Sumber ilustrasi: Pixabay
29 Oktober 2025 09.10 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [29.10.2025] Proses penuaan alami menyebabkan otak manusia secara perlahan kehilangan volumenya. Fenomena ini telah lama menjadi perhatian dunia medis, terutama karena kaitannya dengan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Pertanyaan besar tetap tersisa, yakni apakah penuaan otak berlangsung dengan cara yang sama pada pria dan wanita?
Sebuah penelitian baru yang melibatkan ribuan pemindaian otak kini memberikan jawaban awal. Studi berskala besar yang dipimpin oleh tim ilmuwan dari University of Oslo, Norwegia, menemukan bahwa otak pria tampaknya menyusut lebih cepat dibandingkan otak wanita seiring bertambahnya usia. Temuan ini memberikan petunjuk penting tentang bagaimana jenis kelamin dapat memengaruhi biologi penuaan otak.
Meskipun wanita dua kali lebih sering didiagnosis mengidap Alzheimer dibanding pria, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otak wanita justru kehilangan jaringan saraf dengan laju yang lebih lambat. Fakta ini menimbulkan pertanyaan baru tentang apa yang sebenarnya membuat perempuan lebih rentan terhadap penyakit tersebut.
Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis lebih dari 12.000 hasil pemindaian otak dari 4.726 partisipan berusia antara 17 hingga 95 tahun. Setiap partisipan menjalani sedikitnya dua kali pemindaian MRI dengan selang waktu rata-rata tiga tahun. Semua peserta memiliki fungsi kognitif yang sehat, sehingga peneliti dapat fokus meneliti perubahan alami akibat penuaan tanpa gangguan penyakit otak lainnya.
Setelah menyesuaikan data berdasarkan perbedaan ukuran otak antara pria dan wanita, hasil analisis menunjukkan bahwa pria mengalami penyusutan di lebih banyak area otak, termasuk di berbagai bagian korteks. Wanita juga mengalami penyusutan, namun pada wilayah yang lebih sedikit dan dengan perubahan ketebalan korteks yang jauh lebih kecil. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan biologis yang cukup jelas dalam pola penuaan otak berdasarkan jenis kelamin.
Tim peneliti menekankan bahwa hasil ini tidak boleh disimpulkan secara berlebihan. Walaupun ada kecenderungan otak pria menyusut lebih cepat, faktor genetik, hormonal, serta lingkungan dapat memengaruhi hasil tersebut. Penurunan volume otak belum tentu berkaitan langsung dengan penurunan kemampuan berpikir atau meningkatnya risiko penyakit saraf, karena beberapa perubahan struktural bisa jadi merupakan bagian normal dari adaptasi otak terhadap penuaan.
Penelitian juga menemukan bahwa perbedaan antara pria dan wanita tidak tampak pada hippocampus, bagian otak yang berperan dalam pembelajaran dan memori, serta sangat terkait dengan demensia. Perbedaan baru muncul pada tahap usia lanjut, ketika wanita menunjukkan penurunan yang sedikit lebih cepat setelah memperhitungkan harapan hidup yang lebih panjang. Ini diduga bukan karena peningkatan risiko penyakit, melainkan efek alami dari umur yang lebih panjang pada wanita.
Ketika para peneliti menyamakan estimasi harapan hidup antara pria dan wanita, sebagian besar perbedaan penurunan volume otak menghilang. Temuan ini memperkuat hipotesis bahwa perbedaan penuaan otak mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh lamanya usia hidup daripada faktor biologis murni.
Meskipun penelitian tentang penuaan otak telah dilakukan selama puluhan tahun, bias terhadap satu jenis kelamin masih sangat kuat dalam dunia ilmiah. Data tahun 2019 menunjukkan bahwa hanya sekitar lima persen studi di bidang ilmu saraf dan psikiatri yang benar-benar memperhitungkan perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Akibatnya, banyak kesimpulan sebelumnya mungkin tidak sepenuhnya menggambarkan realitas biologis kedua kelompok.
Para peneliti menekankan bahwa masih dibutuhkan banyak studi longitudinal. penelitian jangka panjang yang mengikuti individu selama bertahun-tahun, untuk memahami secara mendalam bagaimana penuaan memengaruhi struktur dan fungsi otak berdasarkan jenis kelamin. Tanpa penelitian semacam itu, sulit untuk membedakan pengaruh faktor biologis dari faktor gaya hidup, hormon, dan lingkungan.
Sebuah tinjauan ilmiah pada tahun 2023 bahkan memperingatkan bahwa bias penelitian yang terus terjadi dalam studi penuaan otak dapat membawa konsekuensi serius bagi kesehatan publik. Ketidakseimbangan dalam penelitian ini dianggap menimbulkan beban yang tidak proporsional pada kesehatan perempuan, yang sering kali kurang terwakili dalam studi ilmiah. Oleh karena itu, penelitian tentang otak wanita yang menua kini dianggap sangat mendesak.
Temuan bahwa otak pria mengalami penyusutan lebih cepat dibandingkan otak wanita memberikan wawasan penting tentang penuaan manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan biologis antara jenis kelamin bukan hanya bersifat hormonal, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana jaringan otak berubah seiring waktu. Meskipun wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk Alzheimer, pola penyusutan otak mereka tampaknya lebih lambat, yang menunjukkan bahwa penyebab demensia pada wanita mungkin lebih kompleks dari sekadar perubahan struktural otak.
Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan ilmiah yang mempertimbangkan perbedaan biologis antara pria dan wanita dalam memahami penuaan otak. Dengan penelitian lebih lanjut yang inklusif dan jangka panjang, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan strategi pencegahan dan perawatan yang lebih tepat sasaran bagi setiap individu, tanpa bias terhadap jenis kelamin.
Diolah dari artikel:
“Male Brains Shrink Faster Than Female Brains, Study Finds” oleh Carly Cassella.
Note: This article was made as part of a dedicated effort to bring science closer to everyday life and to inspire curiosity in its readers.
Link: https://www.sciencealert.com/male-brains-shrink-faster-than-female-brains-study-finds