Fakta Unik Kecerdasan Sosial Kambing

Sumber ilustrasi: unsplash

7 Juni 2025 05.45. WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [07.6.2025] Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Research Institute of Farm Animal Biology (FBN) di Jerman, bekerja sama dengan University of Veterinary Medicine Vienna, menemukan bahwa kambing memiliki perilaku prososial, yaitu kecenderungan untuk membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan langsung. Temuan ini menjadi kontribusi penting dalam memahami kemampuan sosial hewan ternak.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science, para ilmuwan merancang eksperimen unik bernama “pohon apel palsu”. Alat ini meniru perilaku alami kambing yang gemar memanjat. Seekor kambing dapat memanjat ke sebuah platform untuk mengaktifkan mekanisme yang menurunkan makanan, akan tetapi makanan itu hanya bisa diakses oleh kambing lain.

Hasilnya mengejutkan. Kambing-kambing ini cenderung lebih sering mengaktifkan alat tersebut saat makanan hanya tersedia untuk kambing lain. Bahkan, mereka tetap berada di posisi tersebut tanpa mencoba mengambil makanan untuk diri mereka sendiri. Tindakan ini dapat dilihat sebagai bukti bahwa kambing mampu menunjukkan motivasi prososial, mirip seperti empati pada manusia atau primata.

Dengan kata lain, kambing bersedia membantu temannya mendapatkan makanan meski mereka sendiri tidak mendapat manfaat langsung. Ini memperluas pemahaman kita tentang perilaku sosial hewan, yang selama ini hanya banyak diteliti pada anjing, simpanse, dan lumba-lumba.

Akan tetapi tidak semua kambing menunjukkan tingkat empati yang sama. Perbedaan antar individu justru membuka pintu untuk penelitian lanjutan mengenai apa yang memengaruhi kecenderungan prososial pada hewan ternak.

Dr. Jan Langbein dari tim Perilaku dan Kesejahteraan Hewan di FBN mengatakan bahwa temuan ini membuktikan bahwa hewan ternak seperti kambing memiliki motivasi sosial, asalkan metode pengamatannya sesuai dengan perilaku alami mereka.

Alat “pohon apel palsu” memungkinkan para peneliti mengamati perilaku sosial kambing dalam konteks yang nyaman dan alami bagi mereka. Ini merupakan pendekatan baru dalam studi perilaku hewan yang bisa diaplikasikan pada spesies lain di masa depan.

Kambing sendiri hidup dalam struktur sosial yang dinamis yang disebut fission-fusion societies, di mana kelompok kambing sering kali terbentuk dan bubar kembali. Pola sosial seperti ini menuntut kemampuan adaptasi dan interaksi yang kompleks, menjadikannya hewan model yang baik untuk studi empati dan kerja sama.

Penelitian ini merupakan bagian dari riset yang lebih luas tentang kognisi dan pembelajaran pada hewan ternak. Dengan menggunakan kambing sebagai subjek, para peneliti berharap dapat mengubah cara pandang kita terhadap perlakuan dan kesejahteraan hewan di lingkungan peternakan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kambing memiliki kemampuan sosial yang tinggi mengingatkan kita bahwa hewan bukan sekadar objek kurban, melainkan makhluk dengan perilaku kompleks dan layak dihormati.Temuan ini dapat menjadi pengingat untuk memperlakukan hewan ternak dengan lebih etis, baik dalam proses penggemukan, pengangkutan, hingga penyembelihan.

Selain itu, dari perspektif ilmiah dan praktis, riset ini membuka peluang pengembangan sistem peternakan yang lebih manusiawi dan cerdas, dengan memperhatikan perilaku alami hewan. Bagi dunia sains, temuan ini menambah wawasan bahwa empati dan kerja sama ternyata bukan hanya milik manusia, namun juga bisa tumbuh di kandang kambing.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Mari rayakan dengan penuh rasa syukur, dan juga rasa hormat terhadap makhluk hidup lain yang menjadi bagian dari ibadah kita. (NJD)

Sumber: Phys.org

Link: https://phys.org/news/2025-05-goats-hoof-evidence-prosocial-behavior.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *