Sumber ilustrasi: pixabay
5 Mei 2025 17.15 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [05.5.2025] Dunia investasi global dikejutkan oleh pengumuman Warren Buffett, investor legendaris sekaligus CEO Berkshire Hathaway, yang menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan langsung dalam pertemuan tahunan perusahaan di Omaha, Nebraska, di hadapan ribuan pemegang saham yang hadir secara langsung. Setelah lebih dari enam dekade memimpin perusahaan dan menjadi simbol investor jangka panjang yang disiplin, Buffett akhirnya memutuskan waktunya telah tiba untuk memberikan tongkat estafet.
Buffett menyampaikan bahwa dirinya akan merekomendasikan kepada dewan direksi perusahaan agar Greg Abel, Wakil Ketua Berkshire Hathaway, ditunjuk sebagai CEO baru. Selama beberapa tahun terakhir, Abel telah menjadi kandidat utama penerus Buffett dan telah memimpin seluruh unit bisnis non-asuransi perusahaan. Walaupun penunjukan Abel sebenarnya telah lama dipersiapkan, transisi ini sebelumnya diperkirakan baru akan terjadi setelah kepergian Buffett secara permanen, mengingat Buffett selalu menyatakan tidak berencana untuk pensiun dalam waktu dekat.
Pengumuman ini muncul secara tiba-tiba pada akhir sesi tanya jawab yang berlangsung selama lima jam, tanpa adanya pertanyaan yang diajukan mengenai transisi kepemimpinan. Bahkan Abel sendiri, yang duduk di sebelah Buffett di atas panggung, tampak tidak mengetahui bahwa pengumuman tersebut akan disampaikan. Hanya dua anak Buffett, Howard dan Susie, yang telah diberi tahu sebelumnya oleh sang ayah. Setelah pengumuman, Abel kembali ke panggung tanpa Buffett untuk memimpin rapat formal tahunan perusahaan dan menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan.
Buffett juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjual satu pun saham Berkshire Hathaway yang dimilikinya. Dirinya menyampaikan bahwa keputusan tersebut merupakan pertimbangan ekonomi karena dirinya percaya bahwa kinerja Berkshire akan lebih baik di bawah kepemimpinan Abel. Kepercayaan ini dibuktikan dengan janji untuk tetap mempertahankan seluruh investasinya di perusahaan. Pernyataan ini disambut dengan tepuk tangan panjang dan berdiri dari ribuan investor yang hadir, sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian luar biasa Buffett selama masa kepemimpinannya.
Selama 60 tahun memimpin, Buffett berhasil menjadikan Berkshire Hathaway sebagai raksasa konglomerasi dengan rekam jejak kinerja yang luar biasa. Di bawah kendalinya, perusahaan mencatat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 19,9%, hampir dua kali lipat dari rata-rata indeks S&P 500 yang berada di angka 10,4%. Strategi investasinya begitu dihormati sehingga setiap keputusan pembelian saham yang dirinya lakukan bisa langsung memengaruhi pergerakan pasar karena banyak investor yang meniru langkahnya.
Meski banyak pihak percaya Abel memiliki kapabilitas manajerial yang baik, perhatian kini tertuju pada kemampuannya dalam mengelola keputusan investasi, sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama Buffett. Sebagian analis menilai bahwa walau Abel sangat mengenal perusahaan dan sudah lama bekerja bersama Buffett, kemungkinan besar dirinya tidak akan mampu mengalokasikan modal secara seagresif dan intuitif seperti Buffett. Namun, beberapa juga menilai bahwa Abel memiliki pendekatan yang lebih terstruktur dan mungkin akan lebih aktif dalam mengelola lini usaha Berkshire secara langsung.
