Pohon Amazon Bertambah Gemuk Akibat Kenaikan CO2?

Sumber ilustrasi: Freepik

01 Oktober 2025 11.15 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [01.10.2025] Pohon-pohon di hutan hujan Amazon menunjukkan respons mengejutkan terhadap perubahan iklim: batang-batang mereka bertambah tebal seiring meningkatnya konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Fenomena ini telah diamati selama beberapa dekade terakhir dan menandakan bahwa ekosistem hutan tropis ini mungkin lebih tahan terhadap pemanasan global dibandingkan yang selama ini dikhawatirkan.

Sejak tahun 1970-an, para ilmuwan menemukan bahwa pohon-pohon di Amazon mengalami pertambahan rata-rata 3,3% pada lingkar batang bagian dasar setiap dekade. Temuan ini memberi gambaran bahwa tidak hanya pohon-pohon besar yang tumbuh lebih cepat, tetapi juga pohon dari berbagai ukuran, sehingga mengindikasikan transformasi menyeluruh pada struktur hutan.

Studi ini merupakan hasil pemantauan jangka panjang terhadap 188 plot pengamatan di seluruh wilayah hutan hujan Amazon. Pengukuran berfokus pada area basal pohon, yaitu luas penampang batang di permukaan tanah. Data dikumpulkan sejak 1971 hingga 2015, meskipun tidak semua plot dipantau secara kontinu selama periode tersebut. Beberapa lokasi memiliki data pengamatan yang berlangsung hingga 30 tahun.

Para peneliti merancang studi ini dengan mempertimbangkan beberapa kemungkinan respons ekosistem terhadap peningkatan CO2. Salah satunya adalah skenario di mana hanya pohon-pohon besar yang memperoleh keuntungan karena akses yang lebih baik terhadap cahaya dan nutrisi. Kemungkinan lainnya adalah skenario di mana pohon kecil, karena keterbatasan sumber daya awal, justru paling diuntungkan. Alternatif ketiga, yang disebut sebagai “manfaat bersama”, menggambarkan situasi di mana seluruh pohon, baik besar maupun kecil, mendapatkan keuntungan dari kondisi atmosfer yang lebih kaya CO2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario ketiga lebih mencerminkan realitas di lapangan. Pohon-pohon dari semua ukuran mengalami pertumbuhan, termasuk pohon besar yang sebelumnya dianggap lebih rentan terhadap gangguan seperti kekeringan dan sambaran petir, asalkan berada di wilayah yang belum terdampak deforestasi. Tim peneliti yang terdiri dari hampir 100 ilmuwan tanaman tropis menyimpulkan bahwa efek stimulasi pertumbuhan akibat CO2 masih aktif dan berlaku luas di seluruh hutan yang tetap utuh.

Kecenderungan pertumbuhan yang merata ini menandakan bahwa hutan Amazon saat ini masih berfungsi sebagai penyerap karbon yang efektif. Pertumbuhan luas basal pada seluruh jenis pohon menunjukkan bahwa ekosistem ini mampu merespons perubahan atmosfer dengan cara yang memperkuat fungsi ekologisnya sebagai penyerap CO2.

Meski begitu, para peneliti memberikan catatan penting mengenai masa depan hutan ini. Meskipun hingga saat ini belum ada tanda-tanda penurunan luas basal pada plot yang diteliti, risiko perlambatan pertumbuhan dan peningkatan kematian pohon diprediksi akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang. Ancaman tersebut berasal dari kombinasi stres panas, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai yang kini semakin sering dan parah.

Sebagai tambahan, kemungkinan dominasi pohon besar atas pohon kecil juga menjadi perhatian. Jika tren ini berlanjut, struktur ekosistem bisa berubah, dan keseimbangan yang selama ini mendukung keanekaragaman hayati dapat terganggu. Hal ini memperkuat pentingnya menjaga hutan tetap utuh dari aktivitas manusia seperti penebangan liar dan alih fungsi lahan.

Menurut para peneliti, menjaga hutan tetap utuh adalah salah satu cara paling efektif untuk mempertahankan perannya dalam menyerap karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim buatan manusia. Selain itu, temuan ini semakin menegaskan betapa pentingnya hutan tropis seperti Amazon dalam strategi global mitigasi krisis iklim.

Temuan studi ini menunjukkan bahwa hutan hujan Amazon mengalami peningkatan ukuran pohon secara menyeluruh akibat peningkatan CO2 atmosfer, yang menciptakan lingkungan tumbuh yang lebih subur bagi seluruh jenis pohon. Hasilnya, pohon-pohon menjadi lebih besar dan menyimpan karbon dalam jumlah lebih besar, sekaligus memperlihatkan ketahanan hutan ini terhadap perubahan iklim dalam jangka pendek.

Akan tetapi para peneliti juga mengingatkan bahwa ketahanan ini bersifat sementara. Gangguan iklim yang terus meningkat, seperti kekeringan ekstrem dan badai, bisa mengubah arah pertumbuhan dan menyebabkan kerusakan ekosistem dalam waktu dekat. Menjaga hutan tetap utuh menjadi langkah kunci dalam mempertahankan fungsi ekologis Amazon sebagai penyeimbang karbon global.

Diolah dari artikel:
“Amazon rainforest trees are resisting climate change by getting fatter from CO2 in the atmosphere” oleh Sascha Pare.

Note: This article was made as part of a dedicated effort to bring science closer to everyday life and to inspire curiosity in its readers.

Link: https://www.livescience.com/planet-earth/climate-change/amazon-rainforest-trees-are-resisting-climate-change-by-getting-fatter-from-co2-in-the-atmosphere

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *