sumber ilustrasi: pxhere
28 Apr 2025 18.40 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [28.4.2025] Pasar saham Asia dan dolar memulai perdagangan minggu ini dengan langkah hati-hati, seiring kebingungan mengenai kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pasar dihadapkan pada minggu yang penuh dengan data ekonomi penting dan laporan pendapatan dari perusahaan teknologi raksasa.
Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengklaim bahwa kemajuan signifikan telah tercapai dalam perundingan perdagangan dengan China serta beberapa negara lainnya. Namun, bukti konkret yang mendukung klaim tersebut belum terlihat. Pada hari Minggu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, tidak dapat memberikan dukungan terhadap pernyataan Trump yang menyebutkan bahwa pembicaraan mengenai tarif dengan China sedang berlangsung.
Christian Keller, Kepala Riset Ekonomi di Barclays, mengungkapkan bahwa ketidakpastian yang terjadi akibat kebijakan perdagangan ini memiliki dampak yang merugikan, bahkan lebih merusak daripada tarif itu sendiri. Ketidakpastian ini tidak hanya berdampak pada ekonomi global, tetapi juga mempengaruhi perekonomian AS. Keller menambahkan bahwa meskipun laporan pendapatan perusahaan untuk kuartal ini menunjukkan hasil yang cukup baik, banyak perusahaan kemungkinan akan mengadopsi strategi bertahan hingga situasi menjadi lebih jelas, yang membuat risiko resesi semakin besar.
Pada awal perdagangan, pergerakan pasar relatif ringan, dengan indeks MSCI yang melacak saham Asia-Pasifik di luar Jepang (MIAPJ0000PUS) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,1%. Indeks Nikkei Jepang (N225) tercatat naik 0,9%, sementara indeks saham Korea Selatan (KS11) menguat 0,2%. Di Eropa, futures EUROSTOXX 50 naik 0,3%, sementara futures FTSE dan DAX masing-masing menguat 0,2%. Namun, pasar saham AS cenderung bergerak ke arah sebaliknya, dengan futures S&P 500 dan Nasdaq turun masing-masing 0,4% dan 0,5%.
Laporan pendapatan perusahaan menunjukkan kinerja yang relatif solid, dengan kenaikan lebih dari 9%. Namun, menurut Bank of America (BofA), 64% dari perusahaan yang melaporkan hasil kuartalan mereka telah mengalahkan ekspektasi laba per saham (EPS), angka yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan 71% pada kuartal sebelumnya. Minggu ini, sekitar 180 perusahaan S&P 500, yang mewakili lebih dari 40% dari nilai pasar indeks, diperkirakan akan merilis laporan pendapatan mereka, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms.
Selain laporan laba, minggu ini juga akan dirilis data ekonomi penting dari AS, termasuk data penggajian, produk domestik bruto (PDB), dan inflasi inti. Diperkirakan, jumlah penggajian akan meningkat sebanyak 135.000, dengan inflasi yang diperkirakan akan sedikit mereda. Namun, ketidakpastian masih menyelimuti proyeksi PDB karena lonjakan impor emas yang dapat menurunkan angka headline. Para ekonom memperkirakan PDB akan tumbuh hanya 0,4% secara tahunan, meskipun ukuran PDBNow dari Federal Reserve Atlanta justru memperkirakan kontraksi sebesar -0,4% setelah memperhitungkan impor emas.
Sementara itu, kebijakan Federal Reserve AS masih menjadi perhatian utama pasar. Pasar futures memperkirakan ada kemungkinan sebesar 64% bahwa Fed akan memotong suku bunga pada bulan Juni, dengan kemungkinan pelonggaran lebih lanjut hingga 85 basis poin pada akhir tahun. Meskipun data pekerjaan yang solid dapat menambah optimisme terhadap perekonomian AS, kebijakan perdagangan yang tidak menentu di bawah pemerintahan Trump kemungkinan akan memberi dampak jangka panjang terhadap kepercayaan global terhadap AS sebagai tempat investasi yang aman.
Mata uang dolar stabil di angka 99,695, meskipun berada di atas posisi terendah minggu lalu di 97,923. Sementara itu, euro bertahan di $1,1350, namun masih jauh di bawah puncaknya yang tercatat baru-baru ini di $1,15783. Dalam perkembangan lain, harga emas sedikit turun setelah mencapai rekor tertinggi, sementara harga minyak memulai minggu dengan sedikit kenaikan setelah beberapa pekan mengalami tekanan akibat kekhawatiran mengenai pelambatan ekonomi global dan rencana OPEC untuk meningkatkan pasokan.
Buah Pikiran
Kebijakan perdagangan yang tidak menentu di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump telah menciptakan ketidakpastian yang merugikan pasar global, termasuk pasar saham Asia dan nilai tukar dolar. Meskipun ada optimisme terkait laporan pendapatan yang solid dan data ekonomi yang relatif positif, ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan AS dapat memperburuk volatilitas pasar. Pasar tampaknya terjebak dalam ketidakpastian yang menyebabkan investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Di sisi lain, meskipun ketidakpastian ini berpotensi mengarah pada resesi, laporan pendapatan perusahaan yang kuat menunjukkan bahwa beberapa sektor ekonomi masih mampu bertahan dengan baik. Akan tetapi, untuk menghindari dampak yang lebih besar pada pasar global, perlu adanya kejelasan dan stabilitas dalam kebijakan perdagangan internasional. Jika ketegangan perdagangan terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas, risiko terhadap stabilitas ekonomi global semakin meningkat. (NJD)
Sumber; Reuters
Link: https://www.reuters.com/markets/global-markets-wrapup-1-2025-04-28/