Sumber ilustrasi: pixabay
30 Mei 2025 07.50 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [30.5.2025] Ketika kita melukai bagian tubuh kita, seiring dengan waktu luka tersebut akan menutup dan sembuh dengan sendirinya. Namun apakah anda tahu bahwa ikan, dalam hal ini ikan salmon, ternyata memiliki serangkaian sistem regeneratif kulit yang mungkin lebih baik dari kita? Para peneliti dari University of Stirling mengungkap penemuan mengejutkan di balik proses penyembuhan luka pada ikan salmon Atlantik. Tim ilmuwan menemukan sel punca dewasa yang sebelumnya tidak diketahui di kulit salmon, yang memainkan peran penting dalam memperbaiki jaringan dan menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang. Temuan ini membuka peluang baru tidak hanya dalam dunia akuakultur, tetapi juga dalam pemahaman regenerasi jaringan secara umum.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal BMC Biology, para peneliti menggunakan teknologi profil sel mutakhir, single-nucleus RNA sequencing dan spatial transcriptomics, untuk mengamati bagaimana sel-sel kulit bereaksi terhadap luka dari waktu ke waktu. Hasilnya, mereka menemukan bahwa sekelompok sel mirip fibroblas, dikenal sebagai mesenchymal stromal cells (MSCs), aktif baik di area luka maupun di kulit yang sehat. Sel-sel ini terbukti memiliki kemampuan tinggi untuk berubah menjadi berbagai tipe jaringan seperti tulang dan lemak.
Menurut Dr. Rose Ruiz Daniels, peneliti utama studi ini, keberadaan MSC yang aktif di kulit salmon menunjukkan bahwa kulit ikan memiliki potensi regeneratif yang jauh lebih besar dari yang sebelumnya dipahami. Dirinya menyebut bahwa kemampuan sel ini untuk bertransisi dan memperbarui jaringan menunjukkan fleksibilitas biologis yang mengungguli banyak hewan darat, termasuk mamalia.
Yang membuat temuan ini penting adalah potensi aplikatifnya. Dalam industri akuakultur, kerusakan kulit dan insang adalah penyebab utama kematian ikan di keramba laut. Dengan memahami bagaimana tubuh ikan menyembuhkan dirinya sendiri, ilmuwan dapat mengembangkan pendekatan baru untuk mencegah luka kronis serta meningkatkan daya tahan kulit dan memperpanjang umur ikan budidaya. Dalam jangka Panjang pengetahuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan hewan dan efisiensi produksi pangan laut.
Tak hanya itu, karakteristik MSC di salmon yang menunjukkan tingkat pluripotensi tinggi, kemampuan untuk berubah menjadi berbagai jenis sel, memberikan harapan bahwa model serupa bisa diterapkan dalam riset regeneratif lintas spesies. Ini berarti temuan ini juga dapat membuka jalan bagi terapi penyembuhan luka dan rekonstruksi jaringan pada manusia, terutama untuk luka kronis yang sulit disembuhkan.
Para peneliti juga berhasil memetakan letak subpopulasi MSC di jaringan kulit salmon, yang bisa menjadi dasar bagi penelitian lanjutan dalam rekayasa jaringan dan manipulasi sel untuk keperluan terapeutik. Studi ini merupakan kolaborasi internasional antara University of Stirling, Roslin Institute, Nofima, dan University of Prince Edward Island.
Temuan ini mungkin tampak kecil, hanya soal sel di kulit ikan, akan tetapi memiliki implikasi dan dampak yang bisa menjadi luar biasa. Dari meningkatkan kesehatan ikan di peternakan, mengurangi penggunaan antibiotik, hingga membuka potensi terapi regeneratif baru pada manusia. Penelitian ini membuka lebih banyak pintu untuk kemajuan ilmu pengetahuan, dimana inspirasi tidak selalu datang dari laboratorium besar atau studi pada manusia, tapi terkadang hanya dari sisik seekor ikan. (NJD)
Sumber: ScienceDaily
Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2025/05/250527124317.htm