Permintaan Ekspor Dorong Kinerja Sektor Jasa India

Sumber ilustrasi: pixabay

7 Juni 2025 07.50 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [07.6.2025] Kabar terbaru seputar ekonomi, kali ini dari India. Sektor jasa India terus menunjukkan kekuatannya di bulan Mei 2025, dengan laju pertumbuhan yang tetap tinggi meski ditengah tekanan harga yang meningkat. Keadaan ini didorong oleh permintaan ekspor yang melonjak dan rekor rekrutmen tenaga kerja, menurut data terbaru yang dirilis Rabu.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa India HSBC, yang disusun oleh S&P Global, mencatat angka 58,8 pada Mei, sedikit naik dari 58,7 di April, tetapi lebih rendah dibandingkan estimasi awal sebesar 61,2. PMI di atas 50 menandakan ekspansi, dan sektor jasa India telah berada di zona ekspansi selama hampir empat tahun berturut-turut, mencerminkan ketahanan struktural sektor jasa di tengah dinamika ekonomi global.

Permintaan baru dari konsumen, indikator utama pertumbuhan ekonomi, tetap kuat. Pertumbuhan ini sejalan dengan tren positif sejak awal tahun. Perusahaan menyebutkan bahwa strategi pemasaran aktif, tren permintaan positif, dan tingkat loyalitas pelanggan menjadi faktor utama pendorong kinerja ini.

Peningkatan paling signifikan datang dari pasar internasional. Permintaan ekspor layanan India melonjak dan tercatat salah satu lonjakan pesanan ekspor terbesar sejak survei ini dimulai lebih dari satu dekade lalu. Ini menggarisbawahi posisi India sebagai pemain utama dalam ekspor jasa global, khususnya di sektor teknologi, layanan digital, dan konsultasi profesional.

Menanggapi pertumbuhan pesat ini, perusahaan jasa India mempercepat perekrutan tenaga kerja, mencatat laju rekrutmen tercepat sejak 2005, dengan hampir 16% responden menambah jumlah karyawan mereka. Keadaan ini mencerminkan optimisme bisnis dan ekspektasi pertumbuhan berkelanjutan dalam waktu dekat.

Akan tetapi, pertumbuhan yang cepat juga membawa konsekuensi. Tekanan biaya meningkat tajam pada Mei. Baik biaya input (seperti bahan baku) maupun output (harga jual) melonjak di atas rata-rata historis. Perusahaan melaporkan adanya kenaikan harga minyak goreng, daging, bahan material, serta biaya lembur, yang menyebabkan inflasi input tertinggi sejak Januari.

Tekanan harga ini menjadi perhatian khusus bagi Bank Sentral India (RBI), yang telah memangkas suku bunga repo sebesar 50 basis poin tahun ini untuk mendorong pertumbuhan. Dengan inflasi tetap di bawah target 4%, pasar memperkirakan RBI akan menurunkan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada Jumat mendatang, menurut survei Reuters.

Meski menghadapi inflasi biaya, kepercayaan bisnis mengalami pemulihan dari level terendah dalam 23 bulan pada April. Perusahaan menyatakan optimisme terhadap prospek jangka menengah, didorong oleh basis klien yang meningkat, perluasan tim kerja, dan kampanye pemasaran berkelanjutan.

Secara keseluruhan, Indeks PMI Output Komposit HSBC India, yang menggabungkan sektor manufaktur dan jasa, tercatat sedikit melemah ke 59,3 dari 59,7 di April. Meski terjadi sedikit penurunan, indeks ini tetap mencerminkan pertumbuhan kuat sektor swasta India.

India menunjukkan bahwa sektor jasa bisa menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, bahkan di tengah ketidakpastian global. Permintaan ekspor yang kuat dan rekrutmen tenaga kerja yang agresif menandakan bahwa negara ini tidak hanya pulih, tetapi juga sedang memantapkan perannya sebagai pusat layanan global.

Pertumbuhan jasa India menunjukan adanya dua keadaan. Di satu sisi tersedianya solusi digital dan profesional murah berkualitas tinggi bagi negara-negara maju dan berkembang. Di sisi lain, eksplorasi besar terhadap pasar global dapat memicu ketergantungan lebih tinggi terhadap satu pasar penyedia, yang bisa memperburuk risiko rantai pasok jika tidak diimbangi dengan diversifikasi global.

Tekanan inflasi di India juga memberi sinyal penting, yakni bahwa pertumbuhan yang cepat tak bisa dilepaskan dari risiko naiknya biaya lainnya. Jika tekanan harga menyebar maka hal ini dapat berdampak pada biaya jasa secara global, terutama di sektor IT dan teknologi informasi di mana India menjadi pemain dominan.

Secara strategis, negara-negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia, bisa mengambil pelajaran catatan bahwa investasi berkelanjutan dalam sumber daya manusia, promosi ekspor jasa, dan inovasi layanan berbasis teknologi adalah jalur potensial menuju daya saing global. Namun demikian, hal ini harus dibarengi dengan pengawasan ketat terhadap stabilitas harga dan ketahanan tenaga kerja. (NJD)

Sumber: Reuters

Link: https://www.reuters.com/world/india/india-services-sector-growth-steady-may-demand-remains-strong-pmi-shows-2025-06-04/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *