sumber ilustrasi: unsplash
Desanomia [10.4.2025] Peneliti dari University of Illinois Urbana-Champaign dan China Agricultural University di Beijing baru-baru ini mengembangkan sebuah proses pengolahan air baru yang mampu menghilangkan polutan berbahaya yang tidak dapat dihapus oleh sistem pengolahan air konvensional. Proses ini, yang melibatkan dua langkah sederhana dengan menggunakan kayu dan arang, efektif dalam mengurangi obat-obatan yang terbuang ke air limbah dan unsur-unsur nutrisi yang memicu pembungaan alga berbahaya di perairan.
Saat kita mengonsumsi obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit, tubuh kita tidak menyerap semua obat tersebut, dan sisa obat akan terbuang melalui urin. Namun, proses pengolahan air yang ada saat ini tidak dirancang untuk menghilangkan obat-obatan ini, sehingga obat-obatan tersebut sering kali mencemari sumber air minum. Inovasi baru ini menawarkan solusi untuk masalah tersebut, dengan kemampuan untuk menghilangkan tidak hanya obat-obatan, tetapi juga unsur-unsur seperti fosfor dan nitrat yang menjadi pemicu pembungaan alga di danau, sungai, dan saluran air.
Proses ini bekerja dalam dua tahap. Tahap pertama menggunakan serpihan kayu dalam reaktor biologi untuk menarik nitrogen dari senyawa yang menyebabkan pembungaan alga. Nitrogen ini kemudian dilepaskan ke udara dalam bentuk gas. Namun, untuk mengatasi fosfor, yang tidak dapat dihilangkan secara efektif dengan kayu, tim peneliti menggunakan jenis arang yang diperlakukan dengan bahan seperti lumpur kapur atau gypsum. Arang ini bertindak seperti arang aktif yang menyerap kontaminan fosfor dan menahannya di permukaannya.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Wei Zheng dari University of Illinois juga menguji proses ini untuk mengatasi polusi obat-obatan, seperti ibuprofen, naproksen, dan obat-obatan pengontrol gula darah serta hormon estrogen. Hasilnya sangat menggembirakan, dengan proses ini mampu menghilangkan hingga 97 persen obat-obatan dalam sampel yang diuji, meskipun penelitian ini dilakukan di laboratorium. Tim sekarang berencana untuk menguji sistem ini pada sampel limbah cair yang lebih besar untuk mengetahui keefektifannya di lapangan.
Peneliti juga mencatat bahwa sistem ini memiliki potensi besar dalam mengurangi polusi obat-obatan di perairan, terutama di daerah-daerah yang memiliki konsentrasi obat-obatan tinggi, seperti dekat rumah sakit atau pabrik-pabrik farmasi. Selain itu, proses ini juga sangat efektif dalam mengatasi pembungaan alga, yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen di perairan dan menciptakan zona mati yang membahayakan kehidupan akuatik.
Xiaozhen Mou, seorang ahli mikrobiologi di Kent State University yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa meskipun sistem ini menunjukkan hasil yang menjanjikan, ia penasaran bagaimana proses ini akan bekerja dengan kadar obat yang sangat rendah, seperti yang ditemukan di sebagian besar sumber air minum. Namun, ia mencatat bahwa proses ini dapat sangat berguna di lokasi-lokasi yang berisiko tinggi terhadap polusi obat, dan itu menjadi langkah positif dalam upaya menjaga kualitas air.
Buah Pikiran
Proses pengolahan air yang dikembangkan oleh tim peneliti ini merupakan sebuah terobosan penting dalam upaya mengatasi polusi air yang disebabkan oleh sisa obat-obatan dan unsur-unsur yang dapat memicu pembungaan alga. Mengingat tantangan besar yang dihadapi dalam menjaga kualitas sumber air minum, teknologi ini menawarkan solusi yang efisien, ramah lingkungan, dan lebih terjangkau dibandingkan dengan teknologi pengolahan air konvensional. Namun, meskipun hasil uji coba di laboratorium menunjukkan hasil yang sangat baik, perlu pengujian lebih lanjut di lapangan untuk memastikan efektivitasnya di kondisi nyata. Ke depan, langkah-langkah pencegahan dalam pengelolaan limbah obat dan pertanian tetap menjadi prioritas utama, agar polusi dapat dikendalikan sejak sumbernya. (NJD)
Sumber: ScienceNewsExplores
Link: https://www.snexplores.org/article/biochar-water-treatment-pollution