Cathy Seifert dari CFRA Research berpendapat bahwa keputusan ini pasti bukan hal mudah bagi Buffett, namun lebih baik dilakukan dalam keadaan masih sehat dan secara sukarela. Dirinya memperkirakan perusahaan akan berusaha menjaga suasana “business as usual” dalam menghadapi masa transisi. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh investor Omar Malik dari Hosking Partners yang menyatakan bahwa dirinya tidak khawatir terhadap masa depan Berkshire di bawah Abel. Menurutnya, Abel telah mendapat banyak waktu dan pengalaman langsung bersama Buffett untuk memahami kompleksitas bisnis Berkshire.
Namun tidak semua pengamat terkejut dengan keputusan tersebut. Cole Smead dari Smead Capital Management mengungkapkan bahwa setelah menyaksikan penampilan Buffett dalam pertemuan itu, keputusan pensiun tampaknya masuk akal. Menurutnya, Buffett terlihat tidak setajam biasanya—terlihat dari beberapa kesalahan hitung dan kecenderungan keluar dari konteks pertanyaan yang diajukan. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi penghargaan terhadap warisan luar biasa yang telah dibangun oleh Buffett selama puluhan tahun.
Abel sendiri mendapat pengakuan luas di internal perusahaan. Banyak manajer bisnis dalam Berkshire menyatakan bahwa mereka harus sangat siap ketika berhadapan dengan Abel karena dikenal kritis dan penuh pertanyaan mendalam. Buffett sebelumnya juga mengatakan bahwa Abel kemungkinan akan menjadi manajer yang lebih aktif darinya dan bisa menggali lebih banyak potensi dari unit-unit usaha yang dimiliki Berkshire.
Meskipun Abel tidak memiliki kendali atas sekitar 30% saham seperti Buffett, namun kini dia memikul tanggung jawab besar sebagai penerus dari sosok yang selama ini menjadi “kompas moral” dan pemandu utama strategi perusahaan. Tantangan utama yang akan dihadapi adalah mempertahankan reputasi, kinerja, dan stabilitas Berkshire Hathaway dalam era pasca-Buffett.
Buah Pikiran
Keputusan Warren Buffett untuk mengundurkan diri pada usia 94 tahun, di tengah kejernihan berpikir dan masih kuatnya pengaruh seorang Warren Buffett, tampak bukan sekadar soal umur, tetapi mungkin juga bisa dipandang suatu cerminan bahwa dirinya telah sampai pada puncak pencapaian yang dipandang cukup. Di dunia yang terus mengejar kekayaan tanpa akhir, langkah Buffett ini seakan menjadi pernyataan diam: bahwa bahkan perjalanan yang paling luar biasa pun membutuhkan titik akhir yang disengaja. Selama lebih dari enam dekade, dirinya membangun Berkshire Hathaway bukan hanya menjadi perusahaan besar, tetapi menjadi simbol filosofi investasi jangka panjang yang berakar pada kesabaran, kejujuran, dan disiplin. Warren Buffet telah mengalahkan pasar, membentuk sejarah, dan membuktikan bahwa kekayaan sejati dapat diraih tanpa harus mengorbankan prinsip.
Menarik untuk direnungkan mengapa sekarang? Mengapa di saat tak ada desakan eksternal, tak ada krisis kesehatan besar yang diketahui, dan ketika para pemegang saham masih berdiri bersamanya? Bisa jadi, Buffett merasa telah menuntaskan misinya. Bisa jadi, dirinya telah menemukan ketenangan dalam melepaskan, sesuatu yang tak banyak orang kaya pernah pelajari. Atau mungkin, Warren Buffet ingin meninggalkan panggung besar dalam kondisi terbaik, bukan karena keharusan, melainkan karena pilihan. Bagi banyak orang yang mendambakan hidup seperti Buffett, pengunduran dirinya ini bukan hanya akhir kepemimpinan, melainkan juga suatu pelajaran mendalam. Bahwa kapan dan bagaimana kita tahu saat yang tepat untuk berhenti juga merupakan suatu keputusan yang bernilai. (NJD)
Sumber: Apnews