Asal Usul Kentang Berevolusi dari Nenek Moyang Tomat?

Sumber ilustrasi: Freepik

2 Agustus 2025 16.30 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [02.08.2025] Kentang dan tomat selama ini dianggap sebagai dua tanaman yang sangat berbeda, meskipun berada dalam keluarga botani yang sama, yaitu Solanaceae. Kentang dikenal luas sebagai tanaman penghasil umbi yang kaya karbohidrat, sementara tomat adalah buah dengan kandungan air tinggi. Akan tetapi sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Cell pada 1 Agustus 2025 berhasil mengungkap hubungan evolusioner yang lebih dalam di antara keduanya. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kentang modern kemungkinan besar merupakan hasil dari persilangan kuno antara tomat liar dan tanaman mirip kentang di Amerika Selatan sekitar sembilan juta tahun lalu.

Penemuan ini mengubah cara ilmuwan memandang proses evolusi tanaman. Selama ini, mutasi acak dianggap sebagai pendorong utama terbentuknya spesies baru. Namun, studi ini memperkuat pandangan bahwa hibridisasi kuno antara spesies berbeda juga memainkan peran penting dalam membentuk keragaman hayati.

Peneliti menemukan bahwa kentang modern mewarisi komposisi genetik seimbang dari dua garis keturunan utama: sekitar 60% berasal dari tanaman Etuberosum—spesies mirip kentang dari wilayah Chili, dan 40% lainnya dari tomat. Analisis ini didasarkan pada studi terhadap 450 genom kentang budidaya dan 56 spesies kentang liar. Proyek ini dipimpin oleh Zhiyang Zhang dari Agricultural Genomics Institute di Shenzhen, yang menyebut bahwa data ini merupakan koleksi genom kentang liar terlengkap yang pernah dikumpulkan.

Temuan ini mengungkap bahwa semua jenis kentang, baik yang tumbuh liar maupun hasil domestikasi, memiliki proporsi gen yang hampir sama antara tomat dan Etuberosum. Fakta ini menunjukkan bahwa hibridisasi yang menghasilkan kentang bukanlah hasil dari pertukaran gen berulang, melainkan berasal dari satu peristiwa persilangan besar di masa lampau. Proses ini diperkirakan berlangsung antara 14 hingga 9 juta tahun yang lalu, saat terjadi pemisahan genetik antara tomat dan Etuberosum, kemungkinan akibat penyerbukan silang oleh serangga.

Lebih lanjut, penelitian ini berhasil mengidentifikasi peran dua gen penting dalam pembentukan umbi. Gen SP6A, yang berasal dari garis keturunan tomat, bertindak sebagai pemicu pembentukan umbi. Akan tetapi, gen ini hanya efektif jika dipasangkan dengan gen IT1 dari Etuberosum, yang mengontrol pertumbuhan batang bawah tanah. Kombinasi gen ini memungkinkan terbentuknya struktur umbi yang dapat menyimpan cadangan nutrisi, sekaligus memungkinkan reproduksi aseksual yang menjadi ciri khas kentang.

Proses evolusi tersebut kemungkinan besar terjadi bersamaan dengan peristiwa geologis besar, yakni pengangkatan cepat Pegunungan Andes, yang menciptakan kondisi lingkungan ideal bagi tanaman penyimpan umbi. Adaptasi tersebut memungkinkan kentang menyebar luas di Amerika Selatan, sebelum akhirnya dikenal dunia melalui pertukaran manusia lintas benua.

Saat ini, para peneliti seperti Sanwen Huang dari lembaga yang sama di Shenzhen tengah berupaya menciptakan kentang hibrida baru yang bisa dikembangbiakkan dari biji, bukan umbi. Pendekatan ini dapat mempercepat proses pemuliaan tanaman dan meningkatkan efisiensi produksi. Salah satu strategi yang diusulkan adalah menggunakan tomat sebagai dasar biologis dalam proses rekayasa genetika kentang masa depan.

Penemuan bahwa kentang modern berasal dari hibridisasi antara tomat dan tanaman Etuberosum menunjukkan bahwa proses evolusi tanaman jauh lebih kompleks dan tidak selalu linier. Studi ini memperkuat pemahaman bahwa hibridisasi kuno dapat menghasilkan spesies baru yang sangat berbeda dari nenek moyangnya, dan bahwa peran sinergi genetik antara spesies berbeda telah lama diabaikan dalam teori evolusi konvensional.

Lebih dari sekadar menjelaskan asal usul kentang, temuan ini juga membuka jalan bagi teknologi pemuliaan tanaman modern yang lebih efisien. Dengan menggunakan tomat sebagai “rangka kerja biologis”, ilmuwan kini memiliki peluang baru untuk mengembangkan varietas kentang yang lebih unggul dan mudah dibudidayakan. Pendekatan ini bisa menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.

Diolah aari artikel:
“Surprising Study Finds Potatoes Evolved From Tomato Ancestor” oleh Issam Ahmed, AFP.

Link: https://www.sciencealert.com/surprising-study-finds-potatoes-evolved-from-tomato-ancestor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *