Sumber ilustrasi: freepik
10 Mei 2025 14.50 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [10.5.2025] Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Jumat (9/5) mengemukakan bahwa tarif 80% atas barang-barang China “terasa tepat”, memberikan angka konkret sebagai alternatif dari tarif 145% yang sebelumnya di berlakukan pada barang impor asal China. Pernyataan ini muncul menjelang pembicaraan dagang yang akan diadakan pada akhir pekan ini di Swiss, yang melibatkan pejabat tinggi kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan kepala negosiator perdagangan AS, Jamieson Greer, dijadwalkan bertemu dengan He Lifeng, pejabat tinggi ekonomi China. Trump mengisyaratkan bahwa pembicaraan ini bisa menghasilkan kemajuan signifikan dalam meredakan perang dagang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, yang berdampak besar pada rantai pasokan global. Meski demikian dirinya menegaskan bahwa AS tidak akan menurunkan tarif sepihak dan menunggu adanya konsesi dari pihak China.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa angka 80% yang disampaikan Trump adalah angka yang “disebutkan oleh presiden” dan akan dievaluasi lebih lanjut berdasarkan hasil dari pembicaraan mendatang. Leavitt juga menegaskan bahwa Trump tidak akan mengurangi tarif tanpa ada timbal balik dari China. Dalam cuitan media sosialnya, Trump menegaskan pentingnya China untuk membuka pasar mereka kepada AS, seraya menyatakan bahwa pasar tertutup tidak lagi relevan di era perdagangan global saat ini.
Pertemuan ini juga akan mengangkat isu lain yang berkaitan dengan perdagangan antara kedua negara, salah satunya adalah perdagangan fentanyl. Trump telah menggunakan alasan ini untuk memulai pemberlakuan tarif tinggi pada barang-barang impor China, serta untuk mengkritik pengaruh negatif China terhadap peredaran zat terlarang di AS. Terkait hal ini, China dikabarkan akan mengirim pejabat tinggi keamanan publik untuk bergabung dalam perundingan.
Meskipun optimisme tentang pembicaraan ini ada, para analis memperkirakan bahwa penurunan tarif secara signifikan tidak akan mudah dicapai. Sebagai contoh, Ryan Majerus, seorang pakar ekonomi dari firma hukum King & Spalding, menyatakan bahwa meskipun ada kemungkinan penurunan tarif, setiap keputusan yang diambil kemungkinan akan sangat bergantung pada sejauh mana China bersedia melakukan konsesi. “Saya tidak melihat adanya jalan keluar yang mudah untuk kedua belah pihak,” ujarnya.
Trump, yang dalam beberapa kesempatan sebelumnya telah menunjukkan harapan untuk mengurangi tarif, menegaskan bahwa AS harus memastikan kesepakatan yang sangat menguntungkan bagi negaranya. Meskipun tarif 80% jauh lebih rendah dibandingkan tarif 145% yang diberlakukan sebelumnya, angka tersebut masih tergolong sangat tinggi dan jauh lebih tinggi dibandingkan tarif perdagangan global sebelum masa kepresidenannya, yang hanya sekitar 2-3%.
Selain itu, pengaruh tarif terhadap perekonomian AS sudah mulai dirasakan. Meskipun indeks saham AS pulih sebagian besar setelah penurunan signifikan pada Februari, pasar masih waspada terhadap kemungkinan dampak tarif lebih lanjut terhadap konsumen. Dalam analisis oleh Oxford Economics, penurunan tarif menjadi 80% akan menurunkan tarif impor efektif AS dari sekitar 22% menjadi 18%, yang masih lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pemerintahan Trump.
China, di sisi lain, juga menghadapi dampak dari perang tarif ini, dengan kebijakan balasan seperti pembatasan ekspor bahan baku penting dan peningkatan tarif terhadap barang-barang AS. Negara ini juga berupaya mengurangi dampak ekonomi dalam negeri, seperti penutupan pabrik dan kehilangan lapangan pekerjaan yang disebabkan oleh berkurangnya permintaan dari pasar AS.
Perundingan di Swiss akan dilanjutkan dengan harapan dapat menghasilkan peta jalan bagi kedua negara untuk menurunkan ketegangan yang ada. Guy Parmelin, Wakil Presiden Swiss yang juga bertindak sebagai Menteri Ekonomi, optimis karena kedua negara akhirnya bersedia melakukan dialog dan menyatakan bahwa meskipun jalan keluar pasti belum ditemukan, pertemuan ini adalah langkah maju untuk menurunkan ketegangan perdagangan global.
Buah Pikiran
Langkah Presiden Trump yang melemparkan angka 80% sebagai alternatif tarif atas China bisa dibaca sebagai strategi pembuka untuk mendorong hasil negosiasi yang lebih fleksibel. Meskipun secara nominal angka tersebut masih tinggi, sinyal perubahan sikap dari keras menjadi kompromis bisa membuka jalan bagi pengurangan eskalasi perang dagang yang telah berlangsung lama.
Akan tetapi keberhasilan pertemuan ini akan sangat bergantung pada kemampuan kedua negara untuk saling memberikan konsesi bermakna. Tanpa itu, usulan penurunan tarif tetap sebatas wacana, dan beban ekonomi akan terus dipikul oleh konsumen serta pelaku industri di kedua sisi. Dunia internasional pun menunggu langkah konkret yang bisa membawa stabilitas kembali ke perekonomian global. (NJD)
Sumber: Reuters