Sumber ilustrasi: Freepik
29 Juli 2025 08.50 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [29.07.2025] Telur telah lama menjadi bahan perdebatan dalam dunia nutrisi. Di satu sisi telur dipuji sebagai sumber protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting. Di sisi lain, kandungan kolesterolnya membuat sebagian orang menghindarinya karena kekhawatiran terhadap risiko penyakit jantung. Panduan gizi selama beberapa dekade pun menunjukkan ketidakkonsistenan dalam merekomendasikan konsumsi telur.
Dalam sebuah penelitian baru dari University of South Australia membeikan tambahan bukti bahwa telur bukan hanya aman dikonsumsi, namun juga bahkan berpotensi menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) jika dikonsumsi dalam konteks diet yang tepat. Studi ini memisahkan pengaruh kolesterol makanan dan lemak jenuh terhadap kadar LDL, memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai hubungan makanan dan kesehatan jantung.
Penelitian ini melibatkan 61 orang dewasa dengan kadar kolesterol LDL awal yang serupa. Para peserta menjalani tiga pola diet berbeda, masing-masing selama lima minggu. Sebanyak 48 orang menyelesaikan seluruh rangkaian diet yang dirancang untuk mengisolasi efek dari kolesterol dan lemak jenuh.
Pola makan pertama terdiri dari kolesterol tinggi namun rendah lemak jenuh, termasuk konsumsi dua butir telur setiap hari. Pola kedua adalah kolesterol rendah tapi tinggi lemak jenuh, tanpa telur sama sekali. Pola ketiga menggabungkan kolesterol dan lemak jenuh tinggi, dengan satu butir telur per minggu.
Hasil menunjukkan bahwa diet tinggi lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol LDL, konsisten dengan pemahaman lama bahwa lemak jenuh berkontribusi pada risiko penyakit jantung. Akan tetapi, hal yang mengejutkan adalah bahwa diet tinggi kolesterol dari telur namun rendah lemak jenuh justru menurunkan kadar LDL. Artinya kolesterol dari telur tidak meningkatkan kolesterol jahat jika dikonsumsi tanpa kelebihan lemak jenuh.
Jonathan Buckley, ilmuwan olahraga dan peneliti utama studi ini, menyatakan bahwa telur selama ini telah “dipecahkan secara tidak adil” oleh saran diet lama dan menjelaskan bahwa fokus seharusnya bukan pada kolesterol dari telur namun pada lemak jenuh dari makanan olahan seperti bacon atau sosis yang sering menyertainya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi dua butir telur per hari tidak meningkatkan kolesterol jahat, asalkan tidak disertai dengan asupan tinggi lemak jenuh. Temuan ini membantah anggapan lama bahwa kolesterol dalam makanan otomatis berdampak buruk bagi kesehatan, terutama jika berasal dari sumber bergizi seperti telur.
Studi ini menekankan pentingnya melihat pola makan secara keseluruhan dan tidak hanya menghindari makanan tertentu. Dalam diet yang seimbang telur justru bisa menjadi bagian dari strategi untuk menjaga kesehatan jantung. (NJD)
Diolah dari artikel:
“Eating Eggs Can Actually Lower Bad Cholesterol, New Study Says” oleh Michelle Starr.
Link: https://www.sciencealert.com/eating-eggs-can-actually-lower-bad-cholesterol-new-study-says