Laba-laba Diduga Gunakan Kunang-kunang Hidup sebagai Umpan untuk Memikat Mangsa Lain

Sumber ilustrasi: Freepik

1 September 2025 08.45 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Desanomia [01.09.2025] Dalam dunia predator nokturnal, strategi berburu yang digunakan sering kali mengandalkan keheningan dan kesabaran. Akan tetapi, temuan terbaru dari sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Animal Ecology mengungkap perilaku mengejutkan dari laba-laba jaring lembar (Psechrus clavis) yang tampaknya telah berevolusi untuk mengeksploitasi sinyal cahaya kunang-kunang demi keuntungan berburu. Peneliti mencatat bahwa laba-laba tersebut tidak langsung memangsa kunang-kunang yang terperangkap dalam jaring, melainkan membiarkannya tetap hidup dan bercahaya sebagai daya tarik visual bagi mangsa lain.

Fenomena ini pertama kali diamati di hutan subtropis Asia Timur, di mana laba-laba jenis ini membangun jaring tipis di dekat tanah. Saat jaring-jaring itu dipenuhi oleh kunang-kunang bercahaya, peneliti mencurigai bahwa cahaya tersebut dimanfaatkan sebagai alat pemikat alami. Dugaan ini kemudian diuji secara eksperimental melalui pemasangan lampu LED yang meniru cahaya kunang-kunang pada beberapa jaring laba-laba, sementara jaring lainnya dibiarkan kosong sebagai kontrol.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa jaring yang dilengkapi lampu LED menarik hingga tiga kali lebih banyak mangsa dibandingkan jaring biasa. Bahkan, jumlah kunang-kunang yang terjebak meningkat sepuluh kali lipat. Observasi video memperlihatkan bahwa ketika serangga seperti ngengat terperangkap, laba-laba langsung menyergap dan memakannya. Sebaliknya, kunang-kunang dibiarkan tergantung hingga satu jam, sesuai dengan durasi cahaya alami yang dipancarkan oleh betina dalam proses mencari pasangan.

Sebagian besar kunang-kunang yang tertangkap adalah jantan, yang kemungkinan besar tertarik oleh sinyal cahaya palsu tersebut, menyangka itu adalah betina. Para peneliti menduga bahwa laba-laba secara aktif memanfaatkan kesalahan persepsi ini untuk meningkatkan peluang mendapat mangsa tambahan. Penanganan yang berbeda terhadap kunang-kunang dan serangga lain menunjukkan bahwa laba-laba mampu mengenali jenis mangsa dan menyesuaikan perilaku berburu mereka berdasarkan isyarat visual seperti cahaya.

Studi ini juga memberikan perbandingan menarik dengan predator lain seperti ikan pemancing laut dalam yang menghasilkan cahaya sendiri untuk menarik mangsa. Berbeda dari itu, laba-laba jaring lembar tampaknya tidak mengembangkan bioluminesensi, melainkan mengeksploitasi cahaya alami dari spesies lain. Pendekatan ini menunjukkan tingkat adaptasi yang sangat tinggi dalam pola makan dan perilaku predator.

Penelitian ini membuka wawasan baru mengenai kompleksitas interaksi predator-mangsa di alam liar, khususnya di kalangan predator nokturnal yang pasif. Fakta bahwa laba-laba dapat memanfaatkan cahaya kunang-kunang untuk meningkatkan efisiensi berburu menunjukkan bahwa perilaku hewan liar sering kali jauh lebih canggih daripada yang dibayangkan sebelumnya. Adaptasi semacam ini memberikan gambaran bahwa seleksi alam tidak hanya membentuk morfologi atau kekuatan fisik, tetapi juga strategi manipulatif yang halus dan efektif.

Temuan ini berpotensi memperluas pemahaman tentang bagaimana sinyal-sinyal biologis dari satu spesies bisa menjadi celah yang dimanfaatkan spesies lain. Dalam konteks ekologi, studi ini menjadi contoh konkret bahwa predator tidak harus menjadi pencipta cahaya untuk dapat menggunakannya. Mereka hanya perlu menjadi pengamat yang cermat dan pemanfaat peluang yang cekatan.

Diolah dari artikel:
“Spiders seen keeping fireflies as glowing prisoners that draw more prey to their webs” Oleh Hannah Osborne.

Link: https://www.livescience.com/animals/spiders/spiders-seen-keeping-fireflies-as-glowing-prisoners-that-draw-more-prey-to-their-webs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *