sumber ilustrasi: freepik
17 Apr 2025 11.30 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [17.4.2025] Penelitian terbaru dari University of Eastern Finland mengungkap bahwa para petani yang beralih ke pertanian regeneratif di Finlandia mengandalkan intuisi sebagai panduan penting dalam pengambilan keputusan. Meskipun begitu, intuisi masih dianggap sebagai topik yang tabu dan jarang dibicarakan secara terbuka di kalangan petani.
Studi ini diterbitkan dalam Journal of Rural Studies dan melibatkan 84 petani yang terlibat dalam Carbon Action Project, proyek kolaborasi antara Finnish Meteorological Institute dan Baltic Sea Action Group. Fokus penelitian adalah mengeksplorasi bagaimana intuisi muncul dan berperan dalam proses pengambilan keputusan para petani regeneratif.
Pertanian regeneratif merupakan pendekatan produksi pangan yang berfokus pada pemulihan ekosistem sekaligus peningkatan keuntungan. Sistem ini juga berperan dalam menjaga kesejahteraan pertanian di tengah perubahan iklim dan dinamika lingkungan usaha yang terus berubah.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa para petani berpengalaman banyak mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan penting. Temuan serupa juga terlihat pada kalangan profesional lain seperti peneliti, manajer bisnis, hingga atlet elite. Dalam konteks ini, intuisi dipandang sebagai mekanisme pengambilan keputusan yang cepat dan efisien, terutama dalam kondisi penuh tekanan dan kompleksitas tinggi.
Dalam studi ini, para petani menggambarkan intuisi sebagai sesuatu yang pasti, dapat dipercaya, dan sangat personal. Intuisi digambarkan selalu bersifat proaktif, mendorong seseorang untuk bertindak atau menahan diri sesuai konteks. Namun, faktor-faktor seperti kelelahan, tekanan waktu, emosi kuat, serta kelebihan informasi dapat mengganggu interpretasi intuisi, sehingga petani kadang luput menangkap sinyal-sinyal penting dari dalam dirinya atau dari lingkungan.
Menurut hasil studi, intuisi berperan layaknya “asisten pengambilan keputusan” dalam proses berpikir analitis. Ia hadir baik di tahap awal maupun akhir dalam proses mengambil keputusan. Karena dianggap membawa hasil yang baik dan tepat, intuisi kerap dikaitkan dengan suara hati nurani atau akal sehat.
Petani yang terlibat dalam riset ini juga meyakini bahwa intuisi bersumber dari pengalaman internal maupun faktor eksternal, terutama sinyal-sinyal yang diberikan oleh alam. Lingkungan sekitar dinilai sangat berpengaruh terhadap keputusan pertanian mereka. Peneliti Soja Sädeharju menyatakan bahwa hubungan antara intuisi dan alam, serta peran intuisi dalam dinamika regeneratif dan pedagogi sosial planet, patut dikaji lebih dalam.
Penelitian ini juga menyoroti kelangkaan studi empiris mengenai intuisi dalam konteks pengambilan keputusan. Dengan menarasikan pengalaman para petani, penelitian ini memberikan perspektif baru tentang peran intuisi dalam sektor pertanian, sekaligus membuka ruang diskusi untuk pendekatan sosial-ekologis yang lebih holistik.
Studi ini didukung oleh Maj and Tor Nessling Foundation serta Dewan Riset Finlandia.
Buah Pikiran
Studi ini membuka ruang refleksi terhadap pentingnya mengakui dimensi non-formal dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam konteks regeneratif yang membutuhkan adaptasi cepat terhadap perubahan lingkungan. Intuisi, yang lahir dari pengalaman bertahun-tahun, pengamatan alamiah, serta keterhubungan dengan ekosistem sekitar, tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir para petani. Pengabaian terhadap intuisi justru berpotensi menghambat inovasi dan keberhasilan jangka panjang, terlebih dalam sistem yang tidak sepenuhnya dapat diprediksi oleh data atau algoritma.
Dengan demikian, sudah saatnya pendekatan kebijakan dan riset pertanian turut mengakomodasi peran intuisi sebagai elemen penting dalam pengambilan keputusan. Pendekatan interdisipliner yang menggabungkan sains empiris dengan pemahaman terhadap proses kognitif dan pengalaman personal petani akan memperkuat kapasitas adaptif sektor pertanian. Lebih jauh, mengakui intuisi secara terbuka dapat menjadi jembatan antara pengetahuan lokal dan ilmiah dalam mendukung transformasi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan resilien. (NJD)
Sumber: ScienceDaily
Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2025/04/250410130925.htm