sumber ilustrasi: unsplash
Desanomia [6.4.2025] Vietnam telah mencatatkan namanya sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia, sebuah pencapaian luar biasa yang terwujud dalam waktu relatif singkat. Berawal dari sejarah yang sederhana pada abad ke-19, kini negara ini telah menjadi kekuatan besar dalam pasar kopi global, dengan banyak produsen kopi internasional yang bergantung pada biji kopi lokal Vietnam.
Perjalanan kopi dimulai di Ethiopia pada abad ke-9 ketika seorang petani menyaksikan kambing-kambingnya menjadi lebih energik setelah memakan buah dari pohon kopi. Seiring berjalannya waktu, kopi menjadi minuman paling populer di dunia. Sementara Ethiopia masih menjadi penghasil kopi, Brazil saat ini memegang posisi teratas dalam industri kopi dunia. Namun, Vietnam terus mengalami pertumbuhan pesat dan kini menduduki posisi kedua dalam produksi kopi, sebuah capaian yang tercatat pada 2024.
Kehadiran kopi di Vietnam dimulai pada abad ke-19, ketika Perancis memperkenalkan tanaman kopi pertama. Negara yang memiliki kecintaan besar terhadap kopi ini menemukan bahwa kondisi alam di dataran tinggi Vietnam bagian tengah dan selatan sangat ideal untuk budidaya kopi. Meski sebagian besar kopi yang dihasilkan diekspor kembali ke Eropa, Vietnam baru mulai mengembangkan budaya konsumsi kopi beberapa waktu kemudian.
Setelah melewati beberapa dekade penuh tantangan, termasuk konflik dan kesulitan ekonomi pada abad ke-20, Vietnam memasuki masa sulit dalam industri kopinya pada akhir 1970-an. Ekspor kopi hampir tidak ada, sementara konsumsi kopi di dalam negeri sangat terbatas. Namun, pada awal 1980-an, situasi ini mulai berubah. Ketika Jerman Timur, yang saat itu terpisah dengan Jerman Barat, menghadapi kesulitan mendapatkan kopi karena iklim yang tidak mendukung, mereka melihat peluang untuk bekerja sama dengan Vietnam, yang baru saja mulai membangun kembali ekonomi dan industrinya pasca-perang.
Kesepakatan antara Vietnam dan Jerman Timur membawa keuntungan besar bagi industri kopi Vietnam. Vietnam menerima bantuan dalam bentuk mesin untuk menanam kopi, serta infrastruktur untuk mendukung petani kopi. Namun, sebuah twist terjadi saat Jerman Timur bersatu dengan Jerman Barat pada 1989, setahun sebelum panen kopi pertama Vietnam yang direncanakan. Akibatnya, kopi yang seharusnya dikirim ke Jerman Timur tidak pernah sampai, namun Vietnam tetap melanjutkan produksi dan mengalami kesuksesan besar pada panen 1990.
Sejak saat itu, Vietnam telah berkembang pesat, tidak hanya sebagai produsen kopi, tetapi juga sebagai pusat budaya kopi. Kopi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Vietnam, dengan variasi kopi es yang populer di iklim subtropis. Tak hanya itu, kopi telur dan kopi kelapa yang khas Vietnam pun semakin populer, dengan sejarah dan cara penyajian unik.
Kini, hampir setiap sudut Vietnam menyajikan kopi, menjadikannya negara yang tidak hanya menguasai pasar kopi domestik tetapi juga global. Negara ini pantas menyandang gelar sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia, berkat komitmen dan kemajuan industri kopi yang telah dirintis selama lebih dari 40 tahun. Pencapaian ini semakin menegaskan betapa pentingnya kopi dalam perekonomian Vietnam, dengan sektor kopi menjadi salah satu sumber utama pendapatan bagi jutaan petani dan pengusaha kopi di seluruh negeri.
Vietnam juga terus berinovasi dalam industri kopi, memperkenalkan berbagai metode penyajian yang unik dan menarik perhatian dunia. Misalnya, kopi telur, yang memadukan kopi dengan kuning telur yang dikocok dengan susu manis, telah menjadi simbol budaya kopi Vietnam yang kian mendunia. Dengan berbagai inovasi tersebut, Vietnam tidak hanya mengandalkan kualitas biji kopi, tetapi juga kreativitas dalam penyajian kopi untuk mempertahankan posisi mereka sebagai pemain utama di pasar kopi global.
Buah Pikiran
Keberhasilan Vietnam dalam menjadi produsen kopi terbesar kedua di dunia menunjukkan bagaimana negara ini mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Meski menghadapi banyak kesulitan sejak masa kolonial dan konflik internal, Vietnam berhasil membangun industri kopi yang kuat dengan dukungan internasional. Perkembangan pesat ini juga menyoroti bagaimana Vietnam dapat memanfaatkan keunggulan geografis dan iklim untuk mengembangkan industri yang berkelanjutan. Namun, tantangan yang dihadapi ke depan, termasuk perubahan iklim dan fluktuasi pasar, bisa menjadi hambatan. Vietnam perlu terus berinovasi dan menjaga kualitas kopi agar tetap menjadi pemimpin dalam industri ini. Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar, Vietnam juga harus memperhatikan keberlanjutan pertanian kopi untuk memastikan industri ini tetap berkembang di masa depan. (NJD)
Sumber: asianews.network
Link: https://asianews.network/how-did-vietnam-become-the-second-biggest-coffee-producer-in-the-world/