Sumber ilustrasi: Unsplash
5 Agustus 2025 10.20 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [05.08.2025] Petir telah lama diketahui sebagai penyebab kebakaran hutan dan kerusakan struktural pada pohon, namun sejauh mana dampaknya terhadap ekosistem global jarang dibahas secara mendalam. Dalam sebuah studi baru mengungkap bahwa sambaran petir langsung bertanggung jawab atas kematian sekitar 320 juta pohon setiap tahunnya di seluruh dunia. Angka ini mengejutkan, karena selama ini kematian pohon akibat petir tidak tercakup secara luas dalam perhitungan model perubahan iklim dan ekologi hutan.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Technical University of Munich (TUM) menggunakan pendekatan matematika inovatif untuk memperkirakan skala kematian pohon akibat sambaran petir. Hasil studi ini menyebutkan bahwa kematian pohon karena petir menyumbang hingga 2,9 persen dari kehilangan biomassa tumbuhan tahunan, serta menyebabkan emisi karbon dioksida hingga 1,09 miliar ton per tahun. Angka tersebut belum mencakup kematian pohon akibat kebakaran hutan yang disebabkan oleh petir, yang berarti dampak sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.
Mengidentifikasi penyebab kematian pohon bukanlah hal yang sederhana. Pohon yang mati jarang menunjukkan tanda-tanda visual yang jelas, dan sering kali kondisi pohon yang sudah membusuk menyulitkan proses analisis. Untuk mengatasi hal ini, peneliti menggabungkan berbagai metode, termasuk penggunaan data dari sistem kamera pelacak petir yang dipasang di Pulau Barro Colorado, Panama. Kamera tersebut memungkinkan pelacakan sambaran petir secara visual, yang kemudian diverifikasi melalui survei udara menggunakan drone dan pemeriksaan langsung di lapangan.
Data dari kawasan tersebut menunjukkan bahwa petir memiliki efek “menular”, yaitu arus listrik dari satu pohon dapat melompat ke pohon lain melalui udara di antara tajuk yang saling berdekatan. Dalam radius hingga 45 meter dari pohon pertama yang tersambar, rata-rata 3,5 pohon ikut mati. Temuan ini kemudian digunakan untuk memvalidasi model matematika yang dikembangkan, yang terbukti mampu mensimulasikan kematian pohon akibat petir dengan akurasi tinggi.
Setelah model divalidasi, peneliti menerapkannya pada berbagai hutan tropis dan beriklim sedang di seluruh dunia. Mereka juga memanfaatkan dua kumpulan data besar terkait frekuensi dan kepadatan petir, satu dari pengamatan satelit, dan satu lagi dari sistem deteksi berbasis darat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa antara tahun 2004 hingga 2023, terdapat 286 hingga 328 juta sambaran petir yang menyentuh permukaan Bumi setiap tahun, mayoritas terjadi di daratan tropis yang bebas es. Dalam rentang waktu tersebut, diperkirakan antara 301 hingga 340 juta pohon mati setiap tahun karena sambaran petir, termasuk 24 hingga 36 juta pohon berukuran besar dengan diameter lebih dari 60 sentimeter.
Meski angka tersebut hanya menyumbang 0,69 persen dari total kematian pohon global yang mencapai 50 miliar per tahun, namun pada pohon besar, proporsinya jauh lebih signifikan, yakni hingga 6,3 persen. Pohon besar merupakan elemen penting dalam penyimpanan karbon, sehingga kematiannya berdampak langsung pada pelepasan karbon ke atmosfer.
Penelitian ini juga mengidentifikasi tren peningkatan frekuensi petir di wilayah lintang menengah dan tinggi. Berdasarkan model iklim, wilayah hutan boreal dan beriklim sedang akan mengalami peningkatan sambaran petir di masa depan, yang berarti kematian pohon akibat petir akan menjadi masalah yang lebih besar di kawasan tersebut. Studi lain bahkan memperkirakan bahwa peningkatan frekuensi petir sebesar 25–50 persen dapat menyebabkan lonjakan 9–18 persen dalam kematian pohon besar.
Selain itu, peneliti menekankan bahwa sebagian besar model iklim dan ekologi saat ini belum memperhitungkan kematian pohon akibat petir sebagai variabel penting. Padahal, kehilangan pohon dalam jumlah besar, terutama pohon besar yang menyimpan karbon dalam jumlah signifikan, dapat memengaruhi perhitungan cadangan karbon hutan dan mempercepat pemanasan global.
Penelitian ini menyajikan gambaran baru tentang skala sebenarnya dari dampak petir terhadap ekosistem hutan global. Dengan estimasi lebih dari 300 juta pohon mati setiap tahun akibat sambaran langsung, dan sebagian besar terjadi di wilayah tropis, temuan ini menyoroti pentingnya memasukkan faktor kematian pohon oleh petir ke dalam model perubahan iklim dan konservasi hutan.
Lebih lanjut, potensi meningkatnya frekuensi petir di masa depan dapat memperburuk masalah ini, terutama di hutan-hutan yang sebelumnya tidak terdampak secara signifikan. Dengan demikian, penelitian ini mendorong komunitas ilmiah dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kembali peran petir dalam dinamika hutan dan siklus karbon global.
Diolah dari artikel:
“Lightning Kills Way More Trees Than You Would Ever Believe” oleh Ivan Farkas.
Link: https://www.sciencealert.com/lightning-kills-way-more-trees-than-you-would-ever-believe