Terraforming Mars, Proyek Penghijauan Planet Merah (Bagian 2)

Sumber ilustrasi: pixabay

15 Juni 2025 08.20 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Secara teknis, terraforming Mars membutuhkan tiga tahap besar. Pertama adalah pemanasan planet dengan teknologi seperti layar surya reflektif, nanopartikel, atau ubin aerogel, yang dapat meningkatkan suhu hingga 30°C dan melepaskan karbon dioksida dari es bawah tanah. Ini akan menebalkan atmosfer dan memungkinkan air tetap cair. Tahap kedua adalah pelepasan mikroba ekstremofilik yang bisa hidup dalam kondisi keras Mars dan mulai menghasilkan oksigen. Tahap terakhir adalah membangun ekosistem penuh, hingga tekanan dan oksigen cukup untuk menopang tanaman, bahkan manusia.

Penulis studi sepakat bahwa langkah-langkah awal harus dimulai dari sekarang, bahkan jika hasilnya masih jauh di masa depan. Dibutuhkan penelitian interdisipliner dari fisika, kimia, biologi, hingga material sains untuk mengevaluasi manfaat dan biayanya. Dalam waktu dekat, misi Mars Sample Return, kolaborasi NASA dan ESA, diharapkan dapat membawa pulang sampel Mars yang dapat menjawab pertanyaan penting yang masih belum terjawab. Yakni apa isi Mars, dan adakah kehidupan purba di dalamnya?

“… ini caranya sains mengubah dunia dari sekadar konsep menjadi kenyataan dan mereka harus terus berpegang pada sains dan eksperimen …”

Uji coba konsep terraforming juga bisa dimulai dalam misi ke Mars tahun 2028 atau 2031. DeBenedictis menyarankan eksperimen lokal seperti pemanasan area kecil untuk mengurangi risiko teknologi baru. Inovasi teknologi berkelanjutan pun harus terus dikembangkan agar dalam jangka panjang, kita benar-benar mampu mentransformasi Mars menjadi dunia yang hidup.

Walau terraforming Mars bisa butuh beberapa generasi, keputusan dan inovasi harus dimulai saat ini. Lanza berpendapat bahwa ini caranya sains mengubah dunia dari sekadar konsep menjadi kenyataan dan mereka harus terus berpegang pada sains dan eksperimen, oleh karena dengan adanya kegiatan-kegiatan ini, kita mendapatkan hasil-hasil yang benar-benar transformasional.

Berita ini bukan hanya tentang menjajah planet lain, namun bagaimana umat manusia melihat diri mereka sendiri dan masa depan kita. Dengan menjadikan Mars sebagai ruang eksperimen, kita bisa belajar cara mengelola lingkungan ekstrem, sesuatu yang bisa ditarik benang merahnya dengan krisis iklim Bumi saat ini.

Teknologi hijau yang dikembangkan untuk Mars, mulai dari produksi oksigen mandiri, pengelolaan suhu ekstrem, hingga sistem pertanian mikroba, berpotensi besar untuk bisa terlebih dahulu diterapkan di wilayah-wilayah tandus atau terdampak perubahan iklim di Bumi. Selain itu, gagasan bahwa manusia bisa menjadi penyebar kehidupan, bukan perusaknya, adalah visi moral yang penting dalam abad ke-21. Riset, kolaborasi lintas disiplin, dan pemikiran jauh ke depan adalah hal yang perlu dimulai sekarang. Siapa tahu kita dapat menemukan gagasan-gagasan yang sama menakjubkannya dengan men- terraforming Mars. (NJD)

Sumber: Livescience

Link: https://www.livescience.com/space/mars/turning-the-red-planet-green-its-time-to-take-terraforming-mars-seriously-scientists-say

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *