umber ilustrasi: pixabay
2 Mei 2025 15.00 WIB – Umum
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Desanomia [02.5.2025] Sebuah terobosan ilmiah mengungkap kemungkinan besar asal mula emas dan unsur berat lainnya di alam semesta. Dalam studi yang baru saja diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters, para ilmuwan mengidentifikasi ledakan ekstrem dari magnetar, bintang neutron bermagnet sangat kuat, sebagai sumber utama pembentukan emas di masa-masa awal kosmos, jauh lebih awal daripada yang selama ini diyakini.
Magnetar merupakan jenis bintang neutron dengan medan magnet ribuan kali lebih kuat dari bintang neutron biasa. Ketika terjadi “giant flare” akibat gempa bintang atau starquake, magnetar dapat memancarkan radiasi energi tinggi dan melontarkan materi dari keraknya ke ruang antariksa. Proses ini memungkinkan terjadinya rapid neutron capture process atau r-process, di mana inti atom ringan secara cepat menyerap neutron dalam jumlah besar dan berubah menjadi elemen berat seperti emas dan platinum.
Penelitian ini melibatkan analisis data selama dua dekade dari teleskop milik NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA), termasuk pengamatan terhadap flare besar magnetar terakhir yang terlihat dari Bumi pada tahun 2004. Saat itu, para ilmuwan mendeteksi sinyal gamma-ray kecil yang kini diyakini sebagai jejak pembentukan logam berat dalam peristiwa tersebut. Penemuan ini memperkuat teori bahwa magnetar memiliki peran penting dalam penyebaran awal elemen berat ke seluruh galaksi.
Tim peneliti, termasuk ilmuwan dari Louisiana State University dan Columbia University, memperkirakan bahwa magnetar bisa menyumbang hingga 10 persen dari semua unsur lebih berat dari besi yang terdapat di galaksi Bima Sakti. Hal ini menjawab salah satu pertanyaan besar dalam fisika dan kosmologi tentang bagaimana elemen-elemen berat dapat muncul sangat awal setelah Big Bang, sebelum sempat terjadi cukup banyak tabrakan bintang neutron yang sebelumnya diyakini sebagai satu-satunya penyebab.
Dalam konteks ini, proses pembentukan unsur melalui magnetar dapat dianggap sebagai bentuk ‘peleburan nuklir kosmik’ yang ekstrem dan sangat efisien. Para peneliti juga menjelaskan bahwa kepadatan neutron yang sangat tinggi dalam flare magnetar memungkinkan atom menyerap banyak neutron sekaligus, memicu reaksi berantai peluruhan nuklir, dan menyebabkan transformasi atom yang cepat melintasi tabel periodik—dari unsur ringan seperti besi hingga logam berat seperti emas.
Langkah berikutnya adalah menganalisis lebih banyak data flare magnetar dari arsip pengamatan terdahulu, serta melibatkan instrumen baru seperti Compton Spectrometer and Imager (COSI), teleskop sinar gamma yang dijadwalkan meluncur pada 2027. COSI akan memungkinkan para ilmuwan mempelajari fenomena energi tinggi, termasuk flare magnetar, secara lebih luas dan detail guna memperkuat pemahaman terhadap asal usul unsur berat di alam semesta.
Buah Pikiran
Penemuan ini menunjukkan kemajuan luar biasa dalam astrofisika modern dan membuka wawasan baru tentang sejarah kimiawi alam semesta. Bahwa emas, logam yang sejak dahulu dianggap simbol kekayaan dan kekuasaan, ternyata berasal dari ledakan bintang magnetik yang jauh di masa lalu, memberikan dimensi baru tentang asal-usul materi di sekitar kita. Hal ini juga menegaskan bahwa eksplorasi terhadap peristiwa ekstrem di luar angkasa adalah kunci untuk memahami fondasi unsur pembentuk planet, makhluk hidup, bahkan teknologi.
Lebih penting lagi, penelitian ini menjadi pengingat akan pentingnya kolaborasi ilmiah jangka panjang dan investasi dalam ilmu pengetahuan dasar. Data yang tampak kecil dan tidak signifikan 20 tahun lalu kini terbukti menjadi petunjuk penting bagi salah satu misteri terbesar dalam kosmologi. Oleh karena itu, masyarakat global perlu mendukung penelitian ilmiah lintas disiplin sebagai pilar penting dalam membangun pengetahuan, keberlanjutan, dan masa depan peradaban manusia. (NJD)
Sumber: Livescience