Sumber ilustrasi: pixabay
28 Mei 2025 07.40 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [28.5.2025] Apakah anda salah satu yang sering tidur di siang hari? Atau mungkin baru saja bangun di siang hari? Atau mungkin menghindari sinar matahari? Temuan satu ini mungkin dapat membantu anda untuk bangun dan terkena sinar matahari. Disini, para ilmuwan di Waipapa Taumata Rau, Universitas Auckland, menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh manusia bekerja lebih efektif pada siang hari. Hal ini dikarenakan tubuh manusia dipengaruhi oleh jam biologis atau ritme sirkadian. Temuan ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana cahaya alami memengaruhi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi, dan berpotensi membuka jalan baru dalam pengobatan penyakit inflamasi.
Penelitian ini difokuskan pada neutrofil, jenis sel darah putih yang berperan utama sebagai garis pertahanan pertama tubuh terhadap serangan bakteri. Neutrofil dikenal karena kecepatannya dalam mendeteksi dan menghancurkan mikroorganisme berbahaya di lokasi infeksi. Namun, hingga kini, belum diketahui secara pasti kapan dan bagaimana sel ini bekerja paling efektif.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science Immunology, para peneliti menggunakan ikan zebra (zebrafish) sebagai model percobaan. Ikan ini dipilih karena memiliki kesamaan genetik yang signifikan dengan manusia dan tubuhnya dapat dibuat transparan yang memungkinkan peneliti untuk mengamati aktivitas biologis secara langsung di dalam tubuh makhluk hidup.
Associate Professor Christopher Hall dari Departemen Kedokteran Molekuler dan Patologi, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan bahwa aktivitas sistem imun pada ikan tersebut menunjukkan pola waktu yang konsisten. Hall mengungkapkan bahwa dalam studi sebelumnya mereka telah melihat bahwa respons imun memuncak pada pagi hari, tepat ketika ikan-ikan mulai aktif. Temuan ini menunjukkan bahwa tubuh secara evolusioner telah beradaptasi untuk melindungi diri saat kemungkinan terpapar infeksi meningkat, yaitu saat makhluk hidup bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan.
Pertanyaan berikutnya yang ingin dijawab oleh para peneliti adalah: bagaimana sistem imun tahu kapan waktunya siang hari? Jawaban pertanyaan ini ditemukan dalam keberadaan jam sirkadian internal yang tertanam dalam sel-sel tubuh, termasuk neutrofil. Jam ini berfungsi sebagai “alarm biologis” yang merespons sinyal dari lingkungan, terutama cahaya matahari.
Penelitian ini mengungkap bahwa neutrofil memiliki jam sirkadian sendiri yang memungkinkan mereka mengenali waktu siang hari, dan meningkatkan kemampuannya dalam menghancurkan bakteri. Penemuan ini sangat signifikan karena memperluas pemahaman kita tentang bagaimana ritme biologis tidak hanya mengatur tidur dan metabolisme, tetapi juga sistem kekebalan tubuh.
Diketahui bahwa sebagian besar sel tubuh kita memiliki jam sirkadian, tetapi baru sekarang diketahui bahwa mekanisme ini juga mengatur efektivitas sel imun tertentu. “Fakta bahwa neutrofil adalah sel imun pertama yang tiba di lokasi peradangan menjadikan temuan ini sangat penting untuk pengembangan terapi baru,” kata Hall. Penelitian ini didanai oleh Marsden Fund dari Royal Society of New Zealand, dan saat ini tim peneliti sedang melanjutkan studi untuk menggali lebih dalam bagaimana cahaya dapat memengaruhi kerja jam sirkadian pada neutrofil.
Penemuan ini memberikan perspektif baru dalam menjaga kesehatan harian. Kita kini tahu bahwa sinar matahari tidak hanya penting untuk produksi vitamin D, tetapi juga memainkan peran langsung dalam meningkatkan sistem imun. Dengan kata lain, paparan cahaya alami di pagi dan siang hari dapat secara biologis memperkuat pertahanan tubuh kita terhadap infeksi.
Dari sisi gaya hidup, ini bisa menjadi dorongan bagi masyarakat modern untuk kembali menyelaraskan ritme hidup dengan siklus alami harian. Kebiasaan tidur larut malam, bekerja di ruang tertutup tanpa cahaya alami, serta paparan cahaya buatan di malam hari, semuanya dapat mengganggu jam sirkadian dan melemahkan sistem imun.
Secara praktis, hasil riset ini juga membuka kemungkinan baru dalam pengembangan terapi berbasis waktu, atau chronotherapy. Jika efektivitas sistem imun meningkat pada siang hari, maka pemberian obat atau vaksinasi di waktu yang tepat bisa meningkatkan hasil pengobatan. Selain itu, manipulasi jam sirkadian sel imun juga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit inflamasi kronis seperti radang sendi, penyakit autoimun, atau bahkan kanker.
Studi ini adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara waktu biologis dan kesehatan manusia. Mengintegrasikan prinsip-prinsip ritme sirkadian ke dalam praktik medis dan gaya hidup sehari-hari dapat menjadi kunci untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara alami. Riset lebih lanjut ke depannya akan sangat menentukan dalam menjembatani temuan ilmiah ini dengan aplikasi klinis yang nyata. Namun satu hal sudah jelas: menjaga keseimbangan antara cahaya, aktivitas, dan istirahat bukan hanya soal gaya hidup, tetapi juga soal sistem imun. (NJD)
Sumber: ScienceDaily
Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2025/05/250523141912.htm