Uranus, Planet Es yang Ternyata Lebih Panas dari yang Diduga

Sumber ilustrasi: Freepik

22 Juli 2025 12.20 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [22.07.2025] Setelah hampir empat dekade menjadi teka-teki ilmiah, para peneliti kini mengonfirmasi bahwa planet Uranus memancarkan lebih banyak panas daripada yang diterimanya dari Matahari. Temuan ini mengoreksi kesimpulan yang sempat dibuat berdasarkan data dari Voyager 2 pada tahun 1986, yang menyebut Uranus tidak memancarkan panas internal berlebih, yang dimana hal ini berbeda dari planet raksasa lainnya di Tata Surya kita.

Penelitian terbaru, yang dilakukan oleh dua tim ilmuwan secara independen, mengungkap bahwa Uranus memancarkan sekitar 12,5 persen lebih banyak energi daripada yang diserapnya dari Matahari. Fakta ini menempatkannya kembali dalam jajaran planet raksasa yang diketahui memiliki panas internal, seperti Jupiter, Saturnus, dan Neptunus.

Penelitian ini dipimpin oleh Xinyue Wang, ilmuwan planet dari University of Michigan, serta tim lain yang diketuai oleh Patrick Irwin dari University of Oxford. Keduanya menggunakan data gabungan dari berbagai observatorium dan teleskop selama beberapa dekade terakhir untuk mengukur keseimbangan energi Uranus.

Sebelumnya, hasil Voyager 2 yang merupakan satu-satunya wahana yang pernah melewati Uranus secara langsung menunjukkan bahwa planet ini nyaris tidak memiliki panas internal. Namun, pengamatan tersebut dilakukan saat aktivitas Matahari sedang tinggi, yang kini diyakini menyebabkan pembacaan data menjadi menyimpang. Temuan baru ini menunjukkan bahwa Uranus memang menyimpan dan perlahan-lahan melepaskan sisa panas dari masa awal pembentukannya.

Dibandingkan dengan planet raksasa lainnya, pancaran panas Uranus masih relatif rendah. Jupiter memancarkan 113 persen lebih banyak panas dari yang diterimanya, Saturnus 139 persen, dan Neptunus bahkan mencapai 162 persen. Padahal Neptunus sendiri berada lebih jauh dari Matahari bila dibandingkan dengan Uranus. Hal ini menunjukkan bahwa faktor jarak bukanlah penjelasan utama dari rendahnya emisi panas Uranus.

Perbedaan ini menunjukkan adanya faktor internal yang unik pada Uranus, baik dari segi struktur, komposisi, atau sejarah termalnya. Diduga ada sesuatu dalam lapisan dalam Uranus yang membuatnya lebih efisien menahan panas dibanding tetangganya di Tata Surya bagian luar.

Ilmuwan pun menyerukan perlunya misi eksplorasi besar ke Uranus. Data dari teleskop, termasuk James Webb Space Telescope (JWST), sudah membantu mengungkap sebagian misteri, namun pengamatan langsung sangat dibutuhkan untuk memahami lebih jauh struktur dan dinamika planet es ini.

Konfirmasi bahwa Uranus memancarkan panas internal menjadi langkah penting dalam memahami asal-usul dan evolusi planet raksasa es. Meski tidak sepanas Neptunus atau Saturnus namun fakta bahwa Uranus masih menyimpan sisa panas dari masa pembentukannya memberikan petunjuk tentang kondisi awal Tata Surya.

Lebih jauh, temuan ini menjadi argumen kuat untuk mendorong misi eksplorasi khusus ke Uranus. Planet ini masih menyimpan banyak pertanyaan, mulai dari rotasi uniknya hingga atmosfer misterius, yang dapat menjelaskan lebih banyak tentang sistem planet secara keseluruhan. Dalam eksplorasi luar angkasa, Uranus dapat dilihat sebagai kunci penting untuk memahami bagaimana planet-planet raksasa terbentuk dan berkembang, baik di dalam maupun di luar Tata Surya.

Diolah dari artikel:
“Confirmed: Uranus Really Is Hotter Than It Has Any Right to Be” oleh Michelle Starr.

Link: https://www.sciencealert.com/confirmed-uranus-really-is-hotter-than-it-has-any-right-to-be

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *