menyatakan bahwa tidak ada indikasi akan adanya pelonggaran pemanasan dalam waktu dekat dan menegaskan bahwa situasi ini akan membawa konsekuensi buruk bagi ekonomi, kesehatan manusia, ekosistem, dan stabilitas iklim global.
Suhu bumi saat ini diperkirakan sudah meningkat sekitar 1,44 derajat Celsius dibandingkan era pra-industri. Beberapa lembaga ilmiah seperti Copernicus, pemantau iklim Uni Eropa, bahkan memperkirakan bahwa suhu dunia akan mencapai angka 1,5 derajat secepatnya pada pertengahan 2029, atau bahkan lebih awal. Proyeksi WMO yang dihimpun bersama Met Office Inggris menunjukkan bahwa suhu global antara 2025 hingga 2029 kemungkinan besar akan berkisar antara 1,2°C hingga 1,9°C yang dimana kedianya di atas rata-rata tahun 1850–1900.
Peter Thorne, direktur pusat analisis iklim di Universitas Maynooth, Irlandia, mengatakan bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan terdapat kemungkinan melampaui ambang batas 1,5°C secara konsisten bisa mencapai 100 persen. Sementara itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah model perikliman, terlihat ada peluang, meski hanya sekitar satu persen, bahwa dalam lima tahun ke depan, suhu tahunan bisa melebihi 2°C. Data ini adalah indikasi bahwa pemanasan global telah memasuki fase yang lebih berbahaya dan tak terduga.
Fenomena pemanasan ekstrem sudah nyata terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah wilayah di China mencatat suhu lebih dari 40 derajat Celsius, Uni Emirat Arab hampir mencapai 52°C, dan Pakistan mengalami badai mematikan setelah gelombang panas berkepanjangan. Bencana iklim juga terjadi secara meluas, dari banjir besar di Aljazair, India, Prancis, Ghana, hingga kebakaran hutan besar di Kanada dan Australia.
Menurut Friederike Otto, klimatolog dari Imperial College London, dunia sudah memasuki zona pemanasan yang berbahaya. Dirinya menyebut kelanjutan penggunaan batu bara, minyak, dan gas di tahun 2025 sebagai bentuk “kegilaan total”. Senada dengannya, ilmuwan iklim Davide Faranda dari CNRS Prancis menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk mencegah situasi makin memburuk adalah menghentikan emisi bahan bakar fosil secara cepat dan mempercepat transisi menuju energi bersih.
Laporan ini juga menyebutkan bahwa Arktik akan terus memanas lebih cepat dari rata-rata global dan es laut di wilayah seperti Laut Barents, Laut Bering, dan Laut Okhotsk akan mengalami penurunan signifikan. Di sisi lain, wilayah-wilayah seperti Asia Selatan, Sahel, dan Eropa Utara diperkirakan akan menerima curah hujan lebih tinggi dari biasanya, sementara kawasan Amazon cenderung lebih kering dari rata-rata.
Laporan ini bukan hanya peringatan teknis dari para ilmuwan namun juga suatu gambaran langsung tentang masa depan iklim yang akan memengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari harga pangan, kesehatan, hingga bencana alam yang makin intens, semua akan terdampak jika tren ini tidak dikendalikan. Data ilmiah ini bisa menjadi landasan kuat untuk mendesak dilakukannya pengambilan langkah cepat dan konkret, sebelum keadaan ini menjadi lebih buruk dan terjadi sesuai dengan yang dipredisi dari data. (NJD)
Sumber: ScienceAlert
Link: https://www.sciencealert.com/un-warns-high-odds-well-exceed-1-5c-temp-rise-by-2